GERAKAN CREDIT UNION DAN PESAN KEMANUSIAAN


                                Oleh : Suroto

Ketua AKSES ( Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis)


Pada 14 Januari 2023 lalu, penulis diundang dalam acara Pra-Rapat Anggota Tahunan ( Pra-RAT) gerakan Koperasi CU Keling Kumang untuk area Kapuas Hulu yang dihadiri oleh 2000 an orang secara langsung. 

Kegiatan Pra-RAT ini adalah agenda rutin keliling setiap tahun dari GCUKK ( Gerakan Credit Union Keling Kumang) sebelum dilaksanakanya  Rapat Anggota Tahunan ( RAT) sebagai rapat besar  yang akan mewakili 64 Kantor cabang GCUKK. 

Dilaporkan oleh Chief Executive Officer ( CEO) GCUKK Valentinus Vernant, bahwa saat ini anggota GCUKK sudah mencapai 210.503 orang anggota, 680 orang aktifis (staf) dengan total kekayaan yang berasal dari tabungan dan investasi anggotanya sebesar Rp 1,9 trilyun.

Melihat perkembanganya, GCUKK yang dimulai tahun 1992 dari aktifitas sederhana 26 orang dengan gerakan menabung di Koperasi Credit Union Keling Kumang di pedalaman Kampung Tapang  Sambas, Sekadau, Kalimantan Barat ini tentu sangat membanggakan. 

Dikatakan oleh CEO GCUKK bahwa saat ini gerakan ini juga telah sukses melakukan pemekaran (spin off) ke koperasi sektor riil yang tergabung dalam GCUKK. Koperasi sektor riil itu berupa ; Koperasi Konsumsi, Koperasi Jasa, Koperasi Pertanian dan bahkan hingga dirikan Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan penyelamatan lingkungan. 

Koperasi Konsumsi mereka telah kembangkan unit minimarket dan agen distributor dan cafe. Koperasi Jasanya telah  kembangkan usaha perhotelan, lembaga kursus, bengkel dll. Koperasi Pertaniannya sukses kembangkan usaha penjualan sarana produksi pertanian, kembangkan peternakan ayam, produksi pakan, konsolidasi penjualan hasil-hasil pertanian dan lain lain.

Sementara Yayasanya telah berhasil kembangkan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) dan Kampus Institut Teknologi Keling Kumang ( ITTK) dan juga usaha Agrowisata di Tapang Sambas dan Bukit Kelam, Sintang. Dan semua menunjukkan kesuksesan yang membanggakan. 

Robby Tulus, pendiri dan penasehat Induk Koperasi Usaha Rakyat ( INKUR ), federasi nasional dari koperasi koperasi sektor riil hasil pemekaran Credit Union juga hadir secara online dari Ottawa, Canada. Dikatakanya bahwa GCUKK dan gerakan pemekaran ke koperasi sektor riil diharapkan dapat menjadi barometer kesuksesan bagi pengembangan gerakan CU di Indonesia. 

Menarik menyimak apa yang disampaikan Munaldus Nerang,  pendiri sekaligus penasehat GCUKK dalam presentasinya, dengan mnyodorkan foto rumah warga yang sangat buruk kondisinya dikatakan bahwa seluruh aktifis  Keling Kumang semestinya bukan perhatikan anggotanya yang sudah baik kondisi sosial ekonominya, tapi semestinya mendatangi mereka yang belum beruntung dengan menanyakan masalah yang mereka hadapi dan memberikan bimbingan serta solusi bagi hidup mereka. Sebab Credit Union san koperasi itu semestinya memang hadir untuk mereka. 

Penulis jadi teringat pada satu tokoh perempuan koperasi dari Jawa Timur, almarhum Zaafril Ilyas, mantan Asisten Pribadi Presiden Soekarno dan murid Syahrir waktu dulu. Pada waktu penulis ketemu langsung dengan beliau dikatakan bahwa seharusnya pengurus dan staf koperasi itu tidak sibuk mengejar orang orang yang sudah kaya. Semestinya datangi mereka yang masih menderita dan tinggal di pinggir rel kereta dan kolong kolong jembatan. 

Penulis mengandai, alangkah luar biasanya jika rakyat seluruh Indonesia mampu mengembangkan gerakan koperasi semacam ini di semua wilayah Indonesia. Masalah masalah yang kita hadapi seperti kemiskinan, pengangguran akan mudah terselesaikan. Investasi korporasi kapitalis yang merusak ligkungan dan tak berakar di masyarakat juga terenyahkan. Gerakan menabungnya juga tentu akan mengenyahkan investasi asing yang banyak merugikan rakyat dan lingkungan (*).



Kategori
KOLOM

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar