Mengunjungi Pesona Jembatan Cinta

img-1634627431.jpg                         

                               

                                 Oleh : Edi Supriadi 


     Sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 4 ke level 3 oleh pemerintah seiring melandainya pandemi Covid-19 di setiap daerah, membawa dampak cukup signifikan bagi perkembangan ekonomi.

     Geliat ekonomi itu nampak terlihat di obyek wisata Jembatan Cinta atau lebih dikenal wisata hutan bakau/mangrove, berlokasi Desa Segara Jaya Kecamatan Taruma Jaya Kebupaten Bekasi. 

img-1634627508.jpg

     Lala seorang penjual kuliner olahan ikan dan kepiting tersenyum sumringah, ketika banyak wisatawan mampir ke warungnya untuk membeli dagangannya. Senyuman sumringah dari wajahnya itu menggambarkan rasa gembira yang dirasakan, maklum saja sejak terjadinya pandemi Covid-19 ia tidak dapat berjualan akibat lokasi obyek wisata itu ditutup. Sejak saat itu Lala tidak lagi menerima pemasukan dari hasil penjualan warungnya, “Alhamdulillah sejak awal bulan September tempat wisata ini sudah dibuka dan saya sudah bisa jualan lagi, sehingga ada pendapatan masuk meskipun belum sepenuhnya ketika sebelum terjadinya pandemi Covid-19,” kata Lala. Sebelum masa pandemi covid-19 warung kulinernya mampu memberikan pendapatan Rp 2 juta perhari. 

img-1634627573.jpg

     Rahmat pemilik perahu wisata merasakan hal sama dengan Lala, ketika obyak wisata ramai dikunjungi wisatawan, ia bisa meraup pengahasilan Rp 800 ribu/hari. Dari hasil perahu wisata yang banyak disewa oleh wisatawan, semenjak pandemi Covid-19 tak ada lagi wisatawan yang datang akibat ditutup obyek wisata itu, sehingga ia beralih berprofesi sebagai tukang ojek untuk bisa bertahan hidup. Rahmat melayani para wisatawan yang ingin menikmati indahnya pemandangan hutan bakau di kawasan Sungai Jingkem yang masih satu lokasi dengan area wisata Jembatan Cinta. 

img-1634627637.jpg

    Para wisatawan cukup merogoh kocek sebesar Rp 25 ribu (pulang pergi) untuk membayar perahu menuju ke Sungai Jingkem, selain menikmati indahnya hutan bakau wisatawan juga di ditawarkan aneka hidangan seperti ikan gurame bakar, bawal, bandeng, dan aneka hidangan lainnya. Harganya yang ditawarkan pun tak terlalu mahal alias harga ekonomi cukup membayar Rp 180 ribu untuk pertiga orang kita sudah dapat menikmati hidangan bawal laut bakar, bandeng bakar dan anek minuman dan makanan lainnya yang cukup membikin perut kenyang.  

img-1634627684.jpg

     Objek wisata ini berada di dalam kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PPRM) Bekasi.  Bagi warga kota besar seperti Jabodetabek dan sekitarnya, rekreasi akhir pekan biasanya lekat dengan mall atau hiburan di kota lainnya. Meski tidak banyak, namun sebenarnya ada sejumlah destinasi wisata alam yang bisa ditemukan disini. Jembatan Cinta letaknya memang tidak terlalu mudah dijangkau karena akses jalan yang terbatas. Namun, ada banyak daya tarik tersembunyi di tempat wisata sederhana ini. 

     Letaknya berada diperkampungan nelayan yang tidak pernah sepi dari aktivitas bahari. Wisatawan bisa membeli hasil laut segar langsung disini. Kawasan ini juga memiliki beragam warung makan yang menyajikan aneka hasil laut, itulah kenapa kawasan wisata ini juga populer sebagai destinasi rekreasi dan piknik keluarga. Salah satu kuliner khas di area Jembatan Cinta adalah pecak bandeng. Bandeng bakar yang disajikan dengan sambal kecap dan nasi putih hangat rasanya lezat saat disantap bersama kerabat sambil menikmati indahnya hamparan hutan bakau. 

img-1634627848.jpg

     Posisinya cukup tinggi sehingga membentuk terowongan untuk jalan lintasan perahu di bawahnya. Penampakannya memang sangat sederhana Jembatan Cinta terbuat dari susunan kayu yang diberi cat warna-warni terasa indah dipandang mata. Terlebih dari atas jembatan pengunjung dapat melihat panorama sekitar dengan leluasa, karena penampilannya yang berwarna-warni, jembatan ini seringkali dijadikan spot foto yang menarik. Sambil menikmati hembusan angin pantai yang hangat pengunjung dimanjakan oleh pemandangan hutan bakau, tambak udangm dan perahu aneka warna yang beteberan di atas air. 

     Sudah merasakan melintasi Jembatan Cinta? Kini saatnya menikmati keindahan hutan mangrove dari dekat, wisatawan bisa menyusuri jembatan yang melintasi kawasan hutan perlahan-lahan. Kegiatan jalan kecil ini sangat cocok untuk melepas lelah. Kebanayakan masyarakat mungkin mengenal Bekasi sebagai sentra industri. Namun diujung utara Bekasi ternyata masih menyimpan pesona alam yang menarik untuk dikunjungi. Objek wisata hutan mangrove dan jembatan cinta Tarumajaya yang menjadi ekowisata dengan beberapa daya tarik. 

img-1634627877.jpg

     Nama jembatan cinta sebenarnya adalah nama yang disematkan oleh warga sekitar sebagai pengelola objek wiata ini. Sesuai lokasinya jembatan ini memiliki nama asli Jembatan PRPM sebagai tempat rekreasi, banyak pengunjung muda yang datang bersama pasangannya kemari. Itulah kenapa kemudian jembatan ini disebut sebagai jembatan cinta. Jembatan kayu yang juga menjadi dermaga untuk perahu-perahu yang merupakan saran untuk memudahkan kegiatan restorasi hutan mangrove. 

     Restorasi hutan diperlukan untuk mengembalikan dan menjaga fungsi hutan mangrove dikawasan pantai ini. Pemandangan hutan mangrove yang kembali hijau pun dapat difungsikan juga sebagai ekowisata mangrove yang menarik banyak pengunjung. Berbagai kegiatan seru dapat dilaukuan para wisatawan yang berlibur ke objek wisata Jembatan Cinta ini.  

     Bagi wisatawan yang membawa kendaraan mobil atau sepeda motor tak perlau khawatir. Wisatawan dapat menemukan area parkir, toilet umum, kios, warung makan, dan mushola, penginapan sederhana pun tersedia disini. Yang menarik adalah setelah berwisata ke kawasan hutan mangrove bersama keluarga, dapat memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bagaimana cara melestarikan alam. Terutama pinggiran pantai agar terhindar dari abrasi air laut. Bagi yang ingin menikmati indahnya kawasan hutan bakau sekalhus menghilangkan rasa bosan dan stres, tidak salahnya untuk mencoba berekreasi ke Jembatan Cinta ini. Tiket masuknya hanya Rp 2.500/per orang dan tiket parkir kendaraan mobil Rp 10.000,- dan sepeda motor Rp 2.500, silahkan mencoba.(*) 


Kategori
JEDA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar