Revitalisasi dan Transformasi Koperasi Indonesia Era Digital

Revitalisasi dan Transformasi Koperasi Indonesia Era Digital


Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan seminar nasional bertema "Revitalisasi Koperasi Indonesia Menjawab Tantangan Regulasi, Digitalisasi, dan Kompetisi Global" pada Kamis (18/7), di Grand Mercure Malang Mirama. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Koperasi ke-77.

Seminar menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Dr. Ahmad Subagyo - Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), Budi Suharto - Asisten Deputi Penerapan Sanksi Kementerian Koperasi dan UKM RI, serta Herman Soepardjono , Ketua Pengurus Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur.

Prof. Dr. Ahmad Subagyo, dalam paparan bertajuk "Revitalisasi Koperasi di Era Digital: Strategi dan Inovasi", mengupas sejumlah tantangan entitas perkoperasian di era digital.

img-1721350585.jpg

Dalam pandangan Prof. Subagyo, koperasi perlu melakukan revitalisasi dan adaptasi dalam menghadapi tantangan era digital. 

Adaptasi dibutuhkan untuk merespons perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan teknologi digital dalam aktivitas sehari-hari. Alhasil, transformasi digital adalah kunci untuk meningkatkan daya saing koperasi.

Masih menurut Subagyo, faktor regulasi yang kompatibel dengan agenda-agenda digitalisasi dan inovasi koperasi berbasis teknologi, sangat dibutuhkan. "Regulasi yang belum sepenuhnya mendukung inovasi, biaya implementasi teknologi, kurangnya literasi digital di kalangan anggota, serta kebutuhan adaptasi model bisnis di era digital, adalah tantangan entitas Koperasi kita," papar Subagyo.

Poin penting lain dalam paparan Prof Subagyo, adalah ihwal strategi menghadapi persaingan global. Prof. Subagyo menyoroti pentingnya peningkatan literasi digital, investasi dalam infrastruktur teknologi, kolaborasi dengan koperasi internasional, dan fokus pada inovasi model bisnis untuk menghadapi persaingan global.

Di era digital, koperasi perlu melakukan Inovasi nodel bisnisnya. Prof Subagyo mengusulkan perlunya inovasi berupa pengembangan platform digital terintegrasi, implementasi layanan keuangan digital dan e-commerce, serta peningkatan transparansi melalui digitalisasi pelaporan koperasi.

Dimensi internal koperasi tak lepas dari tangkapan analitis Prof Subagyo. Peningkatan kapasitas dan nanajemen koperasi, penting dalam upays penguatan tata kelola, pengembangan SDM, transformasi proses bisnis, dan peningkatan literasi digital di kalangan pengurus dan anggota koperasi.

Transformasi digital dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing koperasi. Digitalisasi, demikian menurut Prof Subagyo, dapat meningkatkan efisiensi operasional, transparansi, dan aksesibilitas layanan koperasi. Hal tersebut, dalam implementasinya membutuhkan dukungan pemerintah dan strategi implementasi yang tepat. Ini merupakan tantangan tersendiri.

Paparan Prof. Subagyo memberikan gambaran komprehensif tentang langkah-langkah strategis yang perlu diambil koperasi Indonesia untuk beradaptasi dan berkembang di era digital. Bahwa revitalisasi koperasi bukan hanya tentang adopsi teknologi, tetapi juga transformasi menyeluruh dalam aspek kelembagaan, SDM, dan model bisnis untuk menjawab tantangan regulasi, digitalisasi, dan kompetisi global.

Urgensi "Kepemimpinan Digital" Koperasi

Prof Subagyo juga menekankan pentingnya literasi digital bagi pemimpin koperasi masa depan. Literasi digital memungkinkan pemimpin koperasi untuk membuat keputusan yang lebih baik dan terinformasi terkait adopsi teknologi dan strategi digital. Pertama, dengan pemahaman yang kuat tentang teknologi dan tren digital terkini, para pemimpin dapat mengevaluasi berbagai opsi dengan lebih efektif. Kedua, pemimpin yang melek digital dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional koperasi. Mereka dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan solusi teknologi yang tepat untuk mengoptimalkan proses bisnis. Ketiga, kemampuan berkomunikasi yang kuat dalam lingkungan digital memungkinkan pemimpin untuk menyampaikan visi dan strategi digital dengan jelas kepada seluruh organisasi. Ini penting untuk memastikan semua anggota koperasi memahami dan mendukung inisiatif digital.

Literasi digital membantu pemimpin dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar yang cepat di era digital. Mereka dapat lebih cepat memahami dan merespons perubahan dalam lanskap digital yang dinamis. Pemimpin yang memiliki literasi digital dapat memimpin transformasi digital koperasi dengan lebih efektif. Mereka dapat merumuskan strategi yang tepat, mengidentifikasi peluang, dan mengatasi tantangan dalam proses transformasi digital.

Prof. Subagyo menekankan, di era digital ini, literasi digital bukan hanya keterampilan tambahan, tetapi merupakan kompetensi inti yang harus dimiliki oleh pemimpin koperasi. Hal ini penting untuk memastikan koperasi dapat bersaing, berkembang, dan tetap relevan dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital.

Progres Kebijakan Pemerintah

Regulasi yang kondusif dan kebijakan pemerintah dalam mendukung modernisasi koperasi memang sangat dibutuhkan.

Hal itu diakui Budi Suharto, Ahli Utama Pengawas Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM RI. Dalam paparannya, Budi Suharto mengupas kebijakan pemerintah dalam mendukung transformasi dan modernisasi koperasi, pentingnya regulasi yang adaptif dan mendukung inovasi serta digitalisasi dalam koperasi.

Pengalaman praktis Herman Soepardjo, Ketua Umum Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung Syariah Jawa Timur, menarik disimak. Soepardjo menyoroti pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing koperasi di pasar global.

Transformasi digital, inovasi model bisnis, dan kerjasama yang kuat menjadi kunci utama dalam revitalisasi koperasi Indonesia. Koperasi di Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan regulasi, digitalisasi, dan kompetisi global, serta terus berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional (*).

Sumber : https://wartakoperasi.net/revitalisasi-dan-transformasi-koperasi-indonesia-era-digital-detail-453902