Sejumlah dosen muda Universitas Andalas, Padang, menghelat koperasi berbasis pemasaran komoditas pertanian. Bermitra dengan petani lokal dan berjejaring dengan pasar di Eropa. Ikhtiar memuliakan petani melalui jalan koperasi.
Pasar komoditas pertanian yang melibatkan petani
sebagai produsen secara langsung masih menempatkan petani pada posisi tawar
kurang menguntungkan. Rantai pemasaran yang panjang dan infrastruktur yang
belum memadai, menjadikan ikhtiar keras petani meningkatkan mutu produk
pertanian tidak optimal begitu sampai di tangan konsumen.
Meskipun bukan hal mudah, Koperasi Mandiri dan Merdeka (Koperasi MDM) yang digawangi dosen-dosen muda dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, berikhtiar memutus mata rantai kendala di atas dengan menghelat Pasar Rabu Tani (PRT). Tujuannya, mensinergikan potensi petani sebagai produsen, konsumen, dan anggota koperasi.
PRT merupakan pasar yang diciptakan untuk membantu para Petani, Peternak, dan Produsen Kecil lainnya dari Salingka Kampus Universitas Andalas, yang kemudian menyebar ke kota dan daerah lainnya. PRT layaknya pasar yang dikelola dengan membangun sistem, sehingga perdagangan dapat berkelanjutan. Oleh sebab itu, mengapa harus dinaungi dalam bentuk koperasi.
“Kita juga ingin membantu mengekspor produk para Produsen PRT untuk menjangkau Konsumen di seluruh dunia. Kita juga punya Anggota dan Duta yang ada di Belanda sebagai langkah awal membuka pasar Eropa,” papar Virtuous Setyaka, founder Koperasi MDM.
KMDM diawali oleh para dosen muda yang ‘nekad’ berjualan sayur dan ikan asin, bahkan "door to door" sampai di depan Kantor Rektor. Sebagian para dosen itu juga terus berkuliah untuk menggapai jenjang akademis tertinggi.
Sebagian besar anggota KMDM saat ini adalah para Dosen Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat. Tercatat 49 orang anggota terdiri dari Petani, Produsen Kecil, Pedagang Kecil, hingga Pengusaha Kuliner Kelas Dunia.
“PRT hanyalah salah satu unit usaha ekonomi sekaligus unit amal sosial KMDM. Masih ada unit lainnya yang sudah dan akan terus dikembangkan,” imbuh Setyaka.
(PRIONO / V. Setyaka, Padang)