Mini Market Tosima Magelang
Kolaborasi empat koperasi di Magelang, Jawa Tengah lahirkan Tosima yakni gerai minimarket. Jumlah outlet saat ini belasan dengan transaksi miliaran dalam sebulan.
Koperasi sejatinya bermitra dengan koperasi lain untuk melahirkan inovasi terkini yang diperlukan. Seperti kolaborasi empat koperasi dengan pioneer KPRI Berkah Abadi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang mencetak mini market Tosima alias toko koperasi Magelang pada 18 Juli 2015.
Keempat koperasi pendiri Tosima yakni Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Berkah Muntilan, KPRI Sempulur Pakis, BMT Dana Barokah, dan KSPS Al Husna Borobudur. Hal itu diungkapkan Direktur Tosima Sujadi yang juga menjadi Ketua KPRI Berkah Abadi, Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah seperti dilansir suara merdeka.
''Awalnya saya dan Pak Ali punya keinginan bagaimana menghidupkan koperasi, sejak 2015,'' terang Sujadi.
Gagasan mendirikan Tosima muncul, kata Sujadi karena pengurus dan anggota koperasi yang ditutup bingung memilih jenis usaha. ‘’Setelah penutupan 159 koperasi, para pengurus dan angggotanya bingung mau usaha apa. Kalau mau ‘jual uang’ atau buka koperasi simpan pinjam persaingan cukup berat. Sehingga, waktu itu kami terbesit bagaimana jika koperasi yang masih bertahan ini digerakkan, melalui toko-toko yang selama ini berjalan tidak mulus,’’ jelasnya.
Koperasi-koperasi yang masih ada dan memiliki toko atau bergerak di bidang ritel diajak ‘kulakan bareng’ atau belanja bersama di Tosima. “Dengan kulakan bareng, tentu kami mendapat harga lebih murah dan kami berhasil menyuplai 3.500 item barang ke toko yang kami kelola bernama Toko Koperasi Magelang."
Alasan lain berdirinya Tosima yakni adanya sertifikasi guru. Pasalnya, anggota KPRI Berkah Abadi yang dipimpin Sujadi semuanya guru. "Sejak 2015 guru menerima tunjangan sertifikasi dalam jumlah cukup besar. Akhirnya pada 2015 diwacanakan melalui rapat anggota tahunan (RAT) KPRI dan mulai 2 Januari 2016 melakukan ekspansi ke luar kecamatan."
Setelah diputuskan dalam RAT KPRI, pada awal Desember 2015 Tosima melakukan distribusi barang ke beberapa toko. Baru pada Januari 2016 Tosima di-launching dan mulai membuka dua toko warung serba ada (waserda) di kantor Dinas Pendidikan Magelang dan di Sudimoro, Kecamatan Srumbung.
"Waktu itu pasar tradisional banyak yang bubar sejak adanya Toko Laris di Muntilan, sehingga banyak warung yang kulakan dagangan di Toko Laris. Pedagang Srumbung kami cegat untuk berbelanja di koperasi,'' tuturnya.
Dalam perjalanan yang lumayan singkat, Tosima berkembang secara cepat dan kini telah memiliki 13 cabang dengan jumlah karyawan 66 orang. Gerai Tosima tersebar di Kecamatan Srumbung, Ngluwar, Dukun, dua di Muntilan, Sawangan, Borobudur, Salaman, Sawitan (Mungkid), Candimulyo, Ngablak, dan dua gerai di Kecamatan Salam.
Omset Sebulan Rp 1,95 Miliar
Dikatakan Sujadi transaksi di setiap outlet saat ini mencapai Rp 5 juta perhari. Sehingga omset sebulan mencapai Rp 1,95 miliar. Ke depan Tosima mart ditargetkan bisa mencetak angka penjualan Rp 10 juta perhari.
"Kami di sini tidak mencari keuntungan besar, namun merata untuk anggota koperasi sehingga harga barang di minimarketnya juga bisa lebih bersaing," jelas Sujadi.
Karena hanya mengambil keuntungan dalam jumlah kecil, transaksi di gerai Tosima mart, kata Sujadi, terbilang lebih murah ketimbang ritel modern. Selain aksi ambil keuntungan yang sedikit, kulakan dagangan Tosima juga lebih murah.
Uniknya, dari 13 gerai Tosima, sembilan diantaranya saat ini sudah menggunakan aplikasi internet. "Melalui aplikasi ini, kami bisa memantau stok barang yang sudah terjual, transaksi, dan pendapatan. Dengan begitu, tanpa harus diorder bisa langsung mengirim barang ke tiap toko,"
Tosima juga masih membuka peluang bagi mitra yang ingin bekerjasama dengan modal awal Rp 120 juta. Investasi tersebut digunakan untuk pengadaan peralatan seperti cctv, rak, AC, aplikasi dan Rp 300 juta untuk pengadaan barang dagangan. ''Ke depan kami menerima produk lokal yang distandarkan, misalnya saja makanan peyek dan ceriping yang lolos uji Tosima dan diberi label Tosima," terang Sujadi. Lainnya, jumlah outlet Tosima dipacak 20 gerai pada penghujung tahun ini.
“Rencana ke depan Tosima mart tidak hanya di Kabupaten Magelang. Perusahaan akan terus berekspansi memberikan informasi tentang bisnis ritel berlandaskan koperasi ini, dan bagi yang berminat bisa langsung bergabung membuka toko baru. Sejauh ini di Kendal mau buka 20 toko, Demak juga berminat, kemudian menyusul Rembang dan Jepara. Sehingga harapan kami semua kabupaten dan kota di Jawa Tengah ada Tosima Mart,” terang Sujadi.
Langkah lain yang akan dilakukan adalah mengenalkan Tosima ke generasi milenial dengan merekrut karyawan dari generasi muda, seperti lulusan SMK dan sarjana. “Bahkan, kami juga mengusulkan kepada Dinas Koperasi dan UKM baik kabupaten atau provinsi agar membuat program pembinaan bagi lulusan sekolah untuk membuat produk industri rumahan. Apabila layak dan izin lengkap bisa dipasarkan di Tosima Mart,” imbuhnya. (Susan/foto istimewa)
Komentar