Menyoroti Ekonomi Indonesia dalam Pandemi Covid-19

  •          Oleh : Prof. Dr. Agustitin Setyobudi

            img-1587193451.jpgPandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda berakhir. Diperkirakan, kerugian akibat  dampak COVID 19 akan berdampak pada Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021. Menurut World Bank dalam laporannya menyebut berbagai upaya yang dilakukan dalam mencegah persebaran virus baik secara global maupun domestik akan mengurangi tekanan terhadap permintaan global, harga komoditas, perdagangan internasional hingga pariwisata dan sentimen bisnis global serta pertumbuhan.

            Penilaian mereka bahwa pertumbuhan investasi akan melambat akibat adanya fluktuasi pada perdagangan yang menyebabkan kepercayaan investor menjadi lebih rendah. Namun kendati demikian, ongkos kredit yang lebih murah serta usulan reformasi ekonomi diharapkan bisa mendukung proses pemulihan.

            Pertumbuhan belanja pemerintah diproyeksi bakal menguat, dengan besarnya paket stimulus fiskal yang digelontorkan dalam meredam dampak virus corona. Di tengah penurunan tajam pertumbuhan dan perdagangan global, ekspor dan impor Indonesia diperkirakan akan terkontraksi untuk kedua kalinya.

            Setidaknya Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pun diproyeksi akan melebar dari 2,5 persen terhadap PDB menjadi 2,7 persen terhadap PDB lantaran pendapatan dari pariwisata yang merosot tajam.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, bahwa pulihnya perekonomian Indonesia pada tahun depan dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja termasuk Perpajakan yang dimungkinkan akan mengalami toleransi dari pemerintah.

            Penjelaskan kondisi Covid-19 terhadap perekonomian global menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap masih stabil.

            Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di kisaran 2,3 persen. Bahkan skenario terburuknya bisa menyentuh negatif 0,4 persen.


            Dengan demikian secara otomatis akan menghantam pertumbuhan ekonomi
bahkan penyebaran Virus Corona yang masif di Indonesia membuat penurunan pada aktivitas perekonomian kita.

            Hal ini terjadi pada berbagai sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. “Konsumsi rumah tangga turun, bisa mencapai 2,60 persen, termasuk tingkat investasi juga turun.

            Dalam sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terutama rumah tangga uang kekurangan akansangat rentan*

            Penurunan lainnya terjadi pula pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajibanya pada pembaharuan..

            Kondisi demikan itu membuat NPL kredit perbankan untuk UMKM dapat meningkat secara signifikan. Sehingga berpotensi semakin memperburuknya kondisi perekonomian.

            Ditambah lagi pelemahan perekonomian juga berdampak ke sektor korporasi dan sektor keuangan yang lain.Sektor korporasi terganggu aktivitas ekonominya yang paling rentan yakni di bidang manufaktur, perdagangan, dan transportasi.

            Terganggunya aktivitas bisnis tersebut akan menurunkan kinerja bisnis sehingga menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan bahkan mengalami ancaman kebangkrutan. Selanjutnya yang terjadi di sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan berpotensi mengalami persoalan likuiditas. Akibatnya akan terjadi depresiasi rupiah volatilitas pasar keuangan dan capital flight.

Diprediksi Ekonomi Indonesia Baru Akan Pulih dari Corona Tahun 2021

            Gambaran Pertumbuhan Ekonomi, menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 akan tertahan. Sebagai akibat dsri meluasnya penyebaran virus corona yang belum nampak jelas.

            Jadi melihat prospek pertumbuhan ekonomi domestik 2020 akan tertahan akibat meluasnya COVID-19.

Selanjutnya pada awalnya virus ini terjadi di Tiongkok dan kemudian menyebar ke banyak negara termasuk Indonesia. Sehingga menjadi pandemik global. Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait berkomitmen akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk memonitor dinamika penyebaran COVID-19. Termasuk dampaknya terhadap perekonomian kita.

            Langkah kebijakan akan di lakukan pemerntah untukm menjaga tetap kondusifnya aktivitas perekonomian sehingga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.

            Perekonomian Indonesia akan kembali meningkat pada 2021 dan menguat dalam jangka menengah. Aapalagi ditopang oleh tiga elemen penting yakni sinergi, transformasi, dan inovasi. Sinergi kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas terkait akan terus diperkuat dan menjadi unsur sangat penting untuk menjaga ketahanan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonmi.kita ke depan. (*)

*) Guru Besar Perekonomian Indonesia dan Koperasi

Kategori
WACANA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar