Cooperatives Business Forum Hubungkan Koperasi dengan Program Makan Bergizi Gratis

Puluhan orang meriung di ruang tengah sebuah gedung di bilangan Petojo, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (11/12) lalu. Mereka adalah para pegiat koperasi dari berbagai daerah yang datang untuk perhelatan Cooperatives Business Forum (CBF), program pemberdayaan koperasi produsen besutan Kementerian Koperasi.


Pada acara tesebut, hadir 33 koperasi produsen dan 44 potensial buyer yang akan mengkreasi pasar bagi koperasi.  Dalam paparannya di hadapan para partisipan dan awak media, Asisten Deputi Pembaharuan dan Kemitraan Perkoperasian Destry Anna Sari mengemukakan, agenda Cooperative Business Forum 2024 menjadi bagian dari kegiatan pengembangan koperasi yang berkesinambungan. 

img-1733979613.jpg

Pada CBF kali ini, beberapa koperasi sukses melakukan MoU dan menjalin kemitraan bisnis dengan pelaku usaha lainnya. Destry berharap, koperasi-koperasi produsen yang hadir dalam forum ini dapat terdaftar di laman LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah) agar pangsa pasar dari produk mereka semakin luas.

Di forum ini, dilakukan juga penandatanganan MoU antara Koperasi Taruna Bina Mandiri dengan PT KSM Global Indonesia dengan nilai transaksi Rp12,4 miliar. Juga Koperasi Pemasaran Komoditi Kopi Papua (Koppa) dengan Koperasi Geopark Danau Toba dan Koperasi Masyarakat Danau Toba dengan nilai transaksi Rp 6 miliar.

Spada kesempatan yang sama, sekretaris menteri koperasi  Ahmad Zabadi mengapresiasi acara Cooperative Business Forum kali ini. Zabadi mengemukakan, CBF merupakan bagian penting dalam menyiapkan dukungan koperasi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).

 “Acara ini menjadi langkah strategis dalam menyiapkan koperasi untuk menjadi bagian penting dari ekosistem program MBG. Mereka siap menyuplai kebutuhan bahan pokok yang secara umum dapat menjadi upaya pemenuhan kebutuhan MBG,” papar Ahmad Zabadi.

Ditambahkan Zabadi, program MBG menjadi kesempatan emas bagi kalangan koperasi produsen untuk meningkatkan kapasitas usaha dan bisnisnya. Diperlukan upaya lanjutan agar koperasi dapat masuk dalam rantai pasok pada program tersebut. 

img-1733979449.jpg

“Kami di Kementerian Koperasi sangat berkepentingan untuk terus menerus mengembangkan kegiatan seperti ini karena bisa menjadi stimulan bagi perkembangan koperasi produsen, khususnya sektor pangan. MBG ini menjadi momentum yang sangat baik untuk koperasi bisa berkembang”.

Melalui program MBG dan berbagai inisiatif Business Matching yang dilakukan pemerintah, dapat menjadi bagian untuk meningkatkan kontribusi koperasi sektor riil terhadap perekonomian nasional. 

 “Kami ingin terus mendorong dan bahkan harus membalik profil koperasi di Indonesia agar koperasi di sektor riil lebih banyak dibandingkan koperasi di sektor pembiayaan karena sektor riil punya daya ungkit yang luar biasa dan lebih besar. Saya juga berharap, forum-forum business matching dapat terus dilakukan oleh banyak pihak termasuk oleh koperasi secara mandiri. Ini akan menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi koperasi terutama terkait masalah pembiayaan, pemasaran hingga fasilitasi peningkatan SDM koperasi,” pungkas Zabadi.

img-1733979419.jpg

Rustamaji, pegiat Koperasi Tani Pangan Lestari (KTPL) yang ditemui di acara tersebut, mengaku cukup terbantu dengan adanya acara CBF. KTPL, Koperasi dari Klaten, Jawa Tengah, itu memproduksi komoditas pangan bermutu yang dihasilkan oleh para petani anggotanya. Diantaranya adalah beras, kedelai hitam, hingga biji wijen. “Forum ini membantu kami dalam menemukan relasi pasar untuk produk-produk anggota kami. Kami berharap dapat berlangsung berkesinambungan,” papar Rustamaji. (Prio).  

Kategori
NASIONAL

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar