Tujuh Prinsip Koperasi yang kita kenal salah satunya menyebutkan ihwal pentingnya Informasi bagi gerakan koperasi. Dalam prakteknya, kalangan koperasi mensinergikan Informasi dengan Pendidikan Koperasi. Pantauan WartaKoperasi.net, kalangan koperasi intens berbagi informasi kepada anggotanya melalui berbagai platform. Diantaranya melalui publikasi cetak maupun online. Tujuannya, selain untuk memenuhi kebutuhan dan layanan informasi bagi anggota, juga sebentuk transparansi. Bagaimana kalangan koperasi mengelola informasi di era pandemi?
Syaifuddin Zuhry, mantan aktivis Koperasi Universitas Agama Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta, heran dengan berita yang berseliweran di grup media sosia yang diikutinya. "Semuanya membahas tentang Covid-19 berikut kontroversinya. Tapi sedikit sekali yang mengupas koperasi masing-masing. Maju atau mundur dan pelajaran apa yang mereka tawarkan. Peran informasi yang mudah diakses dan disebarkan belum benar-benar dirasakan dampaknya bagi koperasi," papar Zuhry kepada WK, Senin (10/8).
Zuhry tidak keliru WartaKoperasi yang juga diajak bergabung di forum-forum media sosial berbasis koperasi juga melihat fenomena di atas. Pegiat koperasi tak jarang lebih asyik berdiskusi di luar kompetensinya. Issu Covid-19 adalah salah satu yang merebut perhatian praktisi media.
Mengutip siaran pers AJI, sejak diakui secara resmi masuk Indonesia pada Maret lalu, virus Covid-19 ini berdampak luas bagi media dan jurnalis di Indonesia. Pemerintah berusaha mengatasi penyebaran wabah itu dengan melakukan sejumlah pembatasan wilayah, yang itu berdampak bagi ekonomi. Bagi media, dampak itulah yang menyebabkan perusahaan melakukan PHK, efsiensi dan tindakan penghematan lainnya.
AJI menilai pandemi ini memiliki dampak yang sangat serius bagi pers saat ini, dan juga masa depan. Dampak nyata dari pandemi tentu saja yang utama bagi bisnis media, yang itu juga akan berakibat langsung pada kesejahteraan jurnalis. Dampak lainnya adalah pada kualitas jurnalisme karena banyaknya proses news gathering dengan cara daring.
Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, situasi ini menjadi kepedulian serius bagi AJI, yang memiliki concern soal kebebasan pers, profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis. Situasi sulit media saat ini tentu berdampak langsung pada tiga hal tersebut. “AJI berharap media bisa menghadapi masa-masa sulit ini, dengan tetap menjaga nilai utama profesi ini, yaitu bekerja untuk menemukan kebenaran dan memprioritaskan kepentingan publik,” kata Abdul Manan, Jumat, 7 Agustus 2020.
Situasi baru inilah yang mendorong AJI memilih “Jurnalisme di Era Pandemi” sebagai tema HUT tahun 2020 ini. Sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ini, AJI menyelenggarakan sejumlah kegiatan. Masing-masing: enam seri webinar pada 27-29 Juli 2020 dan 3-5 Agustus 2020, penerbitan buku laporan tahunan tentang situasi pers Indonesia, orasi budaya oleh Dr. Nasir Tamara, dan pemberian penghargaan: Udin Award, Tasrif Award, SK Trimurti Award, dan Pers Mahasiswa terbaik.
Dalam Malam Penganugerahan AJI yang diselenggarakan pada Jumat, 7 Agustus 2020, AJI mengumumkan para pemenang. Penghargaan Udin Award 2020 diberikan kepada Majalah TEMPO. Penghargaan Tasirf Award kepada 1. The Jakarta Post, BBC Indonesia, Vice Indonesia, Tirto.id dalam kolaborasi liputan Atas Nama Baik Kampus, dan 2. The Jakarta Post, Tirto.id, Jubi dalam kolaborasi liputan Kerusuhan Wamena.
Pemenang SK Trimurti Award 2020 dimenangkan oleh Gadrida Rosdiana Djukana, jurnalis asal Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Untuk penghargaan terhadap pers mahasiswa, Dewan Juri menetapkan para pemenangnya sebagai berikut:
Juara 1 : Lembaga Pers Mahasiswa Arena UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Double Kill: Penghasilan Hilang, Pungutan Selain UKT akan Diterapkan. Juara 2 : LPM Progress dengan judul : Pembuat Konten Dewasa Diantara Passion, Profesi dan Pelecehan Seksual yang Dialami
Mr Allaster Cox, Charge d’Affaires ai / Kuasa Usaha of the Australian Embassy, yang memberikan pidato dalam Malam Penghargaan AJI itu menyatakan, “Media yang kuat dan bersemangat yang bekerja untuk kepentingan masyarakat adalah hal baik untuk demokrasi, hal baik untuk pemerintahan dan membantu memberi hasil lebih baik bagi masyarakat,” kata Cox. “Saya memuji pekerjaan yang AJI lakukan untuk mengeksplorasi peran jurnalisme di Indonesia selama pandemi ini dan mempromosikan pentingnya pers yang bebas.”
Media Perkoperasian
Di Indonesia, media yang secara khusus mengupas persoalan perkoperasian secara komprehensif dan mendalam masih sangat jarang. Hal itu menjadi cermin bahwa issue-issue perkoperasian memang merupakan "lex specialis" dalam peta issue media. Di usia historisnya yang sudah lebih satu abad, mengupas peran koperasi tentu jauh lebih urgen.
International Cooperatives Alliance (ICA), misalnya, mempromosikan kepada anggota-anggotanya di seluruh dunia untuk menguatkan sistem informasi mereka. ICA memiliki situs coopdigest yang terkenal komplet mengupas issue koperasi global dan dinamika koperasi anggotanya. Coopdigest menjadi jendela dunia untuk issue-issue perkoperasian terhangat. Mulai dari koperasi di Uganda, Aljazair, hingga Skandinavia. Dengan sistem infornasi yang kuat, cepat, dan bermutu, kultur koperasi yang berkualitas terbaca oleh dunia.
(PRIONO)
Sumber : https://wartakoperasi.net/jurnalisme-koperasi-di-masa-pandemi-detail-428866