Berpuasa untuk Mencapai Derajad Taqwa

                                       Oleh : Prof. Dr. Agustitin Setyobudi

         img-1587796137.jpg RAMADHAN, bulan penuh keberkahan, ampunan, dan kemulian, setiap umat muslim mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bersuka cita menyambutnya. Lantunan merdu Alquran terdengar di tiap rumah.  Semangat beribadah yang kembali bergairah dan lisan yang tak pernah berhenti berzikir memuji Tuhannya.

        PADA bulan Ramadhan yang mulia ini umat muslim diwajibkan  menjalankan ibadah puasa, sebagai sebuah bentuk pendidikan ruhiyah, untuk membentuk pribadi bertakwa yang mampu  membentengi dirinya dari hawa nafsu yang menyesatkan.

        ALLAH berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. 

        Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah selamatkanlah aku  dengan Ramadan agar berhasil menjalani Ramadan dan terimalah amalkuagarkami dapat mencapai derajat TAKWA, amin.

        Berbicara tentang  TAKWA" ALLAH berfirman yang artinya:

Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian”  (QS. Al Hujurat: 13)

        Untuk mamahami  makna taqwa, marilah kita cermati penjelasan berikut ini dari Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya, tentang keterkaitan antara puasa dengan ketaqwaan: “Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa dan ketaqwaan:

Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum jima’ dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua merupakan bentuk taqwa’

        Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya.

        Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi. Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini merupakan tabiat orang yang bertaqwa. Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga merupakan tabiat orang yang bertaqwa”.

        Semoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Ta’ala. (pr)

________________

* Ketua Umum IKP-RI


Kategori
PESAN

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar