Lock Down dan 15 Pesan Covid-19

Oleh : Drs. H. Fahruddin Zaid 

Ketika artikel ini di tulis, pemerintah pusat dan sejumlah pemerintah daerah mengeluarkan imbauan untuk tidak bepergian atau menghadiri acara-acara yang bersifat massif. Alasannya, apa lagi jika buka  karean pandemi Corona Virus (Covid 19) yang telah melanda di lebih dari seratus negara, termasuk Indonesia. Total korban yang jatuh sudah mencapai ribuan orang di seluruh dunia.


Sekolah-sekolah diliburkan dua pekan. Sejumlah instansi ada yang meliburkan karyawan dan bekerja di rumah. Koperasi yang identik dengan acara kolektif, jelas terdampak. Pekan kedua Maret, acara koperasi yang menghadirkan pejabat pemerintah pusat di sejumlah daerah, juga ditunda. 

Acara-acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang rencana dihelat di dua pekan berselang, kemungkinan juga akan ditunda. Selain Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, sejumlah elemen gerakan koperasi, termasuk Dekopin, juga sudah mengeluarkan pernyataan untuk me “lock down” agenda-agenda di ruang publik yang menghadirkan banyak orang. Sayang memang, tapi situasinya memang darurat.  

Kasus COVID 19 di Indonesia per pekan keempat Maret ini diumumkan berjumlah lebih dari 130 orang. Jika kita memahami teori gunung es, angka tersebut bukanlah angka riil. Untuk setiap satu kasus positif kemungkinan ada beberapa kasus positif lainnya yang belum atau tidak ditemukan. Angka ini kemungkinan masih akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Siapakah yang akan sangat sibuk dan memiliki risiko tertinggi untuk tertular jika hal tersebut terjadi? Mereka adalah TENAGA KESEHATAN.

 

Dokter, perawat, dan semua tim rumah sakit adalah orang-orang yang akan berada di garda terdepan menangani kasus. Risiko tertinggi akan dihadapi oleh dokter dan perawat yang menangani pasien. Dan itu bisa terjadi di setiap RS, karena pasien kalau sakit pasti akan mencari RS terdekat. Jika menunjukkan tanda-tanda COVID 19 baru akan dirujuk ke RS Rujukan.

 

Perlu kita ingat, jumlah tenaga kesehatan ini terbatas. Mereka manusia biasa, sama seperti kita semua, mereka juga bisa tertular dan sakit. Jadi mereka ini harus disayang-sayang. Tentu masih ingat dokter di Wuhan yang meninggal karena tertular COVID 19. Artinya apa? Artinya setiap RS baik rumah sakit milik pemerintah maupun swasta saat ini harus siap dengan prosedur-prosedur keselamatan untuk tenaga kesehatan. Harus siap dengan alat-alat pelindung diri (APD) untuk melindungi tenaga kesehatan yang bertugas dari penularan COVID 19. Jangan sampai terjadi lagi tenaga kesehatan menggunakan jas hujan untuk melindungi dirinya dari risiko penularan penyakit.

 

Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk membantu?
Masyarakat umum bisa membantu dengan cara melakukan langkah-langkah pencegahan supaya tidak tertular dan menambah beban tenaga medis. Tingkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Jauhi keramaian. Upayakan tinggal di rumah jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak. Utamakan pencegahan. Jangan sampai terjadi pasien menumpuk di RS melebihi kapasitasnya.

 

Pentingnya memahami kerja kolega-kolega kita di sektor kesehatan, mengingatkan kita pada anggota koperasi kita yang bergerak di sektor kesehatan. Sebutlan primer-primer KPRI yang eksis di bawah lembaga kesehatan (Rumah Sakit). KPRI RS Margono di Purwokerto, misalnya. Mereka adalah garda depan penanganan pandemi virus korona. Intansi mereka tidak mungkin ditutup apapun situasinya. Sekaligus koperasinya, yang merupakan garda depan ikhtiar kolektif mensejahterakan diri bersama-sama. Semoga peristiwa ini tidak lantas menjadikan gerakan koperasi lock down untuk waktu yang lama.


19 Pesan Covid

Saya sepakat dengan pandangan ihwal 15 Pesan yang akan ditinggalkan Covid-19 yang semoga saja segera pergi. Pesan yang sudah banyak beredar di masyarakat, tapi terlihat aktual dan bermanfaat bagi kita untuk bermuhassabah diri. Berikut kutipan pesan itu :

1. Makanlah yang  menyehatkan lagi Halal. Jauhi makanan dan minuman Haram. Bukankah awalnya virus muncul setelah binatang binatang,liar, buas dan kelelawar dibantai dengan kasar atau dibakar hidup hidup lalu dimakan?

2. Jangan lagi berpakaian  minim lagi ketat mengumbar aurat. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita berpakaian serba tertutup?, dan memang semua agama Samawi memuliakan pakaian yang rapih, bersih dan sopan.

