Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam
perkembangannya banyak mengalami hambatan, antara lain masalah manajemen dan
permodalan. Pada
umumnya koperasi belum sepenuhnya mengetahui sistem pembukuan dan cara
pelaporan keuangan yang baik. Sebagian besar mereka membuat sistem pembukuan
dan cara laporan sesuai dengan kemampuan para pengurusnya atau pengelolanya
sendiri.
Padahal, sistem pembukuan dan laporan keuangan itu bukan hanya sebagai pertanggungjawaban pengurus kepada anggota atas pengelolaan keuangan koperasi, melainkan juga sebagai tolok ukur prestasi dan manfaat yang telah dicapai oleh koperasi yang sangat diperlukan oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan, misalnya bank, kreditur, dan kantor pajak. Akuntansi memiliki beberapa peran penting yaitu untuk, mengetahui kinerja keuangan perusahaan, mengetahui perkembangan perusahaan, mengetahui keefektifan perusahaan, mengetahui besarnya pajak yang harus dibayarkan, dan mengajukan kredit ke bank.
Permasalahan yang ditemukan adalah pada koperasi primer sebagian besar pengurus dan pengelola koperasi belum mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau workshop tentang pengelolaan koperasi KPRI yang baik dan benar. Bahkan boleh dibilang pelaksanaannya belum sepenuhnya terlaksana, dan ini tentunya sangat bertolak belakang dengan perkembangan zaman, informasi teknologi, dan persaingan usaha yang sudah semakin pesat. Sebagai badan usaha koperasi harus mampu menghadapi perkembangan zaman dan persainghan usaha serta bisa disejajarkan dengan pelaku ekonomi lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan dan skill yang memadai serta penguasaan bidang teknologi serta manajemen, agar koperasi tetap eksis dan berkembang.
Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan menguasai menyusun neraca keuangan pengurus dan pengelolan KPRI, Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesai (GKPRI) Kalimantan Selatan, menggelar pendidikan khusus untuk pengurus KPRI anggota GKPRI Kalsel dalam hal membuat laporan pertanggung jawaban sesuai dengan sistematika. Dan laporan keuangan koperasi yang mengacu pada standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAP ETAP). Pelaksanaan kegiatan pendidikan pelatihan perkoperasoian GKPRI Kalimantan Selatan ini berlangsung di Hotel Royal Jelita Banjarmasin, 18-19 Desember lalu. Dikikuti 38 orang pengurus KPRI dari 40 peserta yang di undang,
“Pelaksanaan pendidikan pengurus ini selain merupakan bagian pelaksanaan dari program kerja GKPRI Kalimantan Selatan tahun 2021, bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membuka wawasan mengenai pola atau sistematika penyampaian laporan pertanggung jawaban pengurus KPRI pada saat RAT yang sesuai dengan PSAK ETAP yang berlaku. Digelarnya pendidikan anggota ini diharapkan dapat bermanfaat dan di aktualisasikan oleh peserta, khususnya para pengurus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di KPRI masing-masing. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada Pengurus IKPRI yang telah membantu memberikan subsidi dana pendidikan kepada GKPRI Kalsel, sehingga pendidikan perkoperasian ini dapat terselenggara dengan baik”, ungkap DR. Ir. H. Suparno, MM, MP. Ketua GKPRI Kalimantan Selatan. Total biaya penyelenggaraan pendidikan perkoperasian GKPRI Kalimantan Selatan ini sebesar Rp 41,2 juta, bersumber dari bantuan subsidi dana pendidikan IKPRI RP 20 juta, dan dana pendidikan GKPRI Kalsel Rp 21,6 juta.
(Edi Supriadi)
Sumber : https://wartakoperasi.net/pendidikan-khusus-gkpri-kalsel-optimalkan-sdm-detail-440321