Progres Pusat KSU DKI Jakarta
Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap gerakan koperasi. Forum rapat anggota sebagai bentuk pertanggung jawaban pengurus kepada anggota, mengelola koperasi dalam kurun waktu satu tahun. Anggota akan melihat kinerja koperasi apakah terjadi peningkatan atau tidak terkait dengan bidang usaha dan organisasi.
Sukses suatu koperasi harus diukur dari tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. To promote the members economic (mempromosikan ekonomi anggota) dalam arti meningkatkan atau perbaikan keadaan ekonomi yang telah dan sedang terjadi.
Maju dan berkembangnya koperasi tidak semata-mata berada di tangan pengurus, sebagus apa pun pengurus memoles koperasi tanpa adanya partisipasi anggota sebagai pemilik, mustahil koperasi akan berkembang. Dukungan anggota sangat mutlak diperlukan.
“Ada dua momen penting yang akan kita bahas dalam penyelenggaraan rapat anggota tahunan (RAT) Pusat Koperasi Serba Usaha (KSU) DKI Jakarta pada hari ini. Yang pertama, membahas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas Tahun Buku 2021, dan kedua mengesahkan dan mensetujui rencana kerja dan rencana anggaran dan pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK) Pusat KSU DKI Jakarta Tahun Buku 2023,” papar Hj. Dina Latifah, Ketua Umum Pusat KSU DKI Jakarta.
Dipaparkan Dina, pengurus telah mengirim buku laporan RAT kepada seluruh anggota, dan pengurus yakin dan percaya anggota telah mempelajari dan menelaah isi dari buku LPJ tersebut. Tahun 2021 masih masa Pandemi Covid-19, sangat bepengaruh terhadap perkembangan usaha Pusat KSU DKI Jakarta. “Tapi, dengan semangat kerja yang penuh amanah, alhamdullilah tidak terjadi pengurangan karyawan maupun pemotongan gaji, Pusat KSU DKI Jakarta berjalan seperti biasa,” ungkap Hj. Dina Latifah dalam sambutan RAT Pusat KSU DKI Jakarta, 5 Nopember lalu di Kantor Pusat KSU DKI Jakarta, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Lini usaha yang dikelola Pusat KSU DKI Jakarta terdiri dari simpan pinjam, penjualan gas elpiji, dan pengadaan briket batubara. Perkembangan unit usaha briket batubara tahun 2021 tidak banyak mengalami perubahan dan tetap berjalan. Demikian juga hubungan kemitraan dengan PT. Bukit Asam (Persero) tetap terbina dengan baik dan saling percaya. PT Bukit Asam dengan Pusat KSU DKI Jakarta merupakan salah satu penyalur pertama briket batubara. “Sejak akhir tahun 2020 kami selaku Direktur Pusat KSU DKI Jakarta melakukan negosiasi ulang terkait sistem pembayaran dari inden/cash keras menjadi pembayaran di akhir bulan setelah barang diambil. Kebijakan tersebut terasa berat bilamana pembayaran piutang konsumen mengalami keterlambatan, maka solusi yang kami tempuh adalah melakukan penjualan tunai kepada pelanggan baru dan melakukan negosiasi ulang dengan pelanggan lama mengenai jangka waktu pembayarannya. Sedangkan pembelian briket batubara kepada PT. Bukit Asam tetap dilakukan sesuai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Namun, ketika Pusat KSU DKI Jakarta kekurangan pembayaran melakukan pinjaman sementara kepada pihak Bank BRI, atau pinjaman antar unit usaha yang ada,” ungkap Yani, Direktur Pusat KSU DKI Jakarta.
Selain itu, Direktur Pusat KSU DKI Jakarta juga melakukan penetrasi pasar sehingga terbuka ceruk pasar baru pelanggan briket batubara. Strategi lain yang dilakukan adalah mengoptimalkan dan membina pasar yang sudah ada dan melakukan pendekatan kembali dengan pelanggan yang telah putus hubungan dengan Pusat KSU DKI Jakarta.
Tahun 2021 omset usaha briket batubara ini sebesar Rp 4,940 miliar, atau turun dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 6,121 miliar. Penurunan omset briket batubara ini disebabkan terjadinya pandemi Covid-19, dimana para pelanggan melakukan pengurangan waktu produksi bahkan ada yang menutup usahanya untuk sementara.
Penurunan omset tidak hanya terjadi pada unit usaha briket batubara tetapi juga dirasakan pada unit gas elpiji, dimana pada tahun 2020 omset gas elpiji mampu membukukan omset mencapai Rp 8,635 miliar. Namun pada tahun 2021 hanya mencetak omset diangka Rp 6,564 miliar. “Penurunan jumlah omset memang dirasakan semua unit usaha yang dikelola Pusat KSU DKI Jakarta, ini akibat rentetan pandemi Covid-19. Terutama unit usaha gas elpiji penurunan omsetnya mencapai empat puluh persen, ukuran gas yang kami sediakan itu terdiri dari 50 Kg, 12 Kg, 5 Kg, dan ukuran 3 Kg. Kami melihat fenomena akhir-akhir ini sepertinya banyak orang-orang kaya yang pura-pura miskin, dimana kebanyakan rumah makan/restoran tidak lagi menggunakan gas ukkuran 50 Kg akan tetapi beralih ke gas 5 atau 3 kg.” Kata Hj. Dina Latifah.
Sementara itu, tahun 2021 Pusat KSU DKI Jakarta membukukan total aset sebesar Rp 5,755 miliar, terkerek naik bila dibandingkan nilai aset tahun 2020 yaitu sebesar Rp 5,157 miliar. Kenaikan nilai aset Pusat KSU DKI Jakarta ini diperoleh dari kompensasi dari SHU ke simpanan dan cadangan KSU Anggota. Pengurus berharap kepada anggota agar pembayaran simpanan wajib tidak lagi melalui kompensasi SHU tetapi cash sehingga akumulasi modal usaha terus meningkat sekaligus menambah dana segar. (Edi Supriadi)
Komentar