Koperasi

Koperasi "Sampah" Berkelanjutan : Dari Desa Sayang untuk Indonesia Hijau

Problem sampah di negeri ini tak kunjung teratasi. LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berikhtiar mengatasinya melalui Pelatihan Pengelolaan Sampah Menuju Koperasi Jasa Berkelanjutan.

img-1754817154.jpg

Desa Sayang di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jumat (8/8) siang Agustus itu terasa lebih hidup dari biasanya. Aula pertemuan desa yang biasanya digunakan untuk rapat warga kini dipenuhi energi baru. Suasana hangat bercampur rasa penasaran dan semangat, ketika Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Jakarta) hadir untuk menggelar Pelatihan Manajemen Pengelolaan Sampah.

Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Prof. Dr. Ahmad Subagyo, serta menjadi implementasi Program Hibah Dikti melalui platform BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) tahun 2025. Tapi tujuan kegiatan ini jauh lebih dari sekadar berbagi ilmu: LPPM UMJ menargetkan lahirnya Komunitas Peduli Sampah yang memiliki legalitas resmi di bawah naungan sebuah koperasi jasa, sehingga pengelolaan sampah di desa ini bisa berjalan sistematis, berkesinambungan, dan punya manfaat ekonomi bagi warga.

Sebelum pelatihan digelar, tim dari UMJ terlebih dahulu melakukan survei lapangan untuk memahami kondisi nyata pengelolaan sampah di Desa Sayang. Hasilnya menunjukkan masih banyak warga yang membuang sampah tanpa pemilahan—sampah organik, plastik, dan anorganik bercampur jadi satu. Belum ada sistem pengelolaan terorganisasi, apalagi lembaga resmi yang menanganinya. Kesadaran warga tentang manfaat memilah dan mengolah sampah juga terbilang rendah. Temuan inilah yang menjadi pijakan desain pelatihan, agar materi yang disampaikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga.

img-1754817169.jpg

Pada hari pelaksanaan, lebih dari 25 orang warga dengan latar belakang beragam—mulai dari ibu rumah tangga, pemuda, pengurus RT/RW, kader PKK, hingga tokoh desa—hadir memenuhi aula. Mereka disambut hangat oleh Prof. Dr. Ahmad Subagyo yang membuka acara dengan pesan optimis bahwa masalah sampah bisa menjadi peluang ekonomi jika dikelola secara kolektif. Suasana kemudian mengalir ke sesi utama bersama narasumber Muhammad Fikri, S.Ag., praktisi pengelolaan bank sampah berbasis digital dari Pekalongan.

Dengan gaya bercerita yang akrab, Fikri memaparkan bagaimana sampah yang dikelola bisa memiliki nilai jual, bahkan menjadi tabungan warga. Ia memperkenalkan konsep bank sampah, sistem pencatatan transaksi sampah, tips menggalang partisipasi masyarakat, hingga peluang usaha dari hasil daur ulang. Peserta tak hanya mendengar, tapi juga diajak praktik membuat catatan transaksi dan mensimulasikan proses pengumpulan dan pemilahan sampah dari rumah ke bank sampah desa.

Puncak kegiatan terjadi saat warga bersama-sama menyepakati pembentukan Komunitas Peduli Sampah Desa Sayang. Komunitas ini akan menjadi cikal bakal koperasi jasa yang akan mengelola bank sampah dan mengembangkan usaha turunan dari pengolahan sampah, seperti produksi kompos, kerajinan dari plastik daur ulang, hingga penjualan material yang telah dipilah. Dengan status koperasi, mereka dapat memiliki akses ke pendanaan, kemitraan, dan sistem pembagian hasil yang transparan.

Pelatihan hari itu pun ditutup dengan suasana penuh harapan. Warga terlihat antusias, beberapa langsung menawarkan diri untuk menjadi pengurus. LPPM UMJ berkomitmen mendampingi proses ini hingga koperasi benar-benar terbentuk dan mandiri, termasuk membantu pengurusan legalitas dan penguatan kapasitas manajemen.

Dari Desa Sayang, pesan yang dibawa sederhana namun kuat: perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di rumah sendiri. Dengan kemauan, pengetahuan, dan wadah yang tepat, sampah yang selama ini dianggap masalah bisa diubah menjadi sumber daya yang mendatangkan manfaat bagi lingkungan dan ekonomi warga.

"Mari kita kelola sampah bersama, karena dari sampah kita bisa menciptakan berkah," tutup Prof. Ahmad Subagyo dengan senyum optimis. (*).


Sumber : https://wartakoperasi.net/koperasi-sampah-berkelanjutan-dari-desa-sayang-untuk-indonesia-hijau-detail-459025