Strategi "Coop Brand" Yang Kian Mendunia

Gerakan koperasi Internasional yang dimotori International Cooperatives Aliiance (ICA), terus mempromosikan pimg-1663128912.jpgrestasi anggota-anggota nya di kancah ekonomi global. Salah satunya adalah dengan terus memopulerkan "COOP Brand", yang sudah diadopsi secara massal oleh koperasi-koperasi di seluruh dunia. Koperasi-koperasi kelas dunia juga familiar dengan label "COOP" di semua produk besutan mereka. Hal yang sedikit berbeda dengan di Indonesia.

 img-1663128927.jpg

Tentang Logo COOP yang dipopulerkan ICA menandai "COOP Decade" pada 2020 lalu, pegiat koperasi Firdaus Putra kepada Warta Koperasi mengemukakan, logo kita terlalu formal dan bernuansa birokratis. "Padahal koperasi hidup sebagai entitas bisnis juga dan hidup di ruang masyarakat. Maka logo harus lebih fleksibel, full color dan memberi energi baru. Benchmark saja dengan logo-logo BUMN atau perusahaan swasta besar. Misalnya Pertamina, yang kalau tak salah logonya bernilai 1,5 miliar," papar Firdaus.

Tentu logo ini tak sekedar membuat dan selesai. Namun butuh aplikasi dalam ritus branding yang berkelanjutan. Misalnya dibuat dalam meme-meme, video viral, dst yang mudah dan enak buat masyarakat dan anak muda. Pesannya sederhana: agar orang berkoperasi itu merasa keren. Tidak kampungan. Ini image yang harus diubah.

img-1663128952.jpg

Pengalaman Ketua Inkowapi Sharmila, branding "COOP" sudah sedemikian massif di negara-negara dengan koperasi yang sangat maju. "Semua barang yang diperdagangkan di koperasi memakai brand COOP. Jumlahnya mencapai 80% dari total barang yang dijual,"papar Sharmila sembari menunjukkan foto kunjungannya di koperasi konsumen Ipercoop, di Roma, Italia, kemarin (13/9).

img-1663128980.jpg

Hal senada disampaikan dosen Ikopin dan pegiat koperasi Heira Herdiyanti yang mengunjugi sebuah toko ritel koperasi di Inggris. Heira menunjukkan sejumlah produk di etalase yang dengan jelas menerakan logo COOP di semua kemasan. Meliputi produk bahan makanan hingga buah-buahan.

img-1663129022.jpg

"Kita di Indonesia memang bikin COOPMart, tapi benderanya Unilever dan brand pabrikan umum. Saingan dengan ALfamart dan Indomaret," papar Sharmila. Karenanya, imbuh Sharmila, entitas gerakan koperasi harus berani bikin brand COOP sendiri. Jangan hanya jadi penjual produk orang lain".

img-1663129038.jpg

Senada, mantan Direktur ICA Asia Pacific Robby Tulus, mengemukakan pentingnya perkuatan branding koperasi (COOP). Robby lantas menunjukkan foto dirinya ketika diundang pengurus Dubai Consumer Retail Coop di Abu Dhabi. "Koperasi ritel di Abu Dhabi, terlihat mencantumkan logo COOP dalam kemasan-kemasan yang mereka jual".

img-1663129221.jpg

Dipaparkan Robby Tulus, untuk menjadikan branding koperasi kuat, diperlukan pengelolaan banyak aspek dengan muara pada trust, kepercayaan. "Kepercayaan anggota dan publik menjukkan mesin reputasi koperasi berjalan. Koperasi dengan reputasi tinggi, menerapkan prinsip koperasi dan manajemen profesional agar koperasi maju," papar Robby. (Priono/Foto : Sharmila, Heira, Robby Tulus)

  

Kategori
MANCANEGARA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar