Pandemi Covid-19 yang belum seratus
persen berakhir memasuki tahun ketiga, dianggap sebagai kendala eksternal
paling destruktif dunia usaha dan perekonomian dalam satu dekade terakhir. Setiap badan usaha hampir pasti mengalaminya.
Termasuk
Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ), yang sudah merasakan ketatnya persaingan antar
sesama pelaku usaha simpan pinjam dam pemberi kredit oleh perbankan dan
pinjaman online jauh sebelum pandemi.
Belakangan, terjadi perubahan pola kegiatan hidup sehari-hari, dimana jika sebelumnya pinjaman banyak ditujukan untuk tujuan investasi, berubah menjadi konsumsi bahan pokok.
Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) sebagai organisasi ekonomi yang bersandar pada partisipasi anggota sekaligus pemilik, memang tidak bersandar pada unit usaha simpan pinjam (USP) semata. KKGJ Masih memiliki kegiatan usaha lain demi eksistensinya.
“Pengurus telah berupaya untuk mengikuti kondisi obyektif eksternal dan internal yang berskala global, regional, dan nasional dengan masalah internal KKGJ itu sendiri. Antara lain dengan melakukan berbagai upaya diantaranya dengan melakukan efisiensi di berbagai unit usaha KKGJ,” ungkap Drs. Tahya, M.P.d Ketua KKGJ, dalam RAT Tahun Buku 2021 yang digelar virtual di Jakarta, Jumat (18/3) lalu.
Perlambatan ekonomi di nasional dan global, bagi KKGJ hal itu merupakan sebuah realita sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh pelaku usaha. Dalam upaya mempertahankan dan menyelamatkan lembaga, serta ujian bagi para pengurus dalam mengelola sumber daya dan organisasi.
Tahun 2021 total aset KKGJ mencapai Rp 213,272 miliar bila dibandingkan dengan nilai aset tahun 2020 yaitu sebesar Rp 225,218 miliar terjadi penurunan total aset sebesar 5 %. Penurunan nilai aset diakibatkan anggota yang pensiun, meninggal, dan mutasi. Sementara itu, dari hasil kegiatan transaksi anggota dan non anggota pada lembaga ekonomi KKGJ tahun 2021 membukukan pendapatan sebesar Rp 34,826 miliar. Meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp 32,836 miliar.
Kenaikan pendapatan tersebut dipicu adanya penambahan unit usaha dan kinerja USP yang mulai menggeliat. Setelah dikurangi beban biaya KKGJ berhasil membukukan SHU sebesar Rp 3,250 miliar, terjadi peningkatan dibandingkan perolehan SHU tahun 2020 sebesar Rp 3,110 miliar.
“Saya sangat mengapresiasi KKGJ yang mampu melewati pandemi ini saat semua pelaku ekonomi mengalami hambatan yang luar biasa. Tapi, KKGJ bisa terus mengembangkan dan melakukan inovasi dalam usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Walaupun memang kita juga melihat ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan oleh KKGJ. Saya berharap, dalam komunitas besar ini jajaran pengurus terus menginformasikan manfaat-manfaat KKGJ kepada seluruh generasi penerus kita. Bahwa KKGJ tidak hanya mengurus para guru tapi juga kepada yang lainnya. Setidaknya KKGJ mampu bersaing dalam peminatan-peminatan untuk menjadi anggota KKGJ”, ujar Hj. Nahdiana, M.P.d Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta.
Peningkatan partisipasi anggota akan berhasil manakala muncul keserasian antara anggota, manajemen koperasi, dan program koperasi. Melalui proses perencanaan usaha dan pengambilan keputusuan yang partisipatif dan kolaboratif dari segenap unsur anggota dan pengurus, akan meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab semua pihak dalam memperjuangkan kemajuan dan perkembangan koperasi.
Koperasi harus efektif dan efisien dalam memberikan layanan yang dapat dinikmati secara sosial ekonomi oleh anggota, serta mampu mengantisipasi kemungkinan perubahan kebutuhan atau kepentingan dari anggota. Perubahan kebutuhan anggota berbanding lurus dengan perubahan waktu dan peradaban, serta perkembangan jaman, sehingga hal ini menentukan pula pola kebutuhan anggota dalam konsumsi, produksi, maupun distribusi. Sense of belonging perlu ditumbuh kembangkan kembali agar anggota KKGJ bangga untuk menggunakan pelayanan KKGJ, ketimbang pelayanan dari lembaga yang hanya mencari profit. (Edi Supriadi)
Sumber : https://wartakoperasi.net/rat-kkgj-ubah-tantangan-demi-kemajuan-detail-441849