Oleh : Suroto
Apakah ide paling revolusioner abad ini?. Menurut saya adalah ide kooperasi. Karena inilah ide revolusioner untuk merombak sistem kepemilikan yang kapitalis, yang hanya perkaya segelintir orang dalam tata ekonomi dunia.Termasuk di Indonesia.
Tata kelola ekonomi kapitalis dunia saat ini, ibarat potongan kue, separuhnya dimakan satu orang. Lalu 99 orang lainya disuruh berebut lagi separuhnya. Di Indonesia kondisinya lebih parah dari rata-rata dunia.
Ide kooperasi itu kongkrit dijalankan dalam keseharian bukan hanya dalam tataran wacana. Antara teori dan modus operandinya sama.
Anda mungkin akan segera ikut mencibir ketika saya katakan ide paling revolusioner itu ialah kooperasi. Karena di Indonesia, yang kita lihat, kooperasi itu hanya sebuah badan usaha yang identik dengan simpan pinjam, foto copy, kantin di perkantoran itu. Atau anda mungkin malah ingin menyebutnya sebagai sebuah usaha rentenir.
Lalu apa yang membuat ide koperasi itu layak disebut sebagai ide revolusioner?
Coba anda bayangkan, sebuah bank itu dimiliki oleh nasabahnya. Sebuah jaringan supermaket itu dimiliki oleh pelangganya. Sebuah klub olah raga itu dimiliki oleh fans clubnya.
Sebuah pabrik itu dimiliki oleh pekerjanya. Sebuah rumah sakit itu dimiliki masyarakat pasiennya. Sebuah perusahaan listrik dimiliki oleh pelangganya.
Sebuah perusahaan aplikasi semacam BnB itu dimiliki pelanggannya. Sebuah bisnis aplikasi semacam Spotify dimiliki oleh perintis, artis, dan pendengar dan pelangganya.
Apakah ide itu semua hanya sebuah utopia dan mimpi di siang bolong belaka?. Ataukah ada dalam realitas hidup keseharian?.
Semua itu Nyata. Bukan mimpi! Its work?!. Mari kita lihat satu-satu.
Bank dimiliki oleh nasabahnya. Ini ada di dunia nyata. Sebut saja misalnya koperasi kredit Desjardins Group.
Ini adalah bank yang dimiliki jutaan nasabahnya di Canada. Jumlah kekayaannya 5 ribu trilyun rupiah. Empat kali lipat kekayaan Bank BUMN BRI. Malahan tahun 2010 jadi Bank of The Year Canada. Sebagai bank terbaik di Canada.
Ini bank dimiliki, dikontrol dan dikendalikan oleh nasabahnya. Dengan prinsip satu orang satu suara.
Ada banyak di belahan dunia lain sebut misalnya koperasi Bank Populaire di Perancis yang juga pernah jadi bank of the year Perancis.
Prinsip kerjanya sama, setiap orang diakui secara setara, satu orang satu suara dalam mengambil keputusan perusahaan.
Supermarket dan jaringan minimarket / ritel. Ini bukan isapan jempol belaka. Di Singapura, satu jaringan koperasi ritel yang bernama NTUC Fair Price. Koperasi ini kuasai bisnis jaringan ritel di Singapura. Dimiliki oleh 800 ribu pelanggannya dan jadi kampiun bisnis ritel yang meluas ke sektor lainya. Ya. Dimiliki, dikontrol dan dikendalikan oleh pelanggannya. Satu orang satu suara.
Sebuah klub sepak bola? Ya. Mungkin anda akan kaget kalau saya menyebutnya. Klub itu bernama Barcelona Football Club yang terkenal dari Spanyol itu. Klub ini dimiliki dan dikendalikan secara demokratis oleh 173 ribu fans klubnya. Selain 12 cabang olah raga lainya. Prinsipnya satu orang satu suara prinsipnya. Masih ingat presiden FC Barcelona ini dipecat fansnya khan?
Pabrik dimiliki oleh pekerjanya? Ya. Sebut saja misalnya Koperasi Pekerja Mondragon ( Mondragon Worker Co-op). Ini adalah perusahaan baja yang sekarang sudah meluas usahanya ke berbagai sektor.
Koperasi dan perusahaan terbesar di Basque, Spanyol ini dirintis hanya oleh 5 orang anak lulusan STM yang tadinya bingung nyari kerja pada seorang Pastur, Jose Maria Arimendes. Lalu disuruh mendirikan perusahaan koperasi pekerja, yang dimiliki penuh para pekerjanya.
Kini 80 Ribu pekerjanya itu telah menjadi pemiliknya. Dimiliki dan dikendalikan oleh pekerjanya secara demokratis satu orang satu suara. Menjadi berpengaruh kuat terhadap sosial ekonomi dan politik.
Kalau anda datang kesana dan bertanya siapa bosnya? 80 ribu orang itu mengaku dan betul memang sebagai Boss perusahaannya. Sama hak dan pengakuanya.
Sebuah rumah sakit? Oya. Namanya rumah sakit koperasi Group Health Cooperative ( GHC). Jaringan rumah sakit terbesar di kota Washington, Amerika Serikat. Jaringan rumah sakit terbesar di kota yang kita tuduh sebagai pusatnya kapitalisme ini. Rumah sakit ini dimiliki dan dikendalikan secara demokratis oleh para pasienya dan masyarakat.
Listrik? Ya. ya. Lagi-lagi saya ingin menegaskan contoh ini dari Amerika Serikat. Negeri kapitalis ini ternyata membiarkan pelangganya jadi pemilik dari perusahaan listrik yang beroperasi di 41 negara bagian dan terutama di desa desa.
Lagi-lagi pelanggannya dan terutama di desa-desa itu yang jadi pemilik dan pengendali perusahaannya dengan prinsip satu orang satu suara. Namanya Koperasi National Rural Electricity Cooperative Association ( NRECA). Setiap pelanggan adalah pemilik dan pengendali perusahaan yang demokratis. Tidak monopolistik seperti Perseroan PLN kita.
Contoh mutakhir perusahaan aplikasi. Perusahaan semacam Spotify?. Namanya Koperasi Resonate. Ini perusahaan aplikasi dimiliki oleh siapapun di seluruh dunia dari perintis, artis, dan pendengar serta penontonya. Ada juga platform fotografi di Canada yang namanya Stockcy. Dimiliki para pekerja fotografernya. Semua keuntungan dibagikan kepada anggotanya dan dikendalikan secara demokratis satu orang satu suara.
Yahhh! Sepertinya semua itu ada di luar negeri yah? Tidak, ini juga ada di Indonesia.
Untuk contoh bank, ada yang namanya Induk Koperasi Kredit ( Credit Union ) yang tersebar di seluruh Indonesia dan dimiliki oleh 3,2 juta anggotanya di 1000 an koperasi. Assetnya ada 36 Trilyun rupiah. Dimiliki dan dikendalikan secara demokratis oleh mereka. Satu orang satu suara. Koperasi ini dirintis tahun 1970 an oleh seorang Pater yang bernama Albrecht Kariem Arbie.
Sektor riilnya bagaimana?. Sekarang ini sedang kami rintis jaringan koperasi sektor riil ini yang anggotanya baru 21 koperasi yang bergerak di berbagai sektor. Ada ritel, distribusi, jasa perhotelan, pertanian, sekolah dll yang kami kembangkan dalam satu naungan organisasi yang disebut Induk Koperasi Usaha Rakyat ( INKUR).
Dan masih banyak lagi koperasi koperasi lainya yang sekarang sedang dirintis oleh anak anak muda dalam berbagai bentuk ekonomi kreatif. Ada koperasi film dan komunitas kreatif seperti Kabelan Coop di Kendal misalnya.
Apa yang hebat dari sebuah ide koperasi ini?. Hanya bisnis demokratis saja kah? Tidak. Koperasi ini bukan hanya soal ide bisnis semata. Tapi koperasi koperasi di seluruh dunia yang sekarang anggotanya sudah lebih dari 1 milyard orang itu sebetulnya sedang mengusung sebuah ide revolusioner.
Bukan hanya kepemilikan agar demokratis dan adil bagi semua, tapi juga menantang langsung sistem relasi sosial dari sistem kapitalisme yang jadikan modal sebagai penentu segalanya.
Menantang sistem kapitalis yang jadikan kekuatan modal sebagai penentu dan pengendali dari nasib hidup kita, yang memonopoli, dan memanipulasi untuk kepentingan semata mata keuntungan bagi segelintir orang, turun temurun.
Koperasi ini juga menggunakan modal, tapi modal itu hanya sebagai alat bantu manusia untuk capai kesejahteraan secara berkeadilan dan berperikemanusiaan dan peduli pada lingkunganya. Bukan alat untuk eksploitasi orang lain dan alam.
Akankah kita biarkan nasib hidup kita dan generasi mendatang bangsa ini di bawah cengekeram korporat kapitalis terus menerus? Terserah pada anda semua.
*) Suroto, Ketua Umum AKSES
Sumber : https://wartakoperasi.net/koperasi-sebagai-jalan-revolusi-detail-432810