ROBBY TULUS : Pemikiran dan Pengabdian Besar Gerakan Koperasi

ROBBY TULUS : Pemikiran dan Pengabdian Besar Gerakan Koperasi

img-1753833505.jpg

Pontianak, 20 Juni 2025 menjadi hari yang bermakna dalam sejarah gerakan koperasi Indonesia, khususnya bagi komunitas dan jaringan gerakan koperasi di Kalimantan Barat. Dalam sebuah seremoni penuh kehangatan yang digelar oleh Jaringan Gerakan Keling Kumang (JGKK), sebuah penghargaan disematkan kepada Robby Tulus, sebagai Pemikir dan Pengembang Gerakan Koperasi, bersama dengan Apai Jangut, sebagai Tuai Ruai Penjaga Warisan Leluhur Dayak Iban, dan AR Mecer, sebagai  Inspirator Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Adat Dayak. 

Khusus untuk penghargaan kepada Robby Tulus, diberikan atas dedikasi panjangnya dalam menggerakkan, menginspirasi, dan membangun jalan pemikiran bagi gerakan koperasi tidak hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat global. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan terhadap peran besar Robby Tulus dalam memajukan ide dan praktik koperasi yang berakar pada nilai-nilai koperasi seperti keadilan, solidaritas, dan demokrasi ekonomi. 

Di hadapan para pemimpin koperasi dan tokoh masyarakat Kalimantan Barat, Robby Tulus menerima penghargaan tersebut menyatakan bukan sebagai puncak dari sebuah perjalanan, melainkan sebagai peneguhan bahwa perjuangan membangun ekonomi rakyat melalui koperasi adalah jalan panjang yang masih harus terus diperjuangkan. Dia katakan bahwa apresiasi dari lembaga gerakan koperasi seperti Keling Kumang yang berakar di bawah ini menjadi sangat bernilai bagi dirinya karena menunjukkan adanya manfaat riil koperasi di tingkat akar rumput. 

Robby Tulus bukan nama asing dalam  gerakan koperasi Indonesia. Ia dikenal luas sebagai tokoh yang konsisten mendorong koperasi sebagai sistem alternatif sosial ekonomi. Pemikirannya menempatkan koperasi bukan sekadar sebagai entitas ekonomi, tetapi sebagai gerakan sosial dan budaya yang berakar pada partisipasi anggota, kebersamaan, dan prinsip saling menolong. 

Robby Tulus, sebagai satu-satunya orang Indonesia yang pernah menjabat di International Co-operative Alliance (ICA), lembaga koperasi dunia. Jabatan terakhirnya di ICA adalah sebagai Regional Director ICA Asia Pasifik.  Melalui lembaga ini dia turut merumuskan dan memperjuangkan prinsip-prinsip koperasi yang berlaku secara internasional dan juga membangun platform untuk pedoman pengembangan koperasi untuk pemerintah dan juga lembaga masyarakat. Perannya di ICA menjadi bukti bahwa kiprah pemikir koperasi dari Indonesia telah memberi warna dalam percaturan global.

Namun, yang membedakan Robby Tulus dari banyak aktivis koperasi lainnya adalah konsistensinya dalam menjaga integritas gerakan koperasi. Setelah pensiun dari ICA, dan di usianya yang saat ini  sudah 85 tahun, dia masih tetap berperan aktif dalam mengembangkan pemikiran dan praktik koperasi. Dua lembaga penting yang didirikanya adalah Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) dan Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR) yang didorong melalui strategi pemekaran dari Gerakan Koperasi Kredit Indonesia ( GKKI) yang dia dirikan dan hingga saat ini masih aktif sebagai Penasehat Utama. 

Penghargaan yang diberikan oleh Jaringan Gerakan Keling Kumang bukan tanpa makna simbolik. JGKK merupakan jaringan koperasi rakyat yang tumbuh dari akar budaya Dayak di pedalaman Kalimantan Barat. Sejak awal, gerakan ini dirintis bukan sekadar sebagai upaya pemberdayaan ekonomi, tetapi sebagai gerakan kebudayaan yang mengangkat kembali nilai-nilai gotong royong, solidaritas komunitas, dan hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam.

Di bawah kepemimpinan visioner dan kolektif Dr. Masiun, JGKK telah menjadi contoh sukses tentang bagaimana koperasi bisa tumbuh dan berkembang di tengah tantangan modernisasi, komersialisasi, dan penggusuran budaya lokal. Keling Kumang tidak hanya membangun koperasi kredit, tetapi juga koperasi pertanian, koperasi konsumsi, koperasi jasa, lembaga pendidikan sebagai upaya untuk mendukung transformasi komunitas Dayak dan masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya menuju kemandirian.

Pilihan JGKK untuk memberikan penghargaan kepada Robby Tulus mencerminkan kesadaran mendalam akan pentingnya fondasi ideologis dan nilai dalam gerakan koperasi. Menurut  Dr. Masiun Ketua JGKK dikatakan bahwa tanpa dasar pemikiran yang kokoh, koperasi bisa kehilangan jiwanya. Robby Tulus telah menjadi lentera yang menuntun arah perjuangan kita.

Pemberian penghargaan ini bukan hanya seremoni. Ini adalah momentum penting untuk merekatkan kembali jarak antara pemikiran dan praktik dalam gerakan koperasi Indonesia. Robby Tulus seringkali memperingatkan bahwa,  betapa rutinitas teknokratis seperti  laporan keuangan, audit, legalitas, dan sebagainya sangat penting, namun esensi koperasi sebagai gerakan perubahan sosial harus tetap dijaga agar tidak memudar. 

Robby Tulus melalui tulisannya, ceramah, dan pendampingannya terhadap gerakan akar rumput, selalu menekankan bahwa koperasi harus dipandu oleh nilai dan prinsip. Ia tidak lelah mengingatkan bahwa koperasi harus dikelola secara demokratis, transparan, dan tenpatkan  anggota sebagai subyek penting dari pemilik sejati koperasi. Dalam konteks Indonesia yang tengah menghadapi krisis ketimpangan ekonomi, koperasi menjadi satu-satunya instrumen krusial secara sosial ekonomi yang mampu memulihkan kembali keadilan sosial.

Dalam pidato penerimaannya, Robby Tulus menyampaikan bahwa penghargaan yang diberikam adalah kehormatan besar, namun juga panggilan untuk terus menjaga kobaran semangat gerakan koperasi yang sejati. Kita tidak boleh menyerah pada arus neoliberalisme yang menggerus nilai-nilai kebersamaan. Kita harus terus membangun kekuatan dari akar rumput.

Salah satu keistimewaan dari seremoni penghargaan ini adalah keterlibatan generasi muda koperasi dari seluruh wilayah Kalimantan Barat. Para peserta muda dari berbagai koperasi anggota JGKK turut hadir, berdiskusi, dan berdialog langsung dengan Robby Tulus. secara informal. Momen ini menjadi kesempatan belajar langsung dari seorang tokoh yang telah mengalami pasang surut gerakan koperasi selama lebih dari lima dekade.

Dalam diskusi yang penuh keakraban, Robby mendorong anak-anak muda koperasi untuk tidak sekadar menjadi administrator koperasi, tetapi menjadi intelektual organik yang mampu membaca konteks zaman dan menciptakan inovasi. Ia menekankan bahwa koperasi akan tunbuh dengan baik  jika diikuti dengan  kesadaran kritis dan komitmen moral.

Semangat ini sangat selaras dengan visi Jaringan Gerakan Keling Kumang yang sejak awal menekankan pentingnya pendidikan kader, penguatan budaya lokal, dan inovasi teknologi berbasis komunitas. Maka, penghargaan kepada Robby Tulus adalah juga bentuk afirmasi terhadap jalan panjang yang ditempuh gerakan Keling Kumang sebagai bagian dari arus besar pembaruan gerakan koperasi nasional.

Penghargaan kepada Robby Tulus adalah penegasan bahwa dalam setiap gerakan rakyat, selalu ada sosok pemikir yang menjaga bara ide dan nilai. Tanpa mereka, gerakan bisa kehilangan arah, terjebak dalam birokratisasi, atau malah terserap ke dalam sistem ekonomi arus utama yang justru hendak dilawannya.

Pontianak menjadi saksi bahwa koperasi di Indonesia masih memiliki ruh dan daya hidup yang kuat. Penghargaan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa koperasi bukan hanya instrumen ekonomi, melainkan juga alat perjuangan membangun peradaban baru yang lebih adil, egaliter, dan manusiawi.

Semoga semangat yang ditanamkan oleh Robby Tulus terus berakar dalam tanah-tanah perjuangan gerakan koperasi rakyat. Dan semoga Jaringan Gerakan Keling Kumang terus menjadi contoh terang tentang bagaimana pemikiran dan tindakan bisa berpadu menjadi kekuatan transformatif yang membebaskan.(*)

___

*) Suroto

(Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR Federation), Direktur Cooperative Research Center (CRC) Institut Teknologi Keling Kumang)


Sumber : https://wartakoperasi.net/robby-tulus-pemikiran-dan-pengabdian-besar-gerakan-koperasi-detail-458859