Tujuh Tahun IMFEA ; Refleksi, Tantangan, dan Jalan Panjang Perjuangan"


 Bertempat di Gedung Kospin Jasa di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (20/5) lalu, sembilan orang duduk meriung mengelilingi meja persegi panjang. Diantara mereka adalah Ahmad Subagyo, Elan Nurhadi, Aslichan Burhan, Bagus Aryo, Armanto Witjaksono, Rieska Suryani, Han Hwa, dan Ilham Nasai.

Obrolan mengalir, diselingi canda yang memantik tawa. Ya, tahun ini genap tujuh tahun Indonesian Microfinance Experts Associations (IMFEA) dideklarasikan. Alhasil, ada sukacita sekaligus setumpuk harapan bagi sebagian pendiri yang berkesempatan ngariung hari itu.

IMFEA dideklarasikan di Kuala Lumpur, Malaysia, usai menuntaskan acara MICROFINANCE SUMMIT 2017 yang dihelat oleh The World Bank. Di acara penting itu, berbagai praktek model bisnis keuangan mikro di dunia dipaparkan dalam symposium.

Sektor layanan keuangan yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk usaha mikro, terus berkembang dan bertumbuh signifikan satu dekade terakhir. Salah satu katalisnya adalah masifnya digitalisasi di berbagai sektor, termasuk keuangan.

Simposium Microfinance Summit tahun 2017 di Kuala Lumpur, merupakan acara penting. Mampu menyatukan para pemangku kepentingan dalam sektor keuangan mikro. Mulai dari para praktisi, akademisi, pembuat kebijakan, dan organisasi non-pemerintah.

Tujuan utama dari simposium itu, adalah membahas perkembangan, tantangan, dan peluang dalam industri keuangan mikro. Sejumlah poin penting dari simposium tersebut sangat relevan sebagai acuan dalam implementasi di lapangan.

Salah satu tema sentral dari simposium ini adalah ihwal Inklusi Keuangan. Dibutuhkan upaya-upaya untuk memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan formal.

Pada poin ini, diskursus mengerucut pada cara-cara untuk meningkatkan akses terhadap layanan keuangan, seperti tabungan, kredit, dan asuransi untuk individu dan usaha kecil. Selanjutnya adalah Teknologi dan Inovasi dalam Microfinance.

Para peserta membahas peran teknologi dalam mengubah lansekap keuangan mikro. Inovasi-inovasi yang kini kian populer seperti mobile banking dan fintech, dianggap sebagai alat yang potensial untuk memperluas jangkauan layanan keuangan mikro hingga ke daerah terpencil dan kurang terlayani.

Lalu Studi Kasus dan Best Practices. Para partisipan dari berbagai negara, berbagi pengalaman, termasuk institusi keuangan mikro dari berbagai negara. Berkisah pengalaman dalam mengimplementasikan program keuangan mikro yang berhasil. Menarik mencermati paparan studi kasus dari Bangladesh, India, dan Filipina. Ternyata, model-model bisnis yang berbeda dapat diadaptasi untuk mencapai kesuksesan.

Pendekatan Holistik juga menjadi topik bahasan menarik. Pendekatan holistik dalam microfinance, menggabungkan layanan keuangan dengan layanan non-keuangan secara sinergis. Pendidikan keuangan dan pelatihan keterampilan, dibahas dalan topik ini.

Pendekatan ini dianggap dapat meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program microfinance. Tak kalah menarik adalah soa' Regulasi dan Kebijakan. Apalagi kalau bukan menyoal Peran Pemerintah.

Diskusi mengenai peran pemerintah dalam mendukung perkembangan sektor keuangan mikro sangat menonjol. Ada kesamaan pandangan, bahwa kebijakan yang mendukung, regulasi yang jelas, dan lingkungan yang kondusif dianggap esensial untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.

Perlindungan Konsumen menjadi isu menarik dalam simposium. Isu perlindungan konsumen mengambil titik tekan pada pentingnya regulasi untuk melindungi nasabah dari praktik-praktik yang merugikan, seperti penipuan dan suku bunga yang terlalu tinggi.

Peluang dan Tantangan Masa Depan, ini sebuah keniscayaan. Salah satu tantangan utama yang berhasil diidentifikasi adalah akses terhadap sumber pendanaan yang berkelanjutan untuk institusi keuangan mikro. Banyak institusi kesulitan mendapatkan modal untuk memperluas operasi mereka.

Selanjutnya, ihwal Kolaborasi dan Kemitraan. Pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, pemerintah, dan organisasi internasional, untuk menciptakan sinergi dalam memajukan keuangan mikro sebagai salah satu solusinya.

Adapun Rekomendasi dan Kesimpulan dalam Microfinance Summit 2017, antara lain tentang urgensi Penguatan Infrastruktur. Ditekankan perlunya penguatan infrastruktur keuangan dan teknologi untuk mendukung pengembangan microfinance. Ini termasuk peningkatan jaringan komunikasi dan akses internet di daerah pedesaan.

Pengembangan Kapasitas, perlunya mengembangkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan. Ini penting untuk memastikan bahwa institusi keuangan mikro dapat beroperasi secara efisien dan efektif.

Sustainable Practices.Penekanan pada praktik-praktik berkelanjutan yang tidak hanya berfokus pada profitabilitas tetapi juga pada dampak sosial dan ekonomi jangka panjang.

Simposium Microfinance Summit 2017 di Kuala Lumpur menciptakan platform penting untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta membentuk jaringan yang kuat di antara para pemangku kepentingan. Hasil dari simposium ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan sektor keuangan mikro, khususnya di Asia dan kawasan lainnya.

IMFEA lahir, diantaranya dinafasi oleh semangat mengelaborasi gagasan-gagasan dan praktek terbaik keuangan mikro di berbagai negara.

Mengusung rekomendasi gagasan-gagasan hasil symposium, antara lain mendukung Pembangunan ekosistem infrastruktur keuangan mikro, pengembangan kapasitas, regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan keuangan mikro.

Setelah tujuh tahun, berhasil kah? Diskursus dengan rendah hati menyimpulkan, bahwa ikhtiar yang telah dilakukan tmasih belum optimal. Upaya advokasi kebijakan, pengembangan infrastruktur, pengembangan kapasitas (capacity building), misalnya, masih terus dilakukan.

Meskipun demikian, sejumlah karya tetap layak dicatat. Penanda 7 tahun IMFEA selama melangkah.

a. Bidang Pendidikan dan Pelatihan. IMFEA telah melahirkan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Keuangan Mikro dan Perkoperasian berbasis online.

Lembaga ini diberi nama IMFEA INSTITUTE Perkembangan dan Pertumbuhan LSP MI dapat di akses di link: https://imfea-institute.com/

b. Bidang Sertifikasi Kompetensi IMFEA telah melahirkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia Bersama Yayasan Briliant Indonesia Gemilang (YBIG) dengan mendirikan PT. Sertifikasi Microfinance Indonesia Gemilang (SMIG) pada tahun 2021https://lspmicrofinanceindonesia.co.id/

c. Bidang Pengembangan Layanan Teknologi Informasi IMFEA telah mendirikan Perseroan untuk mengembangkan Teknologi Informasi layanan core system untuk Keuangan Mikro. Profil usaha dapat di akses di https://isso.co.id/

d. Bidang usaha Layanan Keuangan Mikro IMFEA telah mendirikan PILOT PROJECT Lembaga keuangan Mikro Syariah di Pekalongan, Adapun Perkembangan usaha ini dapat di akses lewat https://kasuwari.com/ dan Pengembangan Pilot Project untuk Koperasi Multi Pihak (KMP) dapat di akses lewat https://aryadhana.id/

e. Bidang Penelitian dan Advokasi IMFEA telah mendirikan dan mengelola Jurnal Nasional dan Jurnal International. Perkembangan kegiatan di unit ini dapat di akses lewat Imfea Publishing | Indonesian Micro Finance Expert Association

f. Bidang advokasi IMFEA telah memberikan dukungan dan inisiasi pendirian Asosiasi Lembaga Keuangan Mikro Seluruh Indonesia (ASLINDO), yang telah berdiri pada tahun 2022. Klik beritanya di sini: Lembaga Keuangan Mikro (LKM/LKMS) Seluruh Indonesia Sepakat Menghimpun Diri (wartakoperasi.net) IMFEA juga terlibat aktif dalam penyusunan SKKNI LKM, klik beritanya di sini: Pertemuan Harmonisasi Rancangan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di Bidang Lembaga Keuangan Mikro - IMFEA - Indonesian Micro Finance Expert Associations.

Pasca PEMILU 2024, IMFEA perlu berbenah diri dan menyiapkan agenda-agenda lanjutan untuk menguatkan Gerakan Keuangan Mikro di tengah masyarakat dalam rangka meningkatkan LITERASI dan INKLUSI KEUANGAN kita. IMFEA akan membangun Kantor Jasa Audit (KJA) dan Lembaga pemeringkatan Keuangan Mikro berstandar Internasional.

Perjalanan dan perjuangan IMFEA masih akan panjang dan menantang. Sekaligus memagnetisasi figur-figur dan entitas terbaik dan peduli urgensi keuangan mikro dalam membantu mensejahterakan masyarakat, bangsa, dan negara. Semoga.(*)

Kategori
DINAMIKA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar