RP Soeroso : Pendiri IKPRI, Pahlawan Nasional Yang Peduli

Nasionalis, pejuang nasional, dan peduli kaum lemah. Demikian gambaran sang pendiri IKPRI. Raden Pandji Soeroso.

RP Soeroso kepanjangan dari Raden Pandji Soeroso kini dikenal sebagai nama jalan di kawasan elit Jakarta, tepatnya di daerah Menteng, Jakarta Pusat.  

Di salah satu sisi Jalan RP Soeroso berdiri bangunan berlantai lima milik Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI). Dulunya, gedung berlantai lima itu menjadi kantor IKPRI. 

IKPRI kemudian menyewakan sebagian besar ruangan kepada Bank Kesejahteraan yang berganti nama Bank BKE dan kini menjadi Sea Bank.

Wajar jika sekarang di fasad bangunan sebagian berdinding kaca itu terdapat tulisan Sea Bank. Karena saat ini tenant gedung adalah Sea Bank. 

Hibahkan Rumah

Gedung IKPRI yang kini menjadi kantor Sea Bank, dulunya hibah dari sang pendiri IKPRI (dulu IKPN) yakni Raden Pandji Soeroso atau RP Soeroso. 

Hibah rumah di lokasi elit seperti Menteng, Jakarta Pusat tentu menjadi kebaikan dan pengorbanan bukan kaleng-kaleng kalau memakai istilah sekarang. Karena nilai properti di kawasan premium terbilang value for money.

Namun, RP Soeroso yang saat itu menjadi Menteri Sosial RI era Presiden Soekarno (1953-1955) berbesar hati menghibahkan rumahnya menjadi  kantor IKPRI.

Aksi hibah rumah menjadi bukti keseriusan RP Soeroso dalam mengangkat kesejahteraan pegawai negeri melalui koperasi. Kala itu kesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS) masih sangat minim.

Dengan mendirikan koperasi pegawai negeri (KPRI) di tiap instansi, RP Soeroso berharap pegawai negeri dapat membeli rumah dengan cara mengangsur lewat pinjaman koperasi.

Pembentukan koperasi pegawai yang dipelopori RP Soeroso bukan hanya di instansi  pusat, tetapi merambah sampai ke daerah. Upaya anggota tim BPUPKI ini terbukti membuahkan hasil.

Bahkan, pada Juni 1953 terbentuk sekunder koperasi pegawai di Jakarta dengan nama Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN sekarang menjadi PKPRI).

Akhirnya pada Oktober 1955 berdiri Badan Koordinasi PKPN-PKPN Seluruh Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPN) pada 1961.

RP Soeroso kemudian terpilih menjadi ketua pertama Badan Koordinasi PKPN-PKPN Seluruh Indonesia (cikal bakal IKPRI).

Pejuang, Peduli Orang Kecil

Raden Pandji Soeroso muda adalah seorang aktivis. Bahkan, saat masih duduk di bangku sekolah, RP Soeroso sudah peduli dengan isu nasionalisme.

Tercatat pada 1912 RP Soeroso memimpin aksi pemogokan siswa memprotes kepala sekolah yang merupakan orang Belanda yang dianggap menghina bangsa Indonesia. Karena aksinya tersebut RP Soeroso dikeluarkan dari sekolah.

Meski dikeluarkan dari sekolah, RP Soeroso berhasil lulus dari sekolah guru pada tahun 1916. 

Keberpihakan RP Soeroso pada orang kecil mulai terlihat setahun setelah lulus sekolah guru. Pada 1917 dia berhasil memperjuangkan pemilik warung pribumi di pinggir Jalan Probolinggo Jatim dari aksi pembongkaran.

Empat tahun kemudian yakni pada tahun 1921 RP Soeroso terpilih menjadi Ketua Personil Pabrik Bon Daerah Mojokerto. Ia kemudian memimpin aksi mogok yang diikuti buruh di pabrik gula di Mojokerto yang dikuasai seorang Belanda. 

Rentang 1921 hingga 1923 RP Soeroso berhasil memperjuangkan nasib petani  pengolah tanah yang sebelumnya ditindas pemilik pabrik gula.

Mulai tahun 1924 RP Soeroso aktif di dunia politik. Pada tahun ini anggota Volksraad mengangkat RP Soeroso sebagai anggota.  RP Soeroso juga tercatat sebagai ketua Putera di area Malang.

Dari BPUPKI hingga Menteri

Periode berikutnya, pejuang yang lahir pada 3 November 1893 di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur ini menduduki beberapa jabatan penting. 

Seperti ditunjuk sebagai Wakil Ketua BPUPKI/PPKI pada tahun 1945 dengan ketua K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.

Pada tahun itu juga Raden Pandji Soeroso didapuk sebagai Gubernur Jawa Tengah sesuai keputusan sidang pleno PPKI pada 19 Agustus 1945.

Jabatan publik lain yang diemban RP Soeroso yakni Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ke-4 pada era Presiden Soekarno (6 September 1950–3 April 1951).

Pada 1953 hingga 1955 RP Soeroso menjadi Menteri Sosial RI ke 10 era Soekarno.  Dari Menteri Sosial, RP Soeroso kemudian menjadi Menteri Pekerjaan Umum ke 12 selama 1955 hingga 1956.

Saat itu RP Soeroso membuat program transmigrasi ke daerah Metro, Lampung, Sumatera. 

Bapak Koperasi Pegawai Negeri

Hingga di penghujung usianya, RP Soeroso masih memantau perkembangan koperasi pegawai di tanah air.

Pengorbanan dan keseriusan RP Soeroso mendirikan koperasi pegawai RI diganjar dengan pengukuhan sebagai Bapak Koperasi Pegawai Negeri pada tahun 1979. 

Dua tahun setelahnya, tepatnya 16 Mei 1981 Raden Pandji Soeroso tutup usia dan dimakamkan di TPU Pekuncen Mojokerto.

Al Fatihah setiap malam Jumat kita peruntukkan bagi almarhum Raden Pandji Soeroso sang pendiri koperasi pegawai,  IKPRI dan pejuang nasional yang peduli kepada kaum yang lemah.

(Susan/foto : istimewa)

Kategori
PROFIL

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar