Meningkatkan Engagement Anggota
Era social media membuat kata "engagement" familiar bagi warganet. Engagement bisa diartikan sebagai tingkat interaksi pengguna di media sosial. Engagement dalam aktivitas bisnis kerap dikaitkan dengan pemasaran, marketing.
Lantas bagaimana jika engagement dimasukkan dalam konteks koperasi? Apa bedanya dengan partisipasi? Bukannya koperasi dari dahulu sudah mengenal partisipasi anggota sebagai jantung majunya koperasi?
Berdasarkan definisi dari socialmediatoday.com partisipasi atau participation berbeda dengan engagement. Menurut situs tersebut, kita bisa berpartisipasi tanpa harus terlibat.
Misalnya anggota yang hadir dalam rapat anggota koperasi bisa dibilang mereka telah berpartisipasi, tetapi belum tentu mereka terlibat.
Anggota koperasi yang engaged atau masuk dalam kategori engagement adalah anggota yang hadir dalam RAT, mengajukan pertanyaan, atau memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi koperasi.
Sehingga bisa dikatakan engagement anggota itu levelnya di atas partisipasi anggota karena mereka terlibat aktif bukan hanya secara fisik, tetapi juga pemikiran, ide, gagasan, bahkan mensosialisasikan hasil RAT, atau mengenalkan produk baru koperasi yang dipromosikan saat RAT kepada orang lain via online atau offline.
Engagement anggota koperasi sangat diperlukan untuk mengenalkan, memasarkan layanan, produk koperasi. Namun, diperlukan treatment alias perlakuan khusus agar anggota mau terlibat atau engaged dengan layanan atau produk koperasinya.
Pertanyaannya, bagaimana meningkatkan engagement anggota demi membantu pertumbuhan bisnis koperasi?
1. Hadir sebagai solusi anggota. Koperasi bisa menempatkan diri sebagai problem solver atas kesulitan yang dihadapi anggota. Sehingga anggota akan melihat koperasi sebagai solusi atas kesulitannya.
2. Permudah hidup anggota. Koperasi harus berprinsip mempermudah hidup anggota. Pertanyaannya adalah bagaimana cara koperasi tahu apa kesulitan hidup anggota.
Sebagai organisasi partisipatory, seharusnya ini adalah hal mudah. Karena hubungan koperasi dengan anggotanya harusnya dekat. Sehingga, dengan mudah koperasi bisa tahu apa kesulitan yang dialami sebagian besar anggotanya.
3. Berikan nilai lebih atas layanan atau produk koperasi. Nilai lebih layanan di sini seperti free ongkos kirim untuk pembelian produk di toko koperasi. Atau diskon biaya kirim bagi anggota yang bertransaksi dalam jumlah sekian.
4. Beri diskon atau promo bagi anggota yang terlibat (engaged). Misalnya bagi anggota yang share tentang pengalamannya bertransaksi, mendapat kemudahan dari koperasi saat mengalami kesulitan finansial dan diupload di media sosial, akan mendapatkan diskon atau promo.
5. Anggota yang share layanan koperasi di story whatsapp atau media sosial berpeluang mendapat promo paket produk dari toko koperasi atau tambahan saldo simpanan.
(Susan/foto : istimewa)
Komentar