Di Indonesia, Koperasi Pemuda dan Koperasi Mahasiswa pernah "berjaya" dan popular di era Orde Baru. Seperti layaknya koperasi yang eksis saat itu, guyuran fasilitas pemerintah nyaris lumrah. Alhasil, manakala era berubah dan koperasi dituntut mandiri, banyak yang tak siap. Hingga kini, koperasi pemuda belum menunjukkan kontribusi berarti. Era digital menjadikannya terdisrupsi.
Tahun 2045 digadang-gadang jadi fase penting bagi geo-ekonomi Indonesia. Ia akan jadi “tahun emas” jika republik ini sukses memberdayakan kaum muda yang saat itu akan dominan populasinya.
Badan Buruh PBB (ILO) sudah mewanti-wanti, dari 108 juta anak muda di Asia Pasifik tercatat 34.5% diantaranya merupakan pengangguran. Prosentase itu setara dengan 201 juta pengangguran. Ini merupakan tantangan ekonomi dan politik sekaligus tantangan dunia ketenagakerjaan.
Terjadi ketidakemerataan dan keadilan dalam akses pekerjaan. Distribusi pendapatan yang tidak seimbang serta kurangnya jaminan keamanan pekerjaan. Sebuah keniscayaan akan mencakup usaha-usaha memperkuat kebijakan pasar vtenaga kerja, migrasi tenaga kerja, perlindungan sosial, dan wirausaha.
Ada potensi besar dari koperasi atas problematika kependudukan. Koperasi memberikan kontribusi dalam 3 hal yang mendasar, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Koperasi secara esensial memberikan nilai dalam pendekatan rantai yang penting untuk mempromosikan pekerjaan yang berkelanjutan. ILO mendukung promosi, inklusif dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pekerjaan produktif, dan pekerjaan yang layak untuk semua.
Tantangan pemuda koperasi yang berhasil dideteksi diantaranya adalah, kurangnya pengetahuan tentang model bisnis koperasi, kekurangan modal, peraturan yang sulit, akses pemasaran, bisnis koperasi yang tertinggal, serta ketiadaanfakta-fakta dari “ what works”. Serta kini, tantangan itu bertambah : disrupsi teknologi terhadap banyak aspek bsinis dan kehidupan.
Koperasi Orang Muda, Disrupsi dan Kendala Struktural
Apa yang bisa koperasi tawarkan untuk anak muda? Mengenalkan kesempatan ekonomi kepada anggotanya, memberdayakan kekurangan dan mempertahankan kepentingan mereka, serta mengubah resiko perseorangan menjadi resiko kelompok.
Bagaimana koperasi besutan anak-anak muda kita? Menurut Agus Budiono, mantan ketua Koperasi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, koperasi pemuda dan mahasiswa diakui tak berkembang seperti sektor lain. Salah satu pemicunya, salah satunya, minimnya figur-figur yang mampu menawarkan semangat ideologis pada koperasi.
“Tokoh idoeologis Koperasi Pemuda dan Kopma semakin sedikit. Padahal, bahan bakar koperasi itu ideologi. Jika hanya dari sisi bisnis saja, maka tidak punya banyak daya tarik,” papar Agus Budiono kepada Warta Koperasi melalui pesan whatsapp (10/6)
Seperti yang dialami dunia bisnis manapun saat ini, bisnis-bisnis koperasi pemuda dan mahasiswa juga terdisrupsi dengan digitalisasi dan berkembangnya platform bisnis berbasis teknologi.
Ada memang, anak-anak muda pegiat koperasi yang menekuni bisnis berplatform baru, sebut rintisan bisnis rintisan (start up). “Pertanyaannya, terkait maraknya bisnis start up di kalangan (koperasi pemuda), teman-teman koperasi yang main start up, mana ada yang bener benar jalan?” papar Agus. Ia menyayangkan, teman-teman muda terjebak pada rutinitas yang masih sama. “Melihat situasi saat ini, belum ada koperasi pemuda yang profit dan besar dari bisnis digital. Sepertinya koperasi anak muda akan tetap seperti sebelumnya. Untuk kopma, bahkan lebih mengkhawatirkan. Kopma UGM misalnya, saya lihat sekarang menurun performanya”.
Berbeda dengan Agus Budiono, pegiat muda koperasi Firdaus Putra menilai, relevansi Koperasi Mahasiswa (Kopma) turun. Mengalami disrupsi, sehingga boleh jadi, secara organisasi mereka (kopma) tidak relevan lagi meskipun kewirausahaan koperasi disebutnya tetap relevan. “Mereka tidak terhubung dengan ekosistem perkoperasian pada umumnya, akibatnya talenta muda mereka tidak terserap atau terlibat di koperasi masyarakat,”papar Firdaus kepada Warta Koperasi, pekan lalu.
Kopma yang sempat jadi laboratporium kewirausahaan, uga tertantang dengan kehadiran start up-start up bisnis yang menjamur satu dekade terakhir. “Start up-start up itu lebih inovatif, agile, dan ‘ambisius’“.
Penghambat Struktural
Mengapa koperasi mahasiswa dan pemuda cenderun stagnan? Menurut Firdaus, salah satunya disebabkan adanya penghambat struktural di kampus sendiri. Kebijakan Kemendikbud, rektor, yang hanya menempatkan Kopma hanya sebagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) saja, yang penting ada atau sekedar punya kopma.
Menurut Firdaus, seleksi alam berlaku terhadap Kopma. Mereka akan terdisrupsi, relevansi turun, lalu pudar dan hilang secara perlahan. “Asumsi kita, Kopma berperan dalam pemasok talenta (manajer, karyawan kop skill full). Itu tidak terjadi. Lalu pengembangan kewirakoperasian, itu juga tidak terjadi. Kita over ekspektasi. Mahasiswa tujuan masuk kuliah adalah punya karir tertentu sesuai minat. Masuk kopma sebagai aktualisasi diri saja. Posisi Kopma, eksis saja sudah bagus, tapi tidak kritikal. Ada syukur nggak ada (tersdisrupsi dan hilang) ya, tidak apa”.
Bebeda dengan Indonesia, keterlibatan sejumlah pegiat koperasi berbasis kampus di sejumlah negara kawasan terbilang lebih baik. Kolega-kolega pegiat koperasi pemuda berbasis kampus Asia Pasifik rata-rata lebih berkembang.
Berkoperasi untuk Bahagia
Meskipun tidak berasal dari negara dengan latar belakang ekonomi maju, Koperasi Pemuda Bhutan adalah salah satu contoh menarik. Koperasi Pemuda setempat merupakan organisasi sosial pemuda pertama yang didirikan oleh Nawang Geltzen dan kini memiliki ribuan anggota yang terdiri dari anak-anak muda.
Ia didirikan sebagai salah satu cara untuk menerjemahkan kata bijak dari raja Bhutan ikhwal filosofi kebahagiaan, “ukirlah kanvas mu dan lukislah kebahagianmu” dan setiap orang bebas memaknai dari kata-kata itu. Makna kebahagiaan ini telah menjadi bahan diskusi dari semua sektor baik pemerintah, sekolah, forum dan menjadi prinsip mereka dalam menemukan kebahagiaan. Bhutan memang dikenal sebagai salah satu negara dengan indeks kebahagiaan yang cukup tinggi. Tak mengherankan jika anak muda setempat mengelaborasi spirit The Bhutan Happiness" sebagai latar aktivisme mereka melalui koperasi.
Koperasi Pemuda Bhutan didirikan untuk memenuhi Gross National Happiness (GNH). Didirkan oleh 30 pemuda dengan bantuan gerakan koperasi international, kini memiliki 39 koperasi primer dengan masing-masing rata-rata beranggota 500 orang. Hingga lima tahun lalu, anggotanya telah mencapai 12 ribu orang.
Anak-anak muda itu mencoba menciptakan gerakan sosial di Bhutan dengan mengacu pada nilai-nilai koperasi. Projek sosial pertamanya adalah “Script Waves”, yang bertujuan untuk mengeratkan komunikasi antara generasi muda dan tua agar tak bersekat terlalu lebar. Ukuran keberhasilan proyek ini adalah kebahagian yang didapatkan oleh orang tua.
Proyek kedua, karya Audio Visual berupa film pendek untuk melatih anak muda untuk lebih kreatif dalam dunia seni. Salah satu projek yang berhasil dibuat berjudul “My Story” dengan durasi 1 jam dan telah ditayangkan di seluruh Bhutan. Satu proyek berbobot lain yang mereka rencanakan adalah membuat jaringan restoran yang diinisiasi anak-anak muda.
Dengan jujur pegiat muda koperasi Bhutan mengakui, kegagalan dari koperasi di Bhutan mungkin disebabkan oleh sistem ekonomi yang gagal memahami arti penting kerjasama. Alhasil, kekayaan tidak didistribusikan secara merata. Mereka mendirikan koperasi dengan mimpi untuk menghancurkan ketidakadilan sistem yang telah ada tapi lebih baik memberikan tawaran bahwa koperasi merupakan wujud yang lebih baik.
India, Tradisi Koperasi Sejak 1912
Koperasi Pemuda setempat tengah menghadapi tantangan untuk kembali menghidupkan tren berkoperasi. Apa yang mereka lakukan? Mereka giat promosi dan mengembangkan organisasi koperasi di India termasuk melakukan pendidikan, pelatihan, capacity building, pengembangan sumber daya manusia dan penelitian dan konsultasi.
Bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah menyangkut koperasi dan melakukan tindakan legal yang diwakili oleh gerakan koperasi di India serta mempromosikan jaringan internasional koperasi. Kini, di India eksis 6 juta koperasi dengan 250 juta anggota.
Bagaimana dengan koperasi berbasis kampus? Ternyata sudah berusia sangat tua. Koperasi kampus pertama berdiri di wilayah Belgaum pada tahun 1912, tepatnya di provinsi Bombay. Layaknya di Indonesia, sejumlah besar koperasi di sekolah menengah dikelola oleh guru. Sementara di sebagian besar universitas, mahasiswanya menjadi anggota koperasi dan mengambil peran menjadi pengurus. Tercatat ada 9000 koperasi kampus yang 50% berada dalam Negara bagian Nadu dan kerala.
Menyangkut koperasi, sejumlah negara bagian di India menggunakan dua sistem legislasi. Pertama adalah koperasi konvensional di bawah pemerintah. Koperasi lainnya merupakan koperasi yang berdiri secara otonom tanpa ada perlindungan dari pemerintah.
Bagaimana dengan bisnisnya? Layaknya Kopma di Indonesia, Koperasi kampus di India juga tumbuh toko grosir. hanya saja, kapasitas yang besar menjadikan toko koperasi kampus itu mampu menyuplai barang ke kampus lain atau koperasi kecil lainnya. Di negara bagian Kerala, misalnya, mayoritas Kopma berfungsi sebagai grosir koperasi. Di Bangalore, koperasi kampus menyuplai kebutuhan barang sehari hari untuk koperasi kecil lainya. Koperasi kampus di Gujarat menjadi distributor antar retail.
Tren yang juga tumbuh di negeri Mahatma Gandhi itu adalah koperasi pemuda yang eksis di luar kampus dengan keanggotaan anak muda dan responsif dengan perkembangan anak muda. Cukup dikenal misalnya adalah National Yuva Cooperative Society.
Jepang : Koperasi sebagai Katalis Karir Mahasiswa
Lebih satu dekade silam silam, pakar koperasi Ibnu Sudjono (alm), dalam wawancaranya dengan Warta Koperasi berujar, jika ingin belajar sukses koperasi universitas (University Coop), Jepang adalah salah satu kiblatnya. Bagaimana kini? Tren baru Koperasi universitas di Jepang adalah upaya kuat koperasi dalam membantu pengembangan karir mahasiswa yang jadi anggotanya.
Sudah menjadi kelaziman, kebanyakan mahasiswa umumnya akan mencari pekerjaan begitu mereka lulus. Di Jepang, job seeker dari kalangan mahasiswa, 46.40 persen diantaranya merasa khawatir dengan nasib pekerjaan mereka. Sebanyak 26,60 persen lainnya malahan sangat khawatir.
Menimbang fenomena di atas, Koperasi Universitas berkolaborasi dengan sejumlah elemen penting sebagai komunitas pembelajaran diri dalam realisasi filosofi dan tujuan universitas, serta berkontribusi dalam pengayaan pendidikan tinggi dan kemajuan penelitian. Koperasi kampus menyelenggarakan dukungan pengembangan karir sedemikian rupa sebagai pembelajaran yang saling menguntungkan dan lahir dari interaksi diantara anggota koperasi.
Ritsumeikan Co-Op, Nara Women’s University Co-Op, Ibaraki University Co-Op, Osaka Prefecture University Co-Op, adalah beberapa koperasi kampus yang cukup terkenal. Mereka memfasilitasi anggotanya dari kalangan mahasiswa dengan rupa-rupa keterampilan yang berdimensi kognitif, skill pragmatis, kecerdasan sosial dan emosional. Mengasah wawasan dan relasi global dengan studi banding ke sejumlah negara Eropa, Amerika dan Asia.
Thailand, Agen Go Green
Di negeri gajah putih itu, eksis 119 kampus dengan 29 Koperasi Kampus yang aktif. Terdapat 411 vocasional college dengan 55 koperasi aktif. Koperasi universitas yang cukup terkenal adalah Chulalonkorn University Consumer coop Ltd, Kasetsart,Chiangmai. Koperasi dengan pengurus melibatkan dosen dan pegawai tercatat 25 koperasi. Diantaranya di Bangkok University dan Burapha University.
Mereka bergerak di sejumlah unit bisnis. Diantaranya adalah distribusi alat tulis dan produk konsumen untuk member maupun non member koperasi di universitas. Koperasi juga menawarkan onderdil dan kendaraan untuk anggota dan mengorganisasi perjalanan Internasional untuk anggota.
Sadar dengan posisinya di gerakan koperasi internasional, mereka mendorong hubungan yang produktif antara anak muda dengan ICA, mengorganisasi seminar nasional untuk anak muda di koperasi mahasiswa. Sebagai aksi Go Green, koperasi mendorong anggota untuk tidak menggunakan kantong plastik dan menggantinya dengan kemasan ramah lingkungan.
Priono
Foto-foto : kopmaugm/bhutanyouthcoop/icacoop
Sumber : https://wartakoperasi.net/koperasi-orang-muda-menolak-mati-dan-terdisrupsi-detail-442893