Ferry Juliantono : "Potensi Besar Koperasi Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional"
Pemerintah memandang koperasi memiliki potensi besar penggerak ekonomi nasional. Hal itu dikemukakan oleh Wakil Menteri Koperasi RI Dr.Ferry Juliantono, dalam pidato sambutan pada acara Rapat Anggota - Rencana Anggaran dan Belanja Induk Koperasi Pegawai RI (IKPRI), 13 November lalu.
Pidato Ferry Juliantono, sekaligus menunjukkan wawasan lebih yang dimiliki oleh birokrat Kementerian Koperasi yang berlatar praktisi dan aktivis koperasi kali ini, termasuk pengetahuannya ihwal Koperasi Pegawai RI.
"Pada akhir tahun 2023, tercatat jumlah KPRI di Indonesia sebanyak 12.570 dengan jumlah anggota perorangan 1,6 juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia serta total aset Rp.36,2 Triliun dan perputaran usaha Rp.24,6 Triliun. Jumlah ini menunjukkan bahwa KPRI memiliki peran yang cukup besar dan berpotensi dalam mengembangkan usaha dan mendorong perekonomian di Indonesia," papar Ferry.
Ditambahkan, IKPRI sendiri tercatat beranggotakan 7.727 Primer Koperasi, 174 PKPRI, dan 29 GKPRI, dengan total aset Rp.211 Miliar, dan perputaran usaha Rp.13,4 Miliar.
Sebagai Induk Koperasi (sekunder Koperasi) IKPRI selain menjalankan usahanya sebagai Koperasi, juga diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada Koperasi Anggotanya, baik dalam pelatihan dan pengembangan sistem digital, juga dalam jaringan usaha Koperasi.
IKPRI dapat berperan sebagai distributor utama bagi Koperasi Anggotanya atau sebagai mitra dalam ekosistem bisnis koperasi yang saling menguntungkan, sebagaimana prinsip koperasi yaitu kerjasama antar koperasi. Bukan hal yang mustahil bagi KPRI-KPRI yang ada di Indonesia dapat meningkatkan skala ekonomi dan memiliki daya saing yang tidak kalah dari badan usaha lainnya, mengingat besarnya kontribusi yang diberikan.
Koperasi Miliki Potensi Besar sebagai Penggerak Perekonomian Nasional.
Walaupun faktanya harus kita akui, di usia koperasi yang sudah memasuki usia 77 tahun, jumlah koperasi yang mencapai lebih dari 130.000 unit, dan kontribusi koperasi terhadap PDB yang baru mencapai 5,5%, koperasi di Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup serius dan belum mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap perekonomian nasional.
Oleh karena itu, Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, Bapak Presiden sudah membuat visi misi strategis yang dituangkan dalam Asta Cita. Dari Asta Cita tersebut, setidaknya koperasi dapat berperan di 3 dari 8 asta cita, yaitu: Asta Cita ke-2: swasembada pangan, Asta Cita ke-3: pengembangan industri agromaritim, dan Asta cita ke-5: industrialisasi dan hilirisasi.
Kementerian Koperasi telah menyusun langkah strategis untuk mewujudkan hal tersebut, yaitu akan berfokus memperbaiki ekosistem perkoperasian di Indonesia dengan melakukan tiga upaya mendasar, yaitu:
Rebranding koperasi, modernisasi branding koperasi untuk memperluas partisipasi masyarakat untuk berkoperasi, terutama gen-z;
Digitalisasi koperasi, meningkatkan efisiensi operasional serta memperluas jangkauan layanan koperasi melalui adaptasi teknologi; dan Penguatan tata kelola dan Pengembangan SDM koperasi, restrukturisasi lembaga dan bisnis koperasi untuk memperkuat ekosistem perkoperasian, serta melakukan upskilling dan reskilling untuk meningkatkan kecakapan anggota koperasi.
Selain itu, di tahun 2025 setidaknya ada 12 program yang akan dijalankan oleh Kementerian Koperasi, yaitu:
1. Supply Bahan Pokok dan Makanan untuk Makan Bergizi Gratis, dimana koperasi berperan aktif untuk menyediakan kebutuhan bahan baku/supply;
2. Penyaluran Pupuk melalui koperasi, untuk memutus rantai distribusi dan menyediakan pupuk murah bagi petani anggota koperasi;
3. Penyelesaian Tunggakan KUT (Hapus Buku dan Hapus Tagih;
4. Penyaluran Beras, yang diantaranya untuk mendukung program MBG;
5. Revitalisasi KUD, untuk mengaktifkan kembali dan pengembangan KUD eksisting agar lebih berdaya saing;
6. Penguatan Produksi Tekstil oleh koperasi, utamanya yang memproduksi pakaian anak-anak;
7. Supply Bahan Baku Perumahan Rakyat untuk mendukung program penyediaan rumah bagi masyarakat;
8. Pengelolaan Sumur Minyak Rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang;
9. Produksi Minyak untuk Rakyat, sebagai alternatif minyak murah dan berkualitas;
10. Produksi Energi Biomassa, dimana koperasi di dorong untuk lebih memperhatikan lingkungan dalam menjalankan usaha;
11. Supply Susu Nasional, uuntuk mendorong peningkatan ekonomi anggota koperasi peternak sapi;
12. Pengembangan Koperasi Ojek Online
Kami mohon support dan dukungan dari semua pihak, kita semua harus berusaha agar koperasi tidak hanya menjadi alternatif ekonomi, tetapi benar-benar menjadi kekuatan ekonomi rakyat.
"Dengan kebangkitan koperasi, kita bisa mencapai stabilitas ekonomi dan ketahanan nasional yang kokoh dan berkelanjutan. Saya mengajak seluruh pihak untuk bekerja bersama, meningkatkan peran koperasi, dan menjadikannya ujung tombak pertahanan ekonomi negara kita menuju Indonesia Emas yang sejahtera, maju, dan mandiri," pungkas Ferry Juliantono.(*)
Komentar