Coworking Space Bisa Menjadi Alternatif Bisnis Koperasi Terkini

Melalui bisnis coworking space, sejatinya koperasi memberdayakan anggota sekaligus mengembangkan bisnis simpan pinjam.


"Ruangannya nganggur. Dulu sempat disewa. Sekarang sudah tidak lagi." Demikian diungkapkan seorang pengurus koperasi sebut saja Harun menyinggung sewa ruangan koperasinya yang nganggur beberapa tahun. Bisa jadi, ruangan nganggur karena tidak ada penyewa menjadi problem sebagian koperasi di tanah air. Seiring dengan tren bisnis start up alias bisnis rintisan, koperasi mempunyai peluang mengoptimalkan ruangan-ruangan kosong menjadi coworking space. Bisnis coworking space bukan semata sewa ruangan, tapi juga memberdayakan.

Seperti yang dilakukan Aryo Ariotedjo, pendiri dan CEO dari Wellspaces dan Grupara Ventures. Menurut Aryo, bisnis coworking bisa dijalankan seiring menurunnya harga sewa perkantoran. Bahkan, kata dia, akibat persaingan yang sangat ketat, harga sewa ruangan kantor sudah tidak sehat. Menurut dia harga sewa kantor sangat murah, perlu disiasati dengan merubah model bisnis dari sewa ruangan menjadi co-working space alias ruangan kerja  bersama alias ramai-ramai oleh beberapa pengguna.

Ario memilih bekerjasama dengan developer alias pengembang dalam menjalankan bisnis coworking space. “Kerjasama dengan developer merupakan pilihan yang lebih baik karena ada fleksibilitas terhadap harga sewa pasar yang dirasa akan turun terus.”

Uniknya, selain menyewakan satu ruangan ke beberapa pengguna, Ario juga memberdayakan penyewa ruangannya melalui pembinaan dan fasilitas pembiayaan dari perusahaan miliknya yakni Grupara Ventures. Karena, pengguna co-working space rata-rata pengusaha pemula alias start up. Dengan menyediakan pembinaan dan fasilitas pembiayaan, maka pengguna yang merupakan pelaku start up akan terus menyewa ruangan. Dari sana juga terbentuk komunitas atau membentuk ekosistem bisnis.

Model pembentukan ekosistem bisnis juga dilakukan oleh coworking space Co Hive. Hal itu diungkapkan Co-Founder dan CEO CoHive Jason. Co Hive berusaha memenuhi kebutuhan penyewa, bukan hanya meminjamkan ruangan untuk digunakan secara bersama-sama.
Selain coworking, Co Hive juga menyediakan CoLiving sebagai ruang kerja sekaligus tempat tinggal, CoRetail, dan event space. Dijelaskan Jason pihaknya berusaha menjawab kebutuhan pasar dengan memunculkan peluang inovatif.

Pelaku usaha co-working space lain yakni Ngalup yang berlokasi di Malang, Jawa Timur dalam membuka usahanya bekerjasama  dengan pihak pengembang untuk kurun waktu tertentu, juga terkait lay out interior ruangan.
“Ngalup sangat menjaga relasi baik dengan pemilik properti maupun stakeholder kami yang lain,” terang Digital Marketing Strategist Ngalup M Ariq Surya Nugraha. 

Coworking space lain yakni Wellspaces yang melakukan rebranding dengan nama  Freeware Spaces Group juga tidak mau menggantungkan bisnis dari sewa ruangan. Freeware spaces wellkitchen (co-kitchen & food market), dweel (co-living house), wellhouse (co-residences), movewell (active communities house), welldefense (self defense & martial arts club), dan wellsociety (members identity & loyalty rewards).

Strategi menyiasati susutnya harga sewa ruangan juga dilakukan oleh Mula by Galleria yang berlokasi di pusat perbelanjaan Cilandak Town Square alias Citos, Cilandak, Jakarta Selatan. Selain sebagai galeri yang menjual batik, kain etnik, dan perkakas unik lain, sebagian besar ruangan yang ada digunakan untuk coworking space.

Saat memasuki Mula yang terasa adalah atmosfir galeri batik. Terdapat sofa nyaman bagi pengunjung di sisi kiri. Begitu masuk ke dalam galeri akan terlihat deretan meja kerja, business center, dan ruang pertemuan. Ada beberapa pengguna coworking space yang sibuk dengan ketikannya.
Jika penyewa harus membuat print out atas ketikannya, ada business center yang siap melayani urusan print out. Penyewa juga bisa mengambil air minum atau sekedar ngopi dan ngeteh di business center.

Dari Rp 50 Ribu Hingga Rp 4 Juta
Lantas berapa tarif sewa di coworking space? Tarif sewa di Co-Hive mulai Rp 50 ribu per hari untuk sewa daily pass. Sedangkan jenis sewa flexi desk Rp1 juta per bulan. Di luar itu ada dedicated desk dengan harga sewa Rp 2 juta, dan private office Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.
Tarif sewa di Ngalup terbilang lebih murah karena di daerah. Sewa mulai Rp50 ribu per tiga jam, untuk event atau acara kantor atau komunitas sebesar Rp350 ribu per jam. Sedangkan sewa ruangan meeting Rp 200 ribu per jam. 

Dalam menentukan tarif sewa ruangan, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti biaya operasional plus besaran investasi yang dikeluarkan untuk mengoperasionalkan coworking space. Juga depresiasi aset. Pemilik juga harus mempertimbangkan masa-masa ramai dan sepi dalam setahun untuk menutupi biaya operasional. 

Agar coworking space dilirik penyewa, tentunya perlu tahu kebutuhan penyewa. Berdasarkan salah satu riset tentang penyewa coworking space, mereka memilih bekerja di  coworking space sebagian besar atau sekitar 79 persen karena faktor lokasi. Sedangkan 67 persen mengaku memilih cowoking space karena fasilitas. Sebanyak 67 persen memilih coworking space karena alasan biaya. Sedangkan 42 persen karena lingkungan.

Salah seorang penyewa coworking space bernama Salim yang menyewa coworking space  Rp  4 juta sebulan mengaku memilih bekerja di coworking space karena ia bisa lebih produktif dan fokus ke internalnya .  Selain itu, menurut dia, sewa di coworking space lebih terjangkau dan tidak perlu memikirkan biaya listrik atau yang lainnya.

Agar Tetap Eksis
Sayangnya, meski terbilang baru, sudah banyak pemilik coworking space yang gulung tikar. Bahkan, pioneer coworking space di Indonesia yakni Comma juga sudah lebih dulu bangkrut. Untuk skala global, baru sekitar 40 persen owner coworking space yang membubuhkan laba. Sedangkan 72 persen baru mencetak laba pada tahun kedua.

Jika melihat profil coworking space yang masih eksis di tanah air, kebanyakan mereka membuat diversifikasi bisnis. Jadi tidak hanya mengandalkan sewa ruangan. Tetapi juga membuat bisnis vertikal yang berhubungan dengan kebutuhan member alias penyewa coworking space.

Seperti pembiayaan untuk memodali bisnis member, training atau pelatihan untuk meningkatkan skill penyewa, food and beverage alias makanan dan minuman yang bisa menjadi pilihan member.

(Susan/foto : susan) 

Kategori
WIRAUSAHA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar