Indikator Koperasi On The Track

Koperasi yang dikelola secara benar, menunjukkan sejumlah sinyal. Apa saja indikatornya?

Maraknya pemberitaan koperasi bermasalah, tentu membuat masyarakat yang tergabung menjadi anggota koperasi, dan mempunyai simpanan di koperasi, menjadi khawatir alias worry.

Bagi warga yang tertarik menjadi member koperasi pun, juga khawatir, koperasi pilihannya bermasalah atau ada di jalur yang benar alias on the track.

Berikut indikator koperasi yang di-manage sesuai jatidiri alias on the track secara general.

1. Menggunakan KAP kredibel.

Jika koperasi meng-hire kantor akuntan publik alias KAP yang kredibel, bisa dipastikan koperasi ybs benar, tidak ada praktik korupsi di dalamnya.

Mengapa harus menggunakan KAP kredibel? Kan koperasi ada pengawas? Idealnya, pengawas koperasi bisa mengawasi dan memecut pengurus dan manajemen yang mencuri uang koperasi. Faktanya, tidak selalu begitu.

Kok bisa? Pengawas tetap manusia biasa yang kadang khilaf melihat uang. Korupsi di koperasi kadang melibatkan banyak orang, bukan one man show. Sehingga, banyak oknum yang ikut bermain dalam aksi menjarah uang koperasi. 

Hal ini bisa terjadi, jika mentality pengurus, top manajemen di koperasi, dan pengawas cenderung greedy alias rakus, mau memperkaya diri sendiri, tidak peduli dengan masa depan koperasi.

Mentalitas seseorang terkait uang tidak selalu berbanding lurus dengan religiusitas seseorang. Jadi, jangan pernah percaya seratus persen kepada orang-orang yang job desk-nya terkait keuangan koperasi. 

Pasalnya, godaan penyalahgunaan wewenang terkait uang sangat besar. Tanpa diimbangi sistem pengaman keuangan di koperasi yang bagus, kemungkinan banyak kebocoran di koperasi kian besar.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menyewa kantor akuntan publik yang tidak bisa disuap alias disogok. Titik!

2. Transparansi laporan keuangan.

Jika perbankan sebagai produk kapitalis saja ada kewajiban melaporkan neraca keuangan kepada publik setiap tahun, apalagi koperasi yang menjunjung tinggi keterbukaan.

Maka, penerbitan laporan keuangan secara berkala setiap tri wulan alias mid semester dan diumumkan secara terbuka kepada anggota, akan menjadi medium pengawasan koperasi oleh anggotanya.

Bentuk transparansi laporan keuangan bisa beragam, tergantung profil anggota. Jika anggota belum melek teknologi, bisa dimuat dalam lembaran kertas atau buletin yang dibagikan kepada anggota. 

Selain itu, koperasi juga memajang laporan keuangan koperasi di lobby koperasi. Sehingga, anggota mudah mengakses informasi terkait kesehatan keuangan koperasinya.

Untuk koperasi yang anggotanya sudah melek teknologi, transparansi laporan keuangan koperasi lebih mudah dan berbiaya murah. Misalnya dengan mengirim laporan keuangan bulanan melalui media WhatsApp group anggota koperasi.

Koperasi juga bisa menampilkan laporan keuangan di website milik koperasi, atau di akun media sosial milik koperasi.

3. Pendidikan anggota yang terprogram

Hanya anggota yang melek finansial alias paham literasi keuangan yang mampu mengawasi koperasi agar tidak melenceng dari khittah-nya.

Problemnya, masih banyak anggota koperasi yang tidak paham dengan laporan keuangan koperasinya sendiri. Padahal, mereka adalah pemilik koperasi tersebut.

Kondisi di atas bisa diselesaikan dengan program pendidikan anggota yang didesain secara matang, bukan asal-asalan. 

Program pendidikan anggota yang serius dan hanya sekedar menunaikan kewajiban, terlihat dari materi pelatihan, narasumber, metode pelatihan, dan follow up dari kegiatan pelatihan.

Koperasi yang benar, biasanya sudah memiliki planning pendidikan anggota selama setahun yang dilakukan secara bergelombang dan simultan. 

Hal itu dimaksudkan agar materi pendidikan sesuai dengan kebutuhan anggota dan tren pasar. Anggota juga bisa optimal mengikuti pendidikan jika penyelenggaraan pendidikan tidak dilakukan secara serampangan alias yang penting dana keluar.

4. Manifestasi IT

Tak bisa dipungkiri, penggunaan teknologi bisa meminimalisir praktik pencurian uang di koperasi yang kadang dilakukan tanpa merasa bersalah. Mengapa? 

Teknologi akan men-drive koperasi kepada transparansi. Manipulasi data terkait pendapatan dan biaya pengeluaran yang bisa di mark up, lebih susah dilakukan karena piranti lunak bekerja secara by sistem.

5. Transaksi cashless 

Pencurian uang di koperasi kerap terjadi jika transaksi di koperasi lebih banyak dilakukan secara manual. Sehingga, ada peluang transaksi bawah tangan yang tidak terendus oleh anggota.

Anggota mengira koperasinya baik-baik saja. Karena, laporan keuangan koperasi yang tersaji, juga terlihat bagus, koperasi membukukan keuntungan lumayan. Padahal, ada mark up dan make up laporan keuangan yang membuat seolah-olah kinerja koperasi bagus.

Kondisi di atas sangat mungkin terjadi, jika dalam operasional koperasi, sebagian besar transaksi dilakukan secara tunai. Kecuali, pembayaran dari konsumen atau anggota yang membeli atau bertransaksi di toko koperasi bisa dilakukan secara tunai, bahkan kredit.

Pembayaran dari klien atau pihak yang bekerjasama dengan koperasi dilakukan secara transfer atau bisa melalui aplikasi.

Hal yang sama juga berlaku untuk pembayaran dari koperasi kepada klien, vendor, anggota, dan karyawan harus dilakukan secara transfer atau melalui aplikasi.

Mengapa hal itu dilakukan? Tujuannya untuk menghindari transaksi bawah tangan yang menguntungkan oknum nakal dan berpotensi merugikan keuangan koperasi, yang pada akhirnya bisa mengancam kesejahteraan anggota serta sustainable koperasi di masa depan.

Transaksi pembayaran di koperasi tidak dilakukan secara tunai karena rawan penyalahgunaan. Semua transaksi ter-record dan bisa dipertanggungjawabkan kepada anggota.

Demikian indikator koperasi yang operasionalnya sesuai khittah. Jika koperasi ada kejanggalan dalam operasionalnya, anggota sudah seharusnya skeptis.

Anggota bisa meminta pertanggungjawaban top level manajemen, pengurus, dan pengawas yang seharusnya menjadi kepanjangan tangan anggota untuk memastikan keuangan koperasi aman dan berjalan di rel yang benar.

(Susan/ilustrasi: istimewa)

Kategori
Tips

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar