Koperasi Sektor Riil Benteng Ekonomi Rakyat

Dua hari lalu ( 10 - 11/5) telah dihelat Rapat Anggota Nasional ( RATNAS ) Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR), di Hotel Orchard Industri, Jakarta. Hadir dalam rapat itu, 10 anggota primer koperasi dan 8 organisasi pendukungnya serta 4 organisasi peninjau.

img-1683953590.jpg

RATNAS adalah forum tertinggi koperasi INKUR dan merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan INKUR Federation sebagai induk dari primer koperasi koperasi anggotanya. Dalam kegiatan ini diputuskan berbagai kebijakan penting organisasi. 

INKUR merupakan organisasi koperasi yang bergerak di sektor riil (non keuangan) yang terdiri dari Koperasi Konsumen, Koperasi Pertanian dan Koperasi Jasa non keuangan. INKUR adalah anggota persekutuan koperasi dunia ( International Cooperative Aliance/ICA) satu satunya dari Indonesia yang berkantor pusat di Belgia. 

Menurut Ketua INKUR Federation, Yohanes De Deo Widyastoko, koperasi sektor riil yang bernaung di bawah INKUR memiliki arti penting untuk membangun benteng ekonomi masyarakat. "Selain itu, melalui gerakan koperasi sektor riil yang dikembangkan INKUR diharapkan dapat menjadikan masyarakat Indonesia yakin bahwa kita dapat membangun ekonomi domestik terutama pangan yang selama ini diabaikan" papar Widyastoko.

img-1683953636.jpg

Keberadaan INKUR juga penting untuk membangun kepercayaan masyarakat bahwa koperasi bukan hanya dapat berkembang di sektor keuangan seperti yang menjadi imej koperasi di Indonesia selama ini.   

INKUR dan Koperasi Sektor Riil anggotanya, sebagai gerakan sebetulnya telah dimulai sejak 10 tahun silam. Gerakan Koperasi Sektor Riil ( GKSR) ini dimulai dari rekomendasi konggres Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis ( AKSES) yang dirintis sejak 2011 oleh pendirinya Drs. Robby Tulus, tokoh koperasi Internasional. Namun INKUR baru mendapatkan badan hukum resmi pemerintah Indonesia sejak 2017. 

Dalam sambutanya Robby Tulus, selaku penasehat mengingatkan  tentang pilar penting keberhasilan koperasi yang bertumpu pada pendidikan, keswadayaan, solidaritas, inovasi dan persatuan. "Demokrasi ekonomi hanya bisa berhasil kalau ada kematangan filosofis dan praktek nyata yang dibangun dengan partisipasi anggota yang berproses secara terus menerus melalui pendidikan berkelanjutan," papar Robby.

Narasumber lainny, Dr. Yudi Latif, mengakui bahwa koperasi adalah jantung dari praktek Pancasila dan koperasi dianggap sebagai bentuk partisipasi ekonomi dan kemanusiaan sekaligus. 

Dalam kegiatan Forum Terbuka juga hadir Maria Magdalena Sigalinging dari Nusa Academy yang berbicara tentang arti penting inovasi di bidang teknologi agar tidak mati. Hanna Keraf dari Krealogi /Du Anyam,  memaparkan arti penting kerjasama antara lembaga lembaga inovatif dalam bidang bisnis sosial dan komunitas.

Sementara Yohana Tamara dari Kalara Borneo mengupas arti penting pengembangan produk produk lokal dan pemberdayaan masyarakat melalui koperasi.  

Setelah RATNAS berakhir, di hari kedua, dilanjutkan dengan kegiatan kunjungan lapangan ke M Bloc Space, sebagai ruang kreatif pemasaran produk lokal, ke pabrik kertas PT. Gaya Sastra Indah dan Perpustakaan Baca Di Tebet untuk menjajagi peluang kerjasama.*

(Suroto,Chief Executif Officer / CEO INKUR Federation)

Kategori
NASIONAL

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar