RAT dan Renovasi Hotel GKPRI Jawa Barat
Merespon pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pemerintah Indonesia mulai menerapkan pembatasan dengan kebijakan social distancing (jaga jarak sosial, menghindari kerumunan), lalu physical distancing (jaga jarak antar orang minimal 1,8 meter) sejak awal Maret 2020. Kebijakan itu telah menurunkan secara drastis aktivitas dan pergerakan orang di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya. Hal itu dapat dilihat dari menurunya jumlah penumpang pada berbagai sarana transportasi mulai dari pesawat terbang, kereta api, komuter, bus, dan busway, angkot, taksi online, bajaj, hingga ojek dan ojek online.
Pandemi Covid-19 juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data BPS menunjukan wisatawan asal China mencapai 2,07 juta orang pada tahun 2019, yang mencakup 12,8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19. Sepinya wistawan yang berkunjung ke Indonesia mengakibatkan okupansi hotel ikut terjun bebas pada angka 40 persen, tentunya hal ini akan berdampak pada kelangsungan bisnis perhotelan.
Pandemi Covid-19 lantas tidak membuat sebagian orang putus asa, seperti halnya yang dilakukan pengurus GKPRI Jawa Barat. Di tengah pandemi Covid-19 di mana beberapa bisnis hotel dan penginapan di Kota Bandung mengalami kelesuan, GKPRI Jabar justru mampu merenovasi unit usaha penginapan miliknya yang berlokasi di Jalan Lengkong Besar Kota Bandung.
Estimasi biaya renovasi wisma milik GKPRI Jabar ini diperkirakan sebesar Rp 5 miliar, biaya tersebut meliputi perbaikan gedung dan kelengkapan furniture pendukung. Yang cukup membanggakan adalah biaya renovasi wisma tersebut bersumber dari permodalan sendiri dan bantuan anggota, GKPRI Jawa Barat melakukan kemitraan dari pihak ketiga dalam soal pembiayaan renovasi itu.
Renovasi Wisma ini terpaksa dilakukan mengingat kondisi wisma yang sudah tidak layak lagi digunakan untuk penginapan. Selain itu, Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata banyak bermunculan hotel-hotel dan jenis penginapan lainnya sehingga menambah hiruk pikuk persaingan menjadi lebih sengit. Oleh karena itu apabila tidak dilakukan perbaikan sarana dan prasarana bisnis penginapan milik GKPRI Jabar dipastikan nantinya akan kalah bersaing dengan pelaku bisnis penginapan atau hotel lainnya.
Karena saat ini Wisma Lengkong/Hotel Lengkong GKPRI Jawa Barat telah dikepung oleh hotel berbintang dari segala penjuru arah. “Upaya renovasi dalam rangka meningkatkan performa unit usaha penginapan kita harapkan keberadaan wisma ini nantinya akan lebih diminati baik oleh anggota maupun non anggota. Kami berharap pandemi Covid-19 ini agar cepat berlalu agar geliat ekonomi kembali bangkit sehingga para pelaku usaha dapat memetik hasil dari kegiatan itu. Kami juga berterima kasih kepada anggota PKPRI yang telah memberikan bantuan permodalan sehingga renovasi ini dapat berjalan dengan baik,” ungkap Drs. H. Gunarto, SH. MH, Ketua GKPRI Jawa Barat, disela-sela RAT GKPRI Jawa Barat yang digelar di rumah makan Ponyo, Cileunyi, Bandung 3 Juni lalu.
Apresiasi RAT GKPRI Jabar
Semantara itu, Hasanuddin, BSy.SH, Bendahara IKPRI mengungkapkan IKPRI memberikan apresiasi atas terselenggaranya rapat anggota GKPRI Jawa Barat di tengah pandemi Covid-19. Dalam kesempatan itu, Hasanuddin mengulas masalah keanggotaan GKPRI Jawa Barat dimana pada akhir Desember 2020 tercatat jumlah anggota GKPRI Jawa Barat sebanyak 23 PKPRI. “Aspek kunci keberhasilan manajemen koperasi dalam menjalankan misi dan tugasnya adalah kejelasan dalam merumuskan tujuan koperasi. Perilaku organisasi koperasi akan sangat diwarnai oleh tujuan yang hendak dicapai dan norma-norma yang mengikat, manajemen koperasi harus menyadari bahwa sangat mungkin anggota memiliki persepsi nilai yang berbeda-beda. Terhadap besar kecilnya nilai kontribusi dan manfaat ekonomi dari anggota yang bersangkutan. Partisipasi anggota merupakan basis eksistensi koperasi, maka masalah manajemen keanggotaan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu pula upaya pembinaan terhadap PKPRI yang sakit menjadi tugas utama sekunder, sebagai bentuk tanggung jawab agar anggota kembali bangkit dalam mempertegas eksistensi GKPRI Jawa Barat menjadi wadah kebutuhan ekonomi anggota,” ungkap Hasanuddin.
Unit usaha yang dibesut GKPRI Jawa Barat hingga saat ini meliputi USP, SPBU Lingkar Selatan, Transportasi Tangki BBM, Hotel Lengkong, Wisma GKPRI, Rental Office, dan Reklame. Dari seluruh kegiatan usaha tersebut tahun 2020 telah mengantongi total pendapatan sebesar Rp 1,843 miliar. Atau meningkat dari total pendapatan tahun 2019 sebesar Rp 1,77 miliar. Meningkatnya jumlah pendapatan pada tahun 2020 disuport dari pendapatan lain-lain sebesar Rp 317 juta, sementara pendapatan lain-lain ditahun 2019 pada angka Rp 282 juta. Begitu pula dengan perolehan sisa hasil usaha (SHU), bila tahun 2019 SHU yang dihasilkan GKPRI Jabar sebesar Rp 222 juta, maka pada tahun 2020 naik menjadi Rp 231 juta. Terkait dengan jumlah aset tahun 2019 GKPRI Jawa Barat mencatatkan aset sebesar Rp 15,208 miliar, dan tahun 2020 menjadi Rp 15,318 miliar, terkerek naik dibanding tahun 2019.
(Edi Supriadi)
Komentar