Koperasi KKGJ : Optimalisasi Partisipasi Anggota


Rapat khusus Rencana Kerja dan Rencana Pendapatan dan Belanja (RK-RAPBK) Tahun Buku 2021 tanggal 26 Nopember 2020, di Gedung KKGJ Jakarta Timur, Koperasi Keluarga Guru Jakarta bertekad mengoptimalkan partisipasi Anggota.


                    Dua dasar penting dalam berkoperasi, konstitusi dan kedua institusi, dijadikan KKGJ dalam menghelat roda organisasi dan usaha. “Dasar konsitusi, seperti telah disampaikan panitia, bahwa langkah kita melakukan kegiatan menggunakan sistim online atau virtual yaitu mengacu Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 19 tahun 2015 bab 5 pasal 16.” Ungkap Dakso Sartono, MPd, Ketua Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) dalam sambutannya.

                    Sesuai Keputusan Menkop UKM N0. 19 Tahun  2015 semua koperasi sudah boleh melaksanakan kegiatan rapat anggota sudah harus dilakukan secara online. Dalam situasi normal, sebelum digelarnya perhelatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) terlebih dahulu dilaksanakan kegiatan pra RAT dengan tradisi  safari ke masing-masing Komisariat di 43 kecamatan.

                    Antara pra RAT dan RAT menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bagian integral dalam tradisi KKGJ. Pengurus  secara massif bertemu dengan para anggota  secara virtual ini adalah sebagian besar telah mendapat legitimasi, puncaknya koordinasi menentukan bahwa frame keuangan RAPBK itu sah untuk dijalankan pada tahun 2021.

                    Tahun 2021 diharapkan Covid-19 sudah tidak ada lagi dan KKGJ tegak berdiri kembali untuk memberikan kesempatan para anggota  berpartisipasi. Diakui secara fakta, dari jumlah anggota yang sekian puluh ribu, yang berpartisiapsi aktif hanya 30%.

                    Pada tahun 2021 program kerja memuat upaya meningkatkan jumlah partisipasi aktif anggota itu pada angka 40%.  Bila program kerja tersebut mampu terealisasi maka KKGJ akan mampu meraup SHU Rp 10 miliar. Oleh karena itu pengurus selalu memberikan motivasi dan semangat kepada anggota. “Marilah anggota secara berbondong-bondon menncintai lembaga secara bersama, KKGJ itu rumah besar kalau bukan anggota yang mencintai siapa lagi,” imbuh Dakso.

img-1610433438.jpg

                    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta, Nahdiana, menegaskan konsep gotong royong koperasi dan usaha anggota memakmurkan usaha-usaha koperasi, organisasi. “Berawal dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Yang nanti secara siklus kembali kepada anggota. Mengutip buku tentang Cooperative Movement in Indonesia tokoh koperasi Bung Hatta mengungkapkan bahwa koperasi itu filosofinya adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan konsep tolong menolong, gotong royong. Dari ungkapan inilah saya juga yakin bahwa pengurus dan anggota KKGJ ini dapat survive dan terus mengembangkan usaha-usaha koperasi, berinovasi dengan semangat gotong royong.

                    Di masa pandemic ini merupakan tantangan bagi pengurus. Menjadikan KKGJ sebagai alternatif pertama bagi anggota dengan memberikan kemudahan-kemudahan fasilitas pelayanan kepada anggota. Karena dilihat partisipasi dari seluruh jumlah anggota yang ada  menggunakan fasilitas usaha hanya berkisar tiga puluh persen dan ini tentunya akan mempengaruhi pada sisi pendapatan.  Tentunya semua tidak mengharapkan KKGJ menjadi alternatif terakhir setelah para anggotanya menggunakan fasilitas lembaga diluar KKGJ.  

                    Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota agar lebih mudah maka hendaknya menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang saat ini yakni bisnis online dengan menggunakan fintech. Fintech ini merupakan inovasi dibidang jasa keuangan yang  trendy saat ini memberikan pengaruh kepada masyarakat secara luas dengan memberikan akses terhadap produk keuangan. Sehingga transaksi menjadi lebih praktis dan efektif yang orientasi bisnisnya kepada anggota orang dengan jasa bersaing dengan bank-bank daerah sehingga KKGJ mampu melayani dan anggota orang tertarik untuk dilayani karena mudah, murah, dan syariah sehingga terbebas dari isu riba.

                    Memahami pesatnya perkembangan bisnis local maupun global sudah seharusnya KKGJ tidak mengandalkan pendapatan dari simpan pinjam kepada anggota. KKGJ harus memiliki semangat dan energy baru untuk menciptakan usaha-usaha baru maupun mengembangkan yang sudah ada yaitu agen gas elpiji, dan SPBU. Maka dari itu suka atau tidak suka KKGJ harus menyesuaikan dengan situasi saat ini ikut berubah karena perubahan itu sendiri. Posisi ini diambil karena melihat perubahan yang terjadi membawa sebuah perbaikan, sehingga pengurus merasa perlu untuk mengikuti perubahan yang terjadi secara rasional, dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih baik.

                    Terkait dengan program kerja tahun 2021 rencana pendapatan di pelbagai lini usaha diharapakan mampu melampaui target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2021 unit simpan pinjam direncanakan meraih pendapatan sebesar Rp 27,2 miliar, SPBU Rp 3,1 miliar, unit pendidikan 5,076 miliar, dan unit gas elpiji Rp 9,9 miliar. Sementara itu dari hasil kegiatan transaksi anggota dan kinerja usaha lainnya di tahun 2021 KKGJ menargetkan perolehan SHU sebesar Rp 6,6 miliar. Namun demikian SHU bukan semata-mata tujuan utama yang diharapakan terpenting adalah bagaimana KKGJ mampu memberikan manfaat kepada anggotanya. Tentunya juga harus pula dibarengi dengan partisipasi aktif para anggota sebagai pengguna jasa koperasi.(*)

Edi Supriadi     

Kategori
DINAMIKA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar