Jajaki Kerjasama Mobil Listrik dari Tiongkok

Mobil listrik menjadi salah satu peluang bisnis di Tiongkok yang bisa dilirik koperasi. Opportunity tersebut yang ingin dieksplorasi pakar perkoperasian Prof Agustitin Setyobudi melalui lawatannya pada pertengahan November lalu.


Tiongkok saat ini menjadi kiblat perdagangan di dunia. Tidak heran jika negeri Tirai Bambu ini menjadi kompas baru bisnis di tingkat global termasuk dalam bidang transportasi ramah lingkungan (green energy). Tak mau kalah dengan Jepang, Tiongkok juga menggenjot industri transportasi. Salah satunya kendaraan listrik seperti motor dan mobil. Guna menarik konsumen, harga mobil listrik buatan Cina dibandrol lebih murah. Demikian diungkapkan parak perkoperasian tanah air Prof Agustitin Setyobudi.

"Harga mobil listrik dibandrol lebih rendah atau relatif sama dibandingkan mobil bensin. Namun analis industri mengetakan pemilik mobil yang mengemudikan kendaraannya setidaknya 16 ribu kilometer dalam setahun akan dapat menghemat biaya jangka panjang. Karena biaya perawatan dan pengisian daya lebih terjangkau," jelas Agustitin.

Prof Agustitin mengunjungi pabrik mobil listrik pada 19 November 2019. "Pagi ini saya melihat langsung pabrik mobil listrik milik Huaihai International Development Corporation dari Huaihai Holding Group. Onderdil mobil listrik ini dikelola pegawai negara." 

Ditambahkan Agustitin pabrikan mobil listrik tersebut telah mengekspor ke Amerika, Jerman, Rusia, India, Korea Selatan, Jepang, Brazil, Argentina, Ethiopia, Afrika Selatan, Filipina, dan 65 negara lain. Korporasi ini telah banyak menang tender di Afrika Timur. Salah satu rahasia sukses perusahaan ini, kata Agustitin, yakni memahami karakter budaya di negara mitra. 

"Sebagai pemain utama, perusahaan ini menjadi penggerak utama strategi "belt and road". Mereka berusaha memahami budaya, hukum, dan lingkungan bisnis mitra sebagai pondasi kerjasama. Termasuk koperasi di tanah air seperti Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia." 

Menurut Agustitin mobil listrik dengan teknologi ramah lingkungan menjadi salah satu peluang bisnis bagi koperasi di tanah air termasuk IKPRI dalam mewujudkan pengembangan komplementer di Indonesia. "Kerjasama koperasi dengan korporasi ini tentunya dilakukan sebagai upaya berbagi pencapaian."

Dalam kesempatan tersebut Prof Agustitin juga mencoba beberapa jenis mobil listrik. Ia menyetir sendiri mobil listrik dengan didampingi pegawai perusahaan.

Susan

Kategori
NASIONAL

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar