Polemik Seputar Larangan Masjid Berkoperasi


    “Saya selalu katakan masjid jangan berdagang atau berusaha. Pengalaman saya sebagai ketua masjid di Makassar, dua kali saya bikin unit usaha seperti koperasi dan usaha milik masjid, semuanya rugi, saya harus tanggung karena saya ketuanya. Semenjak itu saya tegaskan jangan masjid yang berdagang tapi jamaahnya yang berdagang, ucap Yusuf Kalla, ketika penandatangan nota kesepahaman antara Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Kantor BSI, The Tower Jalan Gatot Subroto, Jakarta, akhir September lalu.

    Sebelumnya, ketua Dewan Masjid (DMI) Jusuf Kalla meminta masjid tidak membentuk koperasi atau unit usaha. Menurutnya, berkaca dari pengalaman sebelumnya, setiap masjid membentuk koperasi atau unit usaha selalu berakhir dengan kerugian. Jusuf Kalla juga menyarankan agar 60 persen ceramah di masjid menekankan tentang akidah dan muamalah. Sisanya, membahas tentang ekonomi agar umat islam dapat bangkit. Kalla mengungkapkan pengembangan ekonomi umat islam melalui masjid sangat potensial, mengingat diperkirakan setiap hari jumat ada 100 juta umat yang beribadah di masjid seluruh Indonesia. Hal ini merupakan potensi pasar cukup besar bagi BSI.

    Ditanda tanganinya nota kesepahaman antara DMI dan BSI diharapkan pengurus masjid dapat bekerjasama dengan BSI, dengan memberikan wejangan kepada para jamaah mengenai metode dan tata cara bekerja sama dengan BSI. Jadi, BSI tidak menyasar masjidnya akan tetapi lebih kepada para jamaah, sehingga terjadi peningkatan ekonomi jamaah dan akan berdampak pula pada kemakmuran masjid itu sendiri. Karena para jamaah akan menyumbang ke kotak amal akan semakin besar dan partsisipasinya juga akan semakin besar pula.

    Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, menegaskan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur telekomunikasi dan informasi yang diperlukan guna mendukung transformasi digital. Ma’ruf Amin mendorong koperasi masa kini untuk beradaptasi dengan perubahan zaman serta melakukan transformasi digital. “Sudah saatnya koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan melakukan transformasi digital. Saudara-saudara harus mengubah citra koperasi menjadi modern dan baik dalam pengelolaan usaha, pelayanan anggota, serta akses pembiayaan,” kata Ma’ruf Amin dalam acara Peresmian Koperasi Modern, UMKM Tangguh dan Pariwisata Bangkit (2/10/2021). Seperti dilansir dari Kompas.

    Wapres Ma’ruf Amin berharap seluruh koperasi dan pelaku UMKM dapat terus berusaha dan mampu bangkit untuk menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Ma’ruf juga mengapresiasi adanya kegiatan pencanangan koperasi modern UMKM tangguh dan pariwisata bangkit guna mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional. Dukungan yang diberikan pemerintah dapat membangkitkan semangat koperasi di seluruh Indonesia dalam melakukan transformasi. Wapres berharap kegiatan ini menjadi terobosan untuk membangkitkan motivasi bagi seluruh koperasi dalam menerapkan tekonologi digital. Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM juga telah menargetkan terbentuknya 100 koperasi modern dan berbasisi digital di tahun 2021 ini.

       Pernyataan mantan Wakil Presiden segera saja memantik polemic di kalangan gerakan koperasi. Tak sedikit yang menuding Jusuf Kalla gagal paham soal koperasi serta membandingkan kiprahnya yang condong membela konglomerat ketimbang usaha rakyat semasa ia menjabat sebagai Wapres. Padahal, banyak koperasi berbasis masjid yang sukses di dalam dan luar negeri. "Banyak koperasi berbasis masjid yang berhasil menjalankan roda usaha secara profesional. Bahkan di Uni Emirat Arab juga koperasi masjid berkembang. Ini belum termasuk ekonomi berbasis masjid yang dikelola Muhamadiyah di Indonesia," papar Agus Budiono, pegiat koperasi dan praktisi usaha di Surakarta. 

    Tak sedikit juga masjid di berbagai daerah yang menggandeng koperasi syariah (Kopsyah) untuk menginisiasi koperasi berbasis masjid guna mengembangkan ekonomi ummat berbasis masjid. "Menurut saya pernyataan Pak Jusuf Kalla kontraproduktif dengan ikhtiar dan semangat memberdayakan ekonomi melalui koperasi," papar aktivis koperasi Suroto kepada WK (13/10) Ia menyarankan, agar setiap pejabat publik tidak menggunakan pengalaman kegagalannya dalam mengedukasi masayarakat tentang koperasi.

(Edi Supriadi)

Kategori
NASIONAL

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar