Tepat 12 Juli, Gerakan Koperasi Indonesia merayakan hari jadinya. Tahun ini, Purwokerto didapuk sebagai tuan rumah perayaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas). Tidak terlalu keliru ihwal dipilihnya Purwokerto sebagai lokasi perayaan Harkopnas. Selain sebagai tempat cikal bakal kelahiran gerakan koperasi melalui Hulp een Spaar Bank yang legendaris itu, satu dekade terakhir di Purwokerto bermunculan entitas gerakan koeprasi yang inovatif dan mengembangkan tradisi berfikir kreatif. Salah satunya, menginisiasi bermunculannya usaha-usaha koperasi pekerja, digitalisasi koeprasi, dan start up koperasi. Dari Purwokerto, gagasan-gagasan segar berkoperasi yang sesuai dengan tuntutan zaman, terus mengalir.
Dalam jagad perkoperasian di tanah air satu dekade terakhir, Purwokerto jadi anomali. Dari kota mendoan ini, lahir anak-anak muda progresif yang masih setia dengan jalan koperasi ketika kolega mereka, orang-orang muda, memilih asyik masyuk berkubang di jagad industri dan bisnis non koperasi.
Hal itu ditandai dengan maraknya gairah anak-anak muda yang diinisiasi aktivis muda koperasi Purwokerto untuk mensinkronkan ikhtiar-ikhtiar berkoperasi dengan tren digitalisasi bisnis terkini. Termasuk maraknya bisnis rintisan (start up) yang di Indonesia menghasilkan legenda-legenda macam GoJek (transportasi), Bukalapak (ritel online), hingga Traveloka (ticketing, penginapan, dll). Bisnis berskala ratusan miliar hingga triliunan yang diawali oleh anak-anak muda dari garasi rumah.
Mengutip innocircle, pertumbuhan Startup digital di Purwokerto saat ini mulai menjadikan tren gaya hidup. Tingginya angka layanan digital dalam memenuhi kebutuhan sehari hari mulai dari transportasi, pesan layanan makanan, pembelian kebutuhan sayuran, pemesanan tukang, dll menjadikan ekosistem bisnis di Purwokerto untuk Go Digital. Hal ini yang menjadi pertimbangan dari Gerakan 1000 startup hadir di Purwokerto.
Gerakan Nasional 1000 startup digital adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Gerakan ini diinisiasi oleh KIBAR dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
1000 startup yang saat ini sudah berada di 10 kota besar di Indonesia, kali ini mengajak pelaku startup lokal di Purwokerto untuk berkolaborasi bersama Innocircle dan FEB Universitas Soedirman (Unsoed) untuk bersama sama menyongsong gerakan ini.
Jumat, 14 Juni 2019 lalu, misalnya, Kemkominfo, 1000 Startup, Innocircle dan FEB Unsoed melakukan kesepakatan pelaksanaan program Startup di meeting room senat FEB Unsoed. Dalam pertemuan itu, pihak 1000 startup mengemukakan, saat ini telah diselenggarakan program tersebut di 10 kota besar. Harapannya, dengan program pengenalan ini akan mendapat antusiasme yang besar dari anak muda.
Program awal dari kegiatan ini akan diselenggarakan workshop pengenalan startup yang akan diselenggarakan tanggal 26 Juni 2019 dengan target peserta hingga 300 orang.
Anis Saadah Founder Innocircle menyampaikan, “Melalui komunitas Innocircle yang telah dibangun melalui roadshow innocircle ke kampus di Purwokerto, harapanya pesertanya tidak hanya dari Unsoed saja tetapi bisa dari kampus kampus lain yang memiliki visi digital. Diharapkan setelah kegiatan langsung akan terbentuk team startup yang terdiri dari Hacker,Hustler dan Hipster”.
Gerakan 1000 startup bukan sekedar event workshop, justru event ini hanyalah awal dari proses membangun startup di Purwokerto. Setelah kegiatan tersebut akan ada berbagai program lanjutan, mulai dari proses inkubasi, boot camp, mentoring, networking. Menyiapkan startup hingga siap ke lapangan dan menghubungkan ke jaringan investor yang ada di skala Nasional.
Dari FEB Unsoed menyampaikan