RAK KKGJ Optimis Hadapi Tantangan
Koperasi Keluarga Guru DKI Jakarta
(KKGJ) terus berbenah menghadapi kompetisi berbasis teknologi.. “Tatatanan dunia baru
mencatat terjadinya keterhubungan ekonomi dan budaya dunia, berlangsung sangat
cepat, sebagai kepanjangan globalisasi yang mengantarkan pada kehidupan serba
informasi teknologi. Digitalisasi memunculkan transaksi online yang mudah, murah
dan cepat seperti financial technology/
fintech. Arus globalisasi dan terselenggaranya digitalisasi sebagai sebuah
tantangan, dijadikan kesempatan oleh Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ)
sebagai pelaku ekonomi mikro dalam mengantarkan pertumbuhan KKGJ untuk lebih
cermat dalam memilih bisnisnya,” papar Drs. Tahya, M.Pd, Ketua Umum KKGJ, dalam
sambutannya saar Rapat Anggota Khusus Rencana Kerja dan Rencana Pendapatan dan
Belanja (RK/RAPBK) KKGJ Tahun Buku 2022, di Kantor KKGJ di Jalan Pori Raya
Rawamangun Jakarta, 9 Desember 2021.
Sebelumnya, dihelat Pra RAK yang diselenggarakan di 43 Komisariat yang tersebar di lima wilayah Kota Jakarta seperti Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulaun Seribu. Kali kedua, penyelenggaraan rapat anggota KKGJ dilaksanakan secara online, hal itu tak lepas karena Indonesia masih diliputi pandemi Covid-19, tak terkecuali DKI Jakarta. Oleh karena itu dalam upaya mencegah penularan Covid-19 sekaligus juga mematuhi aturan dari Pemerintah, penyelenggaraan rapat anggota secara daring/online.
Drs. Tahya, M.Pd, juga menambahkan, pada tahun 2021 terjadi pelandaian kinerja di unit usaha simpan pinjam (USP), sementara di bidang simpanan anggota terjadi kenaikan, hal ini harus disikapi agar tidak terjadi idle money. Strategi yang harus dikembangkan adalah dengan menambah bisnis baru yang tidak high risk dan mudah dikontrol, sebagai contoh menambah jumlah unit usaha SPBU, SPBE, Agen Gas dan perdagangan waralaba, serta penyediaan kebutuhan mendasar bagi anggota. Sehingga dapat menutupi pelandaian pendapatan simpan pinjam. Dalam dua tahun terakhir dampak pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap segala aspek terutama pada kesehatan dan perekonomian, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi koperasi agar dijadikan momentum untuk mengubah cara kerja agar lebih efisien dan efektif.
New Normal, New Business
Dalam situasi dan kondisi saat ini dituntut untuk fokus dan berbenah diri menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan bisnis dan disiplin serta beradaptasi dengan new normal (adaptasi kebiasaan baru). Dan segera beradaptasi pada kebiasaan baru berusaha (new buisness) berbasis teknologi, teruatama mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dan antisipatif terhadap berbagai perubahan sistem usaha koperasi. Berkaca pada perubahan maka KKGJ tidak bisa lepas dari manajemen perubahan sebagai sebuah pendekatan yang terstruktur untuk bisa menggapai keadaan masa depan sesuai yang diinginkan. Ini merupakan sebuah proses organisasi yang bertujuan membantu pengelolaan untuk menerima dan memanfaatkan perubahan dalam lingkungan bisnis/kegiatan usaha saat ini.
Sementara itu, Drs. H. Gunarto, SH, Ketua I Induk Koperasi Pegawai RI (IKPRI) memberikan apresiasi kepada jajaran Pengurus, Pengawas, Anggota, dan karyawan KKGJ, yang telah berhasil menyelenggarakan Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi Tahun Buku 2022. Secara tepat waktu jadi perlu disampaikan dan ditekankan bahwa rapat anggota ini sangat penting artinya, bahwa koperasi itu memiliki sendi-sendi yaitu sehat mental pengurusnya, sehat moralnya, sehat organisasi, dan sehat usaha. Apresiasi lainnya berkaitan dengan RAPBK ini bahwa pengurus mempunyai legitimasi dan landasan yang kuat dalam menjalankan organisasi dan usaha KKGJ. Sehingga tolokukur yang akan dicapai itu jelas dan mudah dikoreksi, tolokukur koperasi baik itu sangat sederhana yaitu apabila simpanan meningkat atau modalnya meningkat, volume usaha juga meningkat, dan sisa hasil usaha (SHU) ikut meningkat.
“Saya juga mengapresiasi karena dengan rapat rencana kerja ini berarti pengurus telah berhasil lima puluh persen melaksanakan kegiatannya. Saya percaya apa yang direncanakan dalam Buku RAPBK ini sudah bagus, saya tidak menyampaikan pujian tetapi ketika saya baca dengan seksama itu sudah memenuhi asas sendi-sendi ilmiah dan empiris. Rencana kerja ini didukung dengan fakta sehingga dapat dipercaya,”ungkap Gunarto. Ia menambahkan, yang perlu di ingat bahwa majunya suatu koperasi fungsional tidak terlepas dari jalinan komunikasi yang baik dengan pembina harus tetap dijaga. Karena kedepan KKGJ akan mampu memberikan servis secara excelent kepada anggota, pelayanan terbaik, dan bekerja secara profesional.
Berkaca pada perubahan maka KKGJ tidak bisa lepas dari manajemen perubahan sebagai sebuah pendekatan yang struktur, untuk bisa menggapai masa depan sesuai yang diinginkan. Ini merupakan sebuah proses organisasi bertujauan membantu pengelolaan untik menerima dan memanfaatkan perubahan dalam linkungan bisnis dan kegiatan usaha saat ini. Manajemen perubahan KKGJ akan dimulai dengan diagnosis yang terukur dan sistematis terhadap situasi, oleh karena itu mengubah proses manajemen perubahan diperlukan gaya kepemimpinan yang inovatif, kreatif, proaktif, produktif dan dinamika personal yang mampu memahami atau menafsirkan arah perjuangan KKGJ. Memahami pesatnya perkembangan bisnis lokal, nasional, regional, maupun global sudah seharusnya KKGJ tidak lagi hanya mengandalkan pendapatan dari unit usaha simpan pinjam (USP).
KKGJ harus mampu memelihara lini usaha lainnya seperti SPBU, SPBE, Agen Gas Elpiji 3 Kilogram, Sekolah serta memiliki semangat dan energi baru guna menciptakan usaha-usaha baru yang dibutuhkan oleh anggota. Dalam program rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja (RK/RAPBK) KKGJ Tahun 2022, KKGJ menargetkan total pendapatan sebesar Rp 35,5 miliar, sementara total biaya yang harus dikeluarkan pada angka Rp 32,5 miliar. KKGJ menargetkan pendapatan sisa hasil usaha (SHU) ditahun 2022 sebesar Rp 3,0 miliar.
Edi Supriadi
Komentar