KUD Koto Salak - Berkali Kali Berprestasi
KUD Koto Salak tahun ini terpilih kembali menjadi koperasi berprestasi tingkat nasional. Penghargaan kali kedua menjadi kebanggaan semua.
Nama KUD Koto Salak kembali masuk daftar koperasi berprestasi tingkat nasional. Koperasi yang berlokasi di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat itu tercatat sudah dua kali terpilih sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional.
KUD Koto Salak memperoleh penghargaan pertama kali tingkat nasional sekitar lima tahun lalu yakni 2013 saat perayaan hari koperasi nasional digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahun ini KUD ini kembali lagi masuk dalam deretan koperasi berprestasi.
“Keberhasilan KUD Koto Salak meraih penghargaan koperasi berprestasi tingkat nasional ini, tidak lain adalah berkat perjuangan, kerja sama dan kegigihan anggota dan pengurus dalam bekerja,” terang Ketua KUD Koto Salak, H Moh Yunus seperti dirilis harianhaluan.com.
Bermula dari Petani Kelapa Sawit
KUD Koto Salak didirikan oleh petani-petani kelapa sawit yang tergabung dalam sejumlah kelompok pada 1991. Kemudian mereka membentuk koperasi untuk meningkatkan posisi tawar atau bargaining position. Pada tahun yang sama KUD ini memperoleh badan hukum. Namun perjalanan koperasi tidak mulus.
“Awalnya kantor KUD berada di camp atau mes perkebunan kelapa sawit. Dan secara perlahan KUD Koto Salak mulai bangkit menjadi koperasi kelapa sawit yang diperhitungkan di kabupaten Dharmasraya,” tutur Yunus.
KUD ini kemudian memperoleh sertifikat klasifikasi dari Dinas Koperasi Perekonomian dan Perdagangan Dharmasraya dengan nilai A pada tahun 2004.
Penghargaan demi Penghargaan
Setahun kemudian koperasi ini memperoleh penghargaan sebagai koperasi berprestasi dari Pemkab Dharmasraya. Nyatanya penghargaan dari Pemkab Dharmasraya tersebut motivasi pengurus dan anggota koperasi untuk lebih baik. Tahun 2009 koperasi ini terpilih sebagai koperasi berprestasi tingkat kabupaten dan provinsi.
“Hal tersebut dapat dibuktikan atas pencapaian dalam meraih penghargaan koperasi berprestasi dari Pemkab Dharmasraya dan Pemprov Sumbar pada 2009. Kemudian meraih penghargaan UMKM koperasi berprestasi jenis produsen tahun 2013,” terang Yunus.
Dengan terpilihnya KUD Koto Salak sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional, maka prestasi KUD Koto Salak sudah lengkap mulai dari level kabupaten, provinsi, dan nasional. Penghargaan diserahkan langsung oleh Presiden RI di Lombok, NTB.
Tidak berhenti dengan raihan sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional tahun 2013. Dua tahun kemudian yakni pada 2015, KUD Koto Salak meraih penghargaan dari Dinas Koperindag Dharmasraya sebagai KUD terbaik. Bukan hanya itu, KUD Solok juga menerima penghargaan dalam kegiatan pertemuan nasional sawit Indonesia yang digelar di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.
Multi Bisnis
Prestasi demi prestasi yang diraih membuat pengurus koperasi kian percaya diri dan kian matang dalam mengelola koperasi. Koperasi ini terus melakukan inovasi dengan melakukan ekspansi usaha.
Awal berdiri KUD Koto Salak yang kini beranggotakan 280 petani sawit hanya mengelola lahan sawit, kini koperasi ini sudah mempunyai multi bisnis. Seperti unit simpan pinjam (USP), transportasi, waserda (warung serba ada), dan unit usaha alat-alat berat.
“Unit usah alat berat ini kami buka karena banyak permintaan dari anggota agar jalan-jalan sekitar perkebunan diperbaiki, sehingga transportasi pengangkutan TBS (tandan buah segar) lebih gampang."
Saat ini KUD mengelola lahan sawit seluas 600 hektar. Perputaran uang dari bisnis lahan sawit berkisar Rp 2,5 sampai Rp 3 miliar. Jumlah lahan yang dikelola koperasi, kaya Yunus, menurun dari 750 hektar menjadi 600 hektar. Pengurangan lahan itu disebabkan lahan yang ada diberikan kepada transmigran. Karena lokasi kebun sawit ada di daerah transmigran.
Namun demikian, dalam waktu dekat, anggota KUD Koto Salak akan memperoleh dana hibah dari badan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit (BPDPKS) Pusat senilai Rp 25 juta per hektar. Sekaligus pelatihan kepada anggota koperasi yang akan menerima dana hibah tersebut.
“Anggota yang akan mendapatkan dana ini adalah anggota yang memenuhi kategori dan persyaratan yang diberikan oleh BPDPKS.”
Meski lahan sawit mengalami penyusutan, KUD Koto Salak memperoleh pemasukan dari unit usaha lain yang dikembangkan. Seperti unit simpan pinjam (USP) dengan pengguliran kredit mencapai ratusan juta rupiah.
”Kini KUD Koto Salak telah memiliki berbagai fasilitas untuk menjawab keluhan anggota, baik di lapangan maupun terhadap persoalan keuangan. Setidaknya saat ini KUD Koto Salak telah mengucurkan ratusan juta dana dalam bentuk simpan pinjam anggota."
Bentuk pinjaman yang diberikan terbilang variatif. Seperti pinjaman haji dengan plafon kredit antara Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. “Alhamdulillah saat ini ada 20 jamaah haji pada 2018 ini."
Tahun lalu aset bisnis KUD Koto Salak sudah mencapai Rp 8 miliar dengan omset bisnis sebesar Rp 8 miliar. Sedangkan perolehan sisa hasil usaha (SHU) tahun 2017 mencapai Rp 170 juta atau naik ketimbang tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 150 juta. Progres perkembangan kinerja koperasi tersebut dilaporkan pengurus dalam rapat anggota tahunan tahun buku 2017 yang berlangsung pada akhir Februari 2018.
Kontribusi Sosial
Selain fokus pada bisnis, KUD Koto Salak juga aktif memberikan donasi sosial. “Waktu gempa beberapa waktu lalau, kami bersama-sama membangun kembali masjid dan musala yang rubuh, bahkan mendirikan beberapa masjid baru,” ujar Yunus seperti dikutip innews.com.
Di bidang pendidikan, dalam tiga atau empat tahun terakhir KUD Koto Salak juga terjun di bidang pendidikan dengan mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kurnia Koto Salak. “Kenapa kami terjun? Karena di sini masih banyak yang beranggapan kenapa harus sekolah tinggi tinggi, ujung-ujungnya biaya sekolah juga, karena itu pendidikan agak tertinggal disini."
Saat sekolah berdiri jumlah murid hanya delapan orang. Kini jumlah murid MTS Kurnia sudah 200 siswa. “Lalu kami coba cari tanah dan kami juga mewakafkan satu hektar lahan. Dan sekarang muridnya sudah berjumlah 200 orang."(Susan/FOTO ISTIMEWA)
Komentar