Ribuan kuntum kembang marigold, membalut sekujur tubuh Abang dan None Jakarta bertinggi 5 meter itu. Gesturnya luwes seakan tengah menari diiringi instrumen Gambang Kromong. Di bawahnya, para pengunjung terlihat antri untuk berfoto.
Abang-None Jakarta raksasa itu jadi ikon Festival Flora dan Fauna (Flona) 2022,di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, yang akan digelar selama sebulan penuh atau hingga 26 September mendatang.
Setelah dua tahun vakum akibat pandemi, tercatat 120 stand bisnis berbasis agrikultur, instansi, hingga komunitas meramaikan helatan tahunan Festival Flora dan Fauna terbesar ini.
Warta Koperasi yang mengunjungi tempat itu, Selasa (30/8), mendapati puluhan stand yang didominasi oleh entitas usaha berbasis flora dan fauna.
Jejeran stand tanaman hias, tanaman buah dan sayur, menjadikan kawasan Lapangan Banteng yang sudah hijau itu jadi kian asri. "Kami datang dari Solo, Surakarta, Jawa Tengah, menawarkan aneka bunga Wijaya Kusuma andalan nursery kami," papar Budi (22),penjaga stand Sunny Garden. Ya, pelaku usaha berbasis flora dari sejumlah daerah tercatat turut berpartisipasi dalam acara ini.
Kepada Warta Koperasi, Budi memamerkan bunga Wijaya Kusuma yang dipajang di depan pintu masuk stand nya. Mekar sempurna, mahkotanya semburat pink dengan gradasi putih pada kelopaknya.
Di sektor fauna, sejumlah stand yang memajang satwa piaraan menempati area timur Lapangan Banteng, berdekatan dengan food court dan taman bermain.
"Ini kura-kura sulcata, Kak. Belum setahun umurnya, masih imut," terang Vika, owner Naza Reptile, yang menempati Booth E-9. Vika menawarkan kura-kura darat (tortoise), iguana, hingga kadal panana.
Lusinan kura-kura darat dengan tempurung motif kotak-kotak kombinasi cokelat muda dan krem itu, merangkak pelan di atas boks dengan alas jerami kering. Diameter karapas (cangkang) nya tak lebih dari enam sentimeter. Menggemaskan. "Makanannya sayuran, juga kembang sepatu. (harganya) 1,1 juta saja per ekor, Kak," imbuh Vika.
Di booth sebelah, puluhan kelinci mini nan jinak berbulu lebat dikerubuti pengunjung, yang mayoritas adalah bocah-bocah beserta Emaknya. Ada juga iguana, hamster, hingga burung.
Stand Komunitas
Sejumlah instansi dan komunitas, hadir dengan wahana promosi dan edukasi yang dikemas menarik. Stand Kebun Binatang Ragunan, misalnya, menghadirkan booth dengan fasad kayu utuh bersusun vertikal. Menempel dengan pohon angsana berukuran besar yang berfungsi sebagai peneduh.
Pada ranting-ranting angsana setinggi lima belas meter itu, dipasang selusin boneka kera yang tengah bergelantungan. "Kalau kita kasih monyet betulan, wah.. pemilik stand buah-buahan bisa ngamuk, Mas! Habis digasak..," papar Ikram, penjaga stand KB Ragunan sembari tertawa.
Pantauan Warta Koperasi, ada sekitar sepuluh stand Komunitas yang berpartisipasi di ajang Flona kali ini. Salah satu yang menonjol adalah Komunitas Anggur Jakarta (KAJ).
Belum genap lima tahun eksis, KAJ menghimpun para hobiis penggemar tanaman anggur di wilayah DKI Jakarta. "Istilah di kalangan kami namanya 'pengangguran', hehe.. Semua anggota kami memiliki tanamannya dan hobi menanam anggur. Pak Gubernur (DKI Jakarta) juga sudah meminta kami menanamnya di Balai Kota sejak dua tahun lalu," terang Lukman, pegiat KAJ yang ditemui Warta Koperasi.
Di stand KAJ, puluhan pohon anggur dalam pot dipamerkan. Gerumbul buah anggur dari aneka varietas berbuah lebat menggiurkan. Keberadaan buah anggur berwarna hijau, kuning, merah, hitam, hingga semburat pink, menjadikan stand berhias tanaman anggur itu favorit pengunjung.
Di sisi pagar masuk, misalnya, pohon anggur varietas Jupiter (Jupe) setinggi tak lebih dari 1,5 meter, merambat laiknya pergola penghias taman. Lusinan tandan buah bergelantungan berwarna hijau muda semu merah. "Bibit ukuran kecil dibandrol Rp 150 ribu, semua varian. Kalau yang dalam pot dan sudah berbuah ini mulai Rp 3,5 juta hingga Rp 6 juta," imbuh Rahmat.
Dipaparkan Rahmat, pihaknya berencana membentuk koperasi guna memperluas pasar dan akses permodalan. "Anggota kami juga sudah memproduksi jus, sirup, dan selai anggur. Butuh dukungan modal dan perluasan pasar".
Lelah berkeliling, pengunjung bisa mlipir ke stand buah-buahan yang menyajikan buah yang jarang ditemui di pasaran. Lapar? Lusinan kuliner yang menyajikan puluhan menu khas daerah bisa disambangi. Dari pecel, kerak telor, hingga iga bakar. Dari karedok hingga bir pletok. Tok, pletook..! (Teks dan Foto : PRIO).