Rendang kemasan menjadi lahan bisnis baru menjanjikan. Peminat meningkat varian rendang juga tidak stuck.
Sekitar enam tahun lalu artis Meisya Siregar istri musisi Beby Romeo membesut usaha rendang kemasan dengan nama Rendang Nantulang. Meisya terjun berbisnis bersamaan dengan artis lain yang juga ramai-ramai membuka usaha. Saat itu usaha rendang kemasan masih menjadi sesuatu yang baru.
Bermodal Rp 50 juta Meisya memulai bisnis rendang kemasan. Modal tersebut digunakan untuk membeli mesin pengolah daging. Guna memastikan kualitas produk, Meisya mengaku terjun langsung.
Dalam sebuah event untuk pelaku UMKM yang digelar Jakarta beberapa waktu lalu Meisya mengaku jika ia berbisnis kuliner rendang kemasan karena ia memang hobby makan rendang. Namun, ia mengaku kerap komplain dengan rasa rendang dan varian rendang. "Ini kurang pedes ya, kok daging doang kenapa nggak ada paru, jengkol lebih enak atau kalau daging ayam juga lucu."
Setelah enam tahun berjalan kini dalam sebulan Meisya mampu memproduksi hingga 400 kg dengan omzet mencapai Rp 100 juta per bulan. Dalam menjalankan usahanya, meisya dibantu oleh tujuh orang karyawan.
"Alhamdulillah ini jadi usaha, antara Rp 50 juta sampai Rp 100 juta rata-rata per bulan (omzet). Produksinya 100 sampai 150 kg tapi kalau Lebaran itu bisa produksi sampai 400 kg."
Meisya memasarkan rendang kemasannya secara online dan offline seperti whatsapp, go-food, shopee, tokopedia, dan go-food. Resep sukses berbisnis ala Meisya antara lain menjual produk di marketplace, berinovasi dalam hal packaging dan marketing."
Rendang Jengkol ala Magek
Ronny Yahya menjadi pelaku usaha lain yang meraup untung dari usaha rendang kemasan. Ronny yang berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat dan bermukim di Yogyakarta membuat rendang kemasan dalam kaleng dengan merek Magek. Yang membuat rendang Magek terasa istimewa yakni varian rendang jengkol. Selain jengkol, ternyata Ronny juga menjual rendang ikan patin.
Sebelum memulai berbisnis, Ronny melakukan uji coba baik uji coba produk maupun uji coba mengemas rendang dalam kaleng. Dengan mengemas rendang dalam kaleng, produk Magek tahan lebih lama dan lebih gampang melanglang buana ke daerah lain. Terlebih Ronny melakukan pemasaran secara online melalui media sosial seperti instagram.
“Kalau di kaleng kan awet satu tahun jadi bisa dibawa keluar negeri, sekaligus jadi obat rasa kangen pada tanah air."
Dengan pemasaran secara online, rendang Magek pun leluasa menyasar konsumen di daerah lain. Saat ini pasar terbesar rendang Magek ada di luar Yogyakarta seperti i Makassar, Kalimantan, Bekasi, Malang, dan Jakarta bahkan luar negeri seperti Jepang, Belanda, dan Italia.
Harga rendang variatif. Rendang ukuran 170 gram dibandrol Rp 45 ribu. Rendang gulai ikan patin ukuran 300 gram harga jualnya Rp 35 ribu. Dalam sebulan Ronny bisa menjual 100 kaleng.
Rendang Paru ala Mizaki
Jika rendang Magek terkenal dengan rendang jengkolnya, maka rendang kemasan lain dengan merek Mizaki milik Ayu terkenal dengan produk rendang paru. Selain paru, Ayu juga menjual varian rendang lain seperti belut, itik, hingga telur. Selain varian rasa, Ayu juga membuat rendang basah bisa bertahan dua minggu dan rendang kering bertahan tiga bulan.
Ayu memulai bisnis rendang kemasan pada 2014 lalu dengan modal Rp 200 ribu. Sebelumnya ia menjadi reseller rendang. "Jadi saya ambil dagangan kalau habis baru bayar dan untungnya saya ambil. Ya seperti gali lubang tutup lubang," kata Ayu.(Susan/FOTO ISTIMEWA)
Sumber : https://wartakoperasi.net/sukses-berbisnis-rendang-kemasan-detail-405568