Koperasi Syariah Terbesar Malaysia Kunjungi IKOPIN University

img-1704949564.jpg

 

Rabu (10/1) lalu, kampus IKOPIN University mendapatkan kehormatan atas kunjungan Koperasi Syariah (KOPSYA), koperasi syariah terbesar dari Malaysia. Rombongan dari negeri jiran itu, berjumlah 22 orang, terdiri dari Pengelola, Pengurus dan Pengawas Koperasi.

 

Tampak diantara rombongan, Ketua delegasi Datuk Hj Mohammad Ali Hasan yang juga merupakan Pengurus Kopsya, serta beberapa Dosen dari Perguruan Tinggi Kerajaan (Negeri). Diantaranya adalah Prof. Dr. Razali bin Hasan (UTHM) dan Prof. Dr. Haji Azih bin Muda. Dalam kunjungan ini, masing-masing berkesempatan untuk sharing pengalaman dalam mengembangkan Koperasi di negara-nya masing-masing.

 

APEX Koperasi Sejak 2011

 

Pengalaman menarik dipaparkan narasumber KOPSYA Malaysia, diantaranya adalah pengalaman mereka membentuk dan mengembangkan APEX Koperasi melalui Koperasi sekunder tersebut, sejak lebih dari satu dekade silam atau tepatnya pada 2011.


img-1704949617.jpg 

Saat ini, anggota KOPSYA tercatat 1500 koperasi primer yang berasal dari seluruh Malaysia. Menariknya, selama Kopsya berdiri, tidak ditemukan kasus anggota koperasi primer yang mengundurkan diri atau dilikuidasi. Usaha yang mereka (sekunder) lakukan adalah melayani anggotanya (koperasi primer) sebagaimana fungsi APEX Koperasi. Meliputi sektor Pembiayaan, Bantuan Likuiditas, Pengembangan SDM Koperasi anggota, dan teknologi serta Kerjasama.

 

Ide awal berdirinya KOPSYA merupakan gagasan dari mantan Presiden ANGKASA, mendiang Guru Besar Dato' Dr. Haji Ali Haji Baharum pada Konvensi Arah Strategis ANGKASA yang merupakan rangkaian Konferensi Nasional Tahunan ANGKASA, pada 26 Desember 2009 silam. Ia mengumumkan niatnya untuk mendirikan bank Koperasi yang menjalankan bisnis Perbankan Islam atau Bank Koperasi Islam - 'Bank Koperasi Islam' (ISCOBA/ICB). 

 

Adapun Angkasa, seperti diketahui, merupakan Dewan Koperasi Malaysia, yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk menjadi Lembaga untuk membantu mengembangkan Gerakan Koperasi di Malaysia.

 

Dalam perkembangannya, sebagai momentum dalam upaya pendirian Bank Koperasi Syariah, ternyata menghadapi permasalahan dan kendala. Diantaranya berupa pembatasan perjanjian yang ditetapkan oleh pihak berwenang dalam Pembentukan ICB ini, selain persoalan “pengelolaan batas” dan beberapa hal dalam kerangka peraturan kerja koperasi yang tidak mendukung terbentuknya Bank Koperasi Syariah pada saat itu.

 

Enggan menyerah, kondisi tersebut dijadikan sebagai tantangan besar untuk dituntaskan oleh Komite Pengarah saat itu. Selanjutnya, KOPSYA dibentuk dengan menggunakan sebuah platform koperasi yang diberi mandat untuk menyelenggarakan usaha perbankan syariah sebagaimana tujuan semula. Meskipun rencana induk asli ICB masih diperdebatkan, nilai dan niatnya tetap relevan.

 

Perjuangan panjang entitas perintis Kopsya membuahkan hasil gemilang. Kopsya sukses menjadi sekunder koperasi Syariah nomor wahid di Malaysia. Ihwal bisnisnya, sektor jasa keuangan memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis Kopsya.

 

Pada abad ini, masa depan jasa keuangan bergantung pada kemampuan untuk melakukan diversifikasi sumber daya keuangan yang dinamis dan mampu mencukupi kebutuhan usaha Koperasi Anggota yang secara tidak langsung berkontribusi terhadap output PDB negara.

 

Di Malaysia, misalnya, menyimak target pemerintah dalam dokumen Kebijakan Kewirausahaan Nasional DKN 2023, Malaysia menargetkan kontribusi pendapatan Koperasi sebesar RM50 Miliar pada tahun 2025 dan RM60 Miliar pada tahun 2030 atau setara Rp 201 triliun. Sebuah target yang terencana dengan tahapan implementasi yang sistematis.

 

Sungguh menarik menyimak paparan delegasi Kopsya Malaysia. Betapa mereka sudah beberapa langkah lebih maju terkait implementasi Apex Koperasi di kalangan sekunder koperasi, serta urgensinya dalam membantu mengembangkan primer-primer koperasi menjadi lebih berdaya secara permodalan, teknologi, pemberdayaan SDM, hingga kerjasama antar koperasi. Termasuk relevansinya dengan pemenuhan target pemerintah Malaysia dalam kaitannya dengan PDB.

 

Masih di acara yang sama, sesi paparan pengalaman Koperasi Indonesia disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Subagyo. Wakil Rektor Bidang Riset, Advokasi dan Promosi Ikopin University, itu menjelaskan tentang regulasi koperasi di Indonesia, keragaman model bisnis koperasi, dan kontribusi Koperasi dalam Perekonomian Nasional.

img-1704949658.jpg

 

Acara sharing pengalaman berbobot tersebut, ditutup dengan serah terima cinderamata oleh rektor IKOPIN University Prof.Dr.Agus Pakpahan dan Prof. Dato’ Ali Hasan (Pengurus Kopsya), diikuti komitmen kedua belah pihak untuk saling berkunjung dan melanjutkan pada kerjasama. Meliputi permagangan mahasiswa, riset, maupun kerjasama untuk pengembangan SDM Koperasi ke depan. Tahniah!

 

(Editor : Prio/Sumber : Ikopin Univ)

 

Kategori
DINAMIKA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar