Bayangkan sebuah orkestra besar, di mana setiap pemain membawa instrumen berbeda, namun memainkan satu simfoni yang sama. Begitulah suasana yang tercipta di Hotel Permata Bogor pada Kamis, 26 Juni 2025. Di bawah langit Bogor yang sejuk, para pemikir, pelaku, dan penggerak koperasi dari berbagai penjuru negeri berkumpul, merangkai nada-nada perubahan untuk koperasi Indonesia. Mereka tidak hanya datang membawa ilmu, pengalaman, dan semangat, tetapi juga harapan besar: melahirkan Kurikulum Standar Nasional Pelatihan Dasar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Awal Kisah: Sebuah Gerakan, Bukan Sekadar Rutinitas
Penyusunan kurikulum ini bukanlah sekadar kegiatan administratif. Ia adalah gerakan nasional, bagian dari gelombang besar perubahan yang didorong oleh visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam RPJMN 2025–2029, koperasi desa dipilih sebagai instrumen utama untuk menurunkan kemiskinan, memperkuat ekonomi lokal, dan memperluas inklusi keuangan. Amanat Pasal 33 UUD 1945 menjadi kompas, menegaskan bahwa perekonomian Indonesia harus dibangun di atas asas kekeluargaan dan gotong royong.
Arah kebijakan pemerintah—lewat Asta Cita Presiden dan Inpres No. 9 Tahun 2025—menempatkan koperasi sebagai pilar utama penguatan ekonomi desa. Pemerintah menargetkan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi rakyat. Di sinilah pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM koperasi menjadi prioritas, sebagaimana tertuang dalam roadmap pengembangan SDM dan talenta koperasi Kementerian Koperasi dan UKM.
Simfoni Kolaborasi: Dunia Pendidikan, Pemerintah, dan Praktisi Bersatu
Laksana menenun kain batik, penyusunan kurikulum ini melibatkan banyak tangan dan warna. Tim dari IKOPIN University, di bawah koordinasi Prof. Dr. Ahmad Subagyo (Wakil Rektor III Bidang Riset, Advokasi, dan Promosi, sekaligus Ketua Umum ADEKMI), menjadi dirigen Tim Kecil IKOPIN University yang mengatur harmoni. Mereka mengusulkan rancangan kurikulum berbasis kompetensi, menekankan pentingnya pengembangan kader koperasi yang profesional, inovatif, dan adaptif.
Kementerian Koperasi dan UKM hadir sebagai penjaga arah, memastikan kurikulum ini mendukung kebijakan nasional dan menyiapkan SDM koperasi yang siap bersaing. Penggerak dan aktivis koperasi membawa cerita dan pengalaman lapangan, memastikan materi pelatihan benar-benar membumi. Dunia profesional menambahkan perspektif tentang standar kompetensi, sertifikasi, dan kebutuhan industri koperasi modern.
Dalam forum ini, Ibu Safitri Dewi dari IKOPIN University, bersama timnya (Muhammad Fahreza, SE.MM., Dr. Sugianto Ikhsan, dan Agus Nugraha, S.Kom., M.Kom.), menegaskan pentingnya pendekatan berbasis kompetensi. “Kurikulum ini harus mampu mencetak pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi yang bukan hanya paham teori, tetapi juga siap menghadapi tantangan nyata di lapangan,” ujarnya penuh semangat.
Menjelajah Isi Kurikulum: Dari Filosofi hingga Praktik Bisnis
Kurikulum Standar Nasional Pelatihan Dasar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih disusun bak peta perjalanan yang lengkap, membekali para pelaku koperasi dari dasar hingga mahir. Materi-materinya ibarat kompas dan bekal perjalanan:
Mengapa Harus Berkoperasi: Menanamkan pemahaman filosofis dan historis koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat. Di sini, peserta diajak memahami akar dan makna koperasi, bukan sekadar sebagai lembaga ekonomi, tapi juga sebagai gerakan sosial.
Koperasi Desa Merah Putih: Memahami model kelembagaan dan peran strategis koperasi desa/kelurahan dalam pembangunan ekonomi lokal. Modul ini seperti peta yang menuntun arah, agar koperasi desa menjadi penggerak utama ekonomi setempat.
Kelembagaan dan Tata Kelola Koperasi: Membangun sistem organisasi, kepemimpinan, dan tata kelola yang akuntabel serta transparan. Tata kelola yang baik adalah pondasi agar koperasi tidak mudah goyah diterpa badai.
Manajemen Keuangan Koperasi: Pengelolaan keuangan, pelaporan, dan prinsip akuntabilitas. Modul ini adalah bekal agar koperasi bisa mengelola dana dengan bijak dan bertanggung jawab.
Menyusun Proposal Bisnis dan Evaluasi: Membekali peserta dengan kemampuan menyusun rencana usaha, studi kelayakan, dan evaluasi kinerja. Ini adalah senjata agar koperasi mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan.
Manajemen Bisnis Koperasi: Keterampilan praktis dalam mengelola usaha koperasi, inovasi bisnis, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Modul ini menyiapkan koperasi agar tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan berinovasi.
Setiap modul dirancang untuk berkembang menjadi pelatihan lanjutan dan sertifikasi kompetensi, menyesuaikan kebutuhan dan dinamika koperasi di lapangan.
Manfaat Kurikulum: Menjadi Mercusuar Koperasi Indonesia
Kurikulum ini ibarat mercusuar di tengah samudra, menjadi penuntun bagi kapal-kapal koperasi yang berlayar menuju masa depan. Berikut manfaat dan kegunaannya:
1. Standarisasi Kompetensi Nasional
Dengan kurikulum ini, pelatihan di seluruh Indonesia menjadi seragam dan terukur. Tak ada lagi kesenjangan antara satu wilayah dengan wilayah lain. Semua pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi mendapat bekal yang sama kuat.
2. Menjamin Profesionalisme dan Akuntabilitas
Koperasi Indonesia kerap dihadapkan pada tantangan tata kelola dan profesionalisme. Kurikulum ini mendorong seluruh SDM koperasi mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi, meningkatkan kepercayaan anggota, mitra usaha, dan lembaga keuangan.
3. Mendukung Implementasi Kebijakan Nasional
Kurikulum ini menjadi instrumen penting dalam mendukung kebijakan strategis pemerintah, seperti percepatan pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan penguatan ekonomi desa.
4. Rujukan Penyusunan Modul Pelatihan Lanjutan
Kurikulum ini menjadi fondasi bagi penyusunan modul-modul pelatihan lanjutan dan tematik, seperti manajemen risiko, digitalisasi koperasi, pengembangan usaha berbasis potensi lokal, serta pengawasan dan anti-fraud.
5. Penguatan Ekosistem Koperasi Modern
Kurikulum ini mendorong transformasi koperasi desa dari model konvensional ke arah koperasi modern, profesional, dan berbasis teknologi. Hal ini sejalan dengan roadmap pengembangan SDM koperasi Kementerian Koperasi dan UKM.
6. Meningkatkan Akses Pendanaan dan Kemitraan
SDM koperasi yang telah mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi akan lebih mudah mengakses pendanaan dari bank dan lembaga keuangan, serta dipercaya dalam menjalin kemitraan dengan industri dan UMKM.
7. Mendorong Inovasi dan Adaptasi Teknologi
Kurikulum ini juga mengintegrasikan materi digitalisasi koperasi dan inovasi bisnis, agar koperasi desa/kelurahan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Kolaborasi: Kunci Menuju Keberhasilan
Proses penyusunan kurikulum di Hotel Permata Bogor adalah contoh nyata kolaborasi multi-pihak. Dunia pendidikan, pemerintah, aktivis koperasi, dan profesional duduk bersama, saling bertukar pikiran, dan merumuskan solusi terbaik untuk pengembangan koperasi Indonesia ke depan. Tim IKOPIN University, dengan pengalaman dan keahlian dalam riset serta pengembangan pendidikan koperasi, berhasil mengintegrasikan kebutuhan lapangan dengan standar akademik tinggi. Kementerian Koperasi dan UKM berperan sebagai fasilitator dan pengarah kebijakan, memastikan kurikulum ini selaras dengan arah pembangunan nasional.
Dampak Jangka Panjang: Dari Desa untuk Indonesia Emas 2045
Kurikulum Standar Nasional Pelatihan Dasar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diharapkan menjadi katalisator transformasi koperasi desa di seluruh Indonesia. SDM yang kompeten akan mampu mengelola usaha secara profesional dan akuntabel, meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat desa, mendorong inklusi keuangan, dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan nasional.
Lebih jauh, kurikulum ini akan memperkuat posisi koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan yang tangguh, adaptif, dan inovatif. Koperasi desa/kelurahan bukan hanya menjadi solusi atas tantangan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045.
Epilog: Menyulam Asa, Menggapai Cita
Penyusunan Kurikulum Standar Nasional Pelatihan Dasar Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Hotel Permata Bogor adalah langkah awal yang strategis. Kolaborasi lintas sektor, pendekatan berbasis kompetensi, dan orientasi pada kebutuhan nyata di lapangan menjadi kunci keberhasilan kurikulum ini. Ke depan, kurikulum ini akan menjadi rujukan utama dalam seluruh program pelatihan, sertifikasi, dan pengembangan kapasitas SDM koperasi di Indonesia.
Dengan semangat gotong royong dan profesionalisme, koperasi desa/kelurahan Merah Putih akan menjadi fondasi kuat bagi terwujudnya ekonomi Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dari Bogor, benang-benang harapan itu mulai ditenun—dan kelak, akan menjadi kain indah yang membalut masa depan Indonesia.(*)
Sumber : https://wartakoperasi.net/menenun-masa-depan-koperasi-kisah-kolaborasi-di-balik-lahirnya-kurikulum-standar-nasional-pelatihan-dasar-koperasi-desa-kelurahan-merah-putih-detail-458484