KKGJ : Hikmah di Balik Pandemi
Koperasi Kelurga Guru Jakarta (KKGJ) mendapat apresiasi atas kinerja positifnya. Solidnya kerjasama antara anggota dan pengurus terus terjaga dari periode ke periode kepengurusan KKGJ, prinsip dan jati koperasi sebagai pedoman dalam melakukan gerak usaha dan organisasi tetap tertanam kuat di setiap jiwa baik pengurus maupun anggota.
KKGJ merupakan koperasi dengan watak sosial tinggi. KKGJ membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khsusunya dan masyarakat pada umumnya.
KKGJ mampu menjadi motor penggerak perubahan melalui anggota yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. “Sebagai koperasi primer yang menjadi bagian pelaku ekonomi yang mengalami dampak pandemi Covid-19, semua lembaga ekonomi tidak menduga kalau ada suatu masa dimana kegiatan ekonomi betul-betul stagnan. Kita harus tetap survive dan bisa bertahan ketika semua sendi kehidupan terdampak,” ungkap Dakso Sartono, Ketua KKGJ, kepada Warta Koperasi (9/3).
Meskipun terdampak pandemi Covid-19 aktifitas organisasi dan usaha tetap berjalan, baik simpan pinjam, pendidikan, dan perdagangan umum. Pandemi Covid-19 memunculkan hikmah.
Sebelum terjadi pandemi KKGJ telah menyiapkan instrumen milenial. Semua kegiatan memanfaatkan teknologi informasi dengan kemudahan dalam genggaman tangan. Meskipun mindset semua pemangku kepentingan tidak serta merta homogen.
Pandemi memaksa KKGJ manfaatkan pola virtual, memanfaatkan sistem online dalam melakukan kegiatan transaksional. “Kalau tidak ada Covid-19 kegiatan transaksional KKGJ lebih manual. Hikmahnya, semua pelayanan anggota kita dorong dengan mekanisme daring, virtual, dan online. Ini paralel dengan kebijakan pemerintah dalam kondisi Covid-19 dimana semua kegiatan harus mengedepankan protokol kesehatan,” papar Dakso Sartono.
Kini, untuk melakukan peminjaman, anggota cukup mengirim berkas pinjaman tersebut melalui sarana online, Whatsapp, kemudian dikirim PDF pinjaman. Dana analisa pinjaman itu bisa dilihat melalui rekening koran atau tabungan. “Setelah pinjaman anggota disetujui langsung kami kirim ke rekaning anggota peminjam, sehingga kebijakan ini nyaris 90 persen dilakukan dengan daring atau virtual. Awal mula pandemi Covid-19 memang cukup memberatkan dari sisi aktifitas ekonomi anggota. Awal April-Mei 2020 cukup terasa bagi para anggota dan juga mempengaruhi ekonomi keluarga mereka”.
Kebijakan lain yang harus ditempuh oleh Pengurus KKGJ adalah melakukan relaksasi. Ini suatu terobosan untuk mangatasi kondisi darurat yang dirasakan anggota. Anggota tetap menggunakan jasa unit simpan pinjam tanpa harus mengangsur setiap bulannya. Dikarenakan kondisi ekonomi benar-benar mengalami masalah, diantaranya pemotongan tunjangan kesejahteraan daerah (TKD) dimana konsentrasi Pemerintah DKI Jakarta lebih pada upaya menangani Covid-19. “Hampir semua PNS di DKI Jakarta tunjangan kesejahteraan daerah-nya separuhnya untuk penanganan covid-19, sehingga teman-teman mengalami pemotongan itu sehingga KKGJ memberikan kelonggaran dalam hal pinjaman,” imbuh Dakso Sartono.
Pada 23 Februari lalu KKGJ kembali menyabet penghargaan dalam acara 100 Koperasi Besar Indonesai (KBI) yang berlangsung di Gedung Smesco, Jakarta. Pemberian penghargaan itu diberikan oleh Majalah Peluang, dan penghargaan untuk sekian kalinya bagi KKGJ, sebagai salah satu koperasi fungsional terbaik milik guru sekolah dasar se-DKI Jakarta. Wajar jika KKGJ menyabet penghargaan berkat hasil kinerja yang ditunjukan dari tahun ke tahun, dan kini telah memiliki aset kurang lebih Rp 300 miliar, dengan mencatatkan perolehan SHU Rp 7 miliar. Itulah bukti sebuah pengelolaan lembaga ekonomi milik orang banyak dikelola secara profesional, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Edi
Supriadi
Komentar