3. Jaga  ucapan, makanan, dan pendengaran. Bukankah masker Covid-19 telah mendidik kita  menutup mulut, lidah, telinga dan hidung?

4. Jangan lagi ada "pergaulan bebas" tanpa batas, selingkuh dan kumpul tanpa ikatan sah. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita untuk Sosial Distancing dan Physical Distancing, jaga jarak, bahkan bersalamanpun tidak bersentuhan?.

5. Jangan lagi malas ke rumah rumah Ibadah, Masjid dll. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita, bagaimana sedih dan stress nya kita tanpa ada tempat memohon, berdoa, tak bisa beribadah berjamah dan shalat di Masjid dalam suasan batin yang damai. Bagaimana sedihnya melepas saudara kita yang meninggal tanpa dishalatkan beramai ramai di Masjid?

6. Jangan lagi pernah abaikan rumah, keluarga dengan terlalu sibuk di luar rumah. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita untuk banyak tinggal di dalam rumah bersama keluarga ?

7. Jangan lagi ada rasa angkuh, sombong, dan merasa besar serba bisa.

Bukankah Virus Corona yang kecil dan tak tampak mata itu telah mendidik kita, bahwa tidak ada yang mampu mencegahnya jika Covid-19 ingin datang mampir?, dan Covid-19 tidak mengenal status sosial miskin atau kaya, tua atau muda pembesar atau rakyat biasa, semua dihinggapi jika abai.

8. Jangan lagi jauh dari Tuhan Sang Maha Pencipta. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita, dalam suasana Covid-19 aktif menyebar, semua orang ketakutan dan semua orang baru mendekat berdzikir dan berdoa, memohon perlindungan Tuhan Sang Kholiq?.

9. Jaga kebersihan dan ketertiban. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar selalu menjaga kebersihan badan, pakaian, barang dan lingkungan dengan rajin mandi, mencuci tangan, semprot antiseptik dan disinfektan, dan tidak sembarangan membuang sampah?

10. Jangan lagi abai dan masa bodoh pada anugerah Allah yang melimpah tak terbatas, seperti sinar matahari, tumbuhan yang menyehatkan dll. Perbanyaklah bersyukur atas  karunia gratis itu semua.

Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar rajin berjemur dan olahraga di pagi hari, rajin minum jahe, sereh, kunyit, lemon dll agar daya tahan tubuh kita lebih kuat? . Tanam dan peliharalah tumbuhan yang memberi manfaat kesehatan.

11. Tingkatkan semangat kebersamaan, solidaritas, saling tolong. Jangan lagi semua dihitung berdasarkan kepentingan pribadi dan pamrih. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kita tidak mampu mengurus diri sendiri seorang diri, kita butuh orang lain yang meski bukan saudara seperti dokter, dll. Kalau tidak ditolong orang,  bisa mati mendadak di jalanan saat  dihindari orang karena takut tertular.

12.  Berimanlah, beragamalah dengan baik. Percayalah yakinilah pada hal hal Ghaib yang tak tampak mata, seperti adanya Tuhan, ada Malaikat dan ada Jin. Jangan lagi menantang Tuhan dengan mengatakan, bagaimana percaya pada Tuhan sedang kita tidak bisa melihat Tuhan.

Bukankah Covid-19 mendidik kita bahwa meski Virus Corona tidak tampak tapi ada, buktinya,  banyak yang terpapar oleh Covid-19 dan meninggal.

13. Selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan Akhirat dengan perbanyak  kebaikan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan amal sholeh. Hidup di Dunia ini hanya sementara saja, sewaktu waktu bisa mati.

Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kematian bisa datang menjemput secara tiba tiba dan di mana saja.

14. Daya tahan tubuh akan kuat jika selalu berbaik sangka, sabar, syukur, ikhlas dan jujur. 

Daya tahan tubuh akan melemah saat pikiran dikuasai dengki, fitnah, iri, hasut, ujaran kebencian dan cacian, seks bebas, seks sesama jenis, dan Narkoba.

Maka perkuatlah ketahanan tubuh dengan selalu berbaik sangka,  husnudzon, ikhlas dan tawalkal. Jangan lagi ada iri, caci, dengki, ujar kebencian, fitnah dan kekerasan, Narkoba dan penyimpangan seksual. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa Virus Corona mudah menyerang mereka yang daya tahan tubuhnya lemah?

15. Perkuat Silaturrahim. Jaga harmoni sesama makhluk. Jangan lagi merusak alam. Jangan ekspoilitasi kekayaan bumi secara berlebihan. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa, adanya  keseimbangan dan pengurangan polusi industri, asap mesin, keseimbangan semburan kimia beberapa minggu ini, telah membuat udara, awan dan alam ini lebih cerah dan bersih?

Sungguh pelajaran yang luar biasa dari Virus Corona.

Semoga  kita semua selalu dalam  lindungan Allah SWT dan dijauhkan dari semua musibah dan penyakit. Dan wabah Covid-19 cepat berlalu. Aamin Yaa Rabb 'Alamiin (*)


Kategori
RESONANSI

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar