Sempit Lahan Tetap Produktif dengan Hidroponik
Hampar selada dan kangkung itu begitu hijau, segar membelai mata. “Instalasi” lahan sayuran itu seolah mengapung di atas permukaan tanah. Ditopang pipa-pipa paralon dengan saluran irigasi yang nyaris tak terlihat. Menegaskan kesan rapi, resik, sekaligus cantik. Itulah hidroponik!
Itu kebun milik Sapto Prayitno, pada sebuah lahan seluas 600 meter persegi di kawasan Kadisoka, Purwomartani, Kalasan, Yogyakarta.
Kebun Sapto memasok komoditas hidroponik macam selada, kangkung, pakcoy dan lain-lain di kisaran harga Rp 10 ribu – 25 ribu per kilogram. “Di kebun saya, permintaan paling banyak adalah selada,” papar Sapto, jebolan Agronomi (Budidaya Pertanian) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kepada WartaKoperasi melalui pesan singkat, Jumat (24/8) lalu.
Pemilik CV. Sapto Bumi Hidroponik (2015) ini, malahan menggeluti hidroponik dan mulai melayani permintaan konsumen sejak 2007 (Hidrogroup Indonesia). Salah satu produk unggulan besutan CV. Sapto Bumi Hidroponik yang menjadikan namanya populer adalah produk nutrisi hidroponik GoodPlant. Produk ini tersedia di toko benih dan nutrisi yang juga dikelola Sapto.
Mengapa hidroponik? Selain tidak lebih efisien dari segi waktu dan kebutuhan lahan, SDM yang dibutuhkan juga tidak banyak. Bagi pemula sekalipun, sistem hidroponik yang serba terkontrol, sangat memudahkan untuk ditekuni. Umumnya, komoditas pertanian yang sering menggunakan sistem hidroponik adalah tanaman sayur jenis daun.
Bandingkan dengan cara bertani konvensional yang menuntut waktu dan tenaga lebih besar untuk olah tanah, penyemaian dan penanaman, hingga perawatan dan pasca panen. Keunggulan lain, teknik hidroponik bisa dilakukan di banyak tempat tanpa terlalu tergantung pada luas lahan.
Apa kendala selama ini? “Karena saya belum menggunakan greenhouse, jadi faktor cuaca, hama, dan penyakit tanaman masih berpengaruh”. Menurut Sapto, setiap jenis tanaman memiliki hama yang berlainan. Selada, misalnya, rawan digerogoti ulat dan belalang. “Kami atasi secara manual, diambil dengan tangan. Tanpa pestisida,” terang Sapto.
Keberadaan greenhouse untuk budidaya hidroponik skala industri terbilang cukup penting. Sebagai negara tropis dengan intensitas hujan dan panas matahari tercurah sepanjang tahun, sinar matahari memanaskan instalasi yang berdampak pada daun tanaman menempel rusak dan berpotensi gosong. Ini belum termasuk serangan ulat dan cendawan. Green house menjadi salah satu solusi efektif. Jika dirasa terlalu mahal, terlebih bagi pemula, jaring paranet yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari sebesar 60% juga bisa dipilih.
Kursus Online
Tak ada istilah terlambat dalam belajar bertani, termasuk hidroponik. Banyak petani maupun korporasi berbasis produksi hidroponik yang menghelat aneka kursus hidroponik. Terlebih di era digital, ketika transfer ilmu tak lagi terlampau terkendala oleh jarak dan waktu.
GOODPLANT, misalnya, mengadakan pelatihan online dengan durasi selama dua bulan. Mentoring Hidroponik Online namanya. Merupakan pelatihan hidroponik secara online via grup WhatsApp. Sangat praktis untuk peminat di seluruh Indonesia.
“Kami mengadakan sejumlah pelatihan dengan tarif dan fasilitas yang memadai. Diantaranya Pelatihan Dasar (Rp 350 ribu), Pelatihan Online (Rp 300 ribu), Pelatihan Privat (Rp 2,5 juta), serta Pelatihan Industri Kecil (Rp 2,5 juta),” papar Sapto.
Durasi masing-masing pelatihan berbeda. Pelatihan dasar hanya membutuhkan waktu satu hari, sudah termasuk konsumsi, file materi, starter kit (bahan praktik), plus bimbingan pasca pelatihan selama dua bulan.
Pelatihan Online berdurasi lebih panjang, yaitu selama dua bulan dengan 3 starter kit. Untuk Pelatihan Privat dilakukan 1-2 hari termasuk bimbingan pasca pelatiha selama dua bulan. Adapun pelatihan Skala Industri dilakukan selama 2 hari sudah termasuk penginapan di hotel plus konsultasi pasca pelatihan.
Mentoring akan diadakan setiap hari untuk mengetahui proses dari pembenihan hingga panen secara online. Tidak hanya itu, peserta kursus juga bisa menjadi bagian dari keluarga besar Almuni Mentoring Hidroponik Online. Alhasil, progres selama kursus hingga penerapannya di lapangan oleh masing-masing peserta akan terus terpantau. Konsistensi dan mood untuk terus berkembang bersama, terus terpacu. Tertarik? Yuk, kursus dan praktik hidroponik!(PRIONO/FOTO ISTIMEWA)
Komentar