"Jogja Anggur" : Mencicip Manis 'Neng Jupe' hingga Ninel

Bangunan menyerupai pendopo bertiang balok kayu besar berpelitur coklat seluas tak lebih dari 8 x 10 meter persegi itu tak berdinding. Meja kayu besar di tengah pendopo, cukup untuk menampung belasan tamu duduk meriung di “Jogja Anggur”. Dari pendopo, pengunjung akan dihadapkan pada kebun anggur yang dari kejauhan sudah tampak gerumbul buahnya yan g berwarna hijau, merah, kuning dan merah kehitaman.

img-1683705892.jpg  

Di lahan dengan luas awal 2000 meter persegi itu, Danang Vemo menyemai abibit anggur berbagai varietas. Tepatnya di kawasan Patalan, Bantul, Yogyakarta. ”Saya tanam bibit anggur import yang sudah biasa dikembangkan para pembudidaya anggur di Indonesia,” papar Danang kepada Warta Koperasi, yang mengunjungi lokus agro wisata berbasis buah anggur, “Jogja Anggur” besutan Danang, beberapa waktu lalu.

img-1683705918.jpg

Danang yang mengaku belum lama membudidayakan anggur, lantas menanam anggur variatas Transfiguration, Jupiter, Dixon, Ninel, dan beberapa varian lain dalam satu petak kebun yang diberi naungan (green house). “Dibandingkan dengan anggur lokal, anggur impor lebih rentan jamur dan hama, jadi perlu dinaungi dengan atap transparan atau ditanam di green house,” papar Danang. Kelebihannya, anggur impor penampilannya lebih menarik dan dari segi rasa lebih manis dan enak.  

img-1683705939.jpg

Anggur transfiguration memiliki warna buah dominan kuning semu merah jika sudah matang pohon. Rasanya manis dan crunchy dengan berry buah yang terbilang besar, seukuran jempol orang dewasa. Adapun Ninel, termasuk varian paling lazim ditanam pembudidaya anggur di sejumlah daerah karena kemudahannya dalam perawatan dan pembuahan. Bentuk buah cenderung bulat, merah, dan manis.

img-1683705954.jpg

Berbeda lagi dengan varian Jupiter yang dikalangan hobiis tanaman anggur dikenal dengan sebutan "Neng Jupe". Ukuran buahnya memang tidak sebesar Trans atau Ninel, tapi rasa buahnya terbilang paling lezat, dengan nuansa rasa mangga dan wangi permen. Unik memang. Kepingin? Varian-varian anggur tersebut, bisa dicicipi di kebun “Jogja Anggur” dengan cukup membayar tiket masuk Rp 15 ribu per orang dewasa dan Rp 10 ribu untuk anak-anak.     

Sejak dibuka untuk umum pada September 2020, kebun “Jogja Anggur” besutan Danang, jadi destinasi agro wisata baru yang ramai pengunjung. Kini, tak kurang dari 500 pohon anggur dari 40an varietas anggur yang dikembangkan.

img-1683706009.jpg

Buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 22.00, pengunjung juga bisa menikmati minuman kopi dan kopi anggur di kafe dan mengudap cemilan di pendopo yang menyatu dengan kebun anggur. Waktu paling tepat untuk mengunjungi “Jogja Anggur” adalah di musim panas. Produksi buah anggur akan optimal dengan kadar kemanisan tinggi di saat musim kemarau.    

img-1683705973.jpg

“Jogja Anggur” juga menyediakan bibit tanaman anggur yang bisa dibawa pulang pengunjung. Berbagai varian bibit yang tingginya 60 sentimeter hingga lebih dari dua meter dengan berbagai usia tanam, ditawarkan kepada pengunjung mulai Rp 130 ribu hingga Rp 500 ribu per bibit. Validitas bibit benar-benar dijaga oleh “Jogja Anggur”. Varian bibit yang dibeli harus sesuai dengan tabel identitas bibit yang tertera dalam pot atau polybag. Hal ini berbeda dengan bibit di pasar online, yang sering kali tidak sesuai antara jenis bibit yang ditawarkan dengan yang didapat konsumen.

Kategori
WIRAUSAHA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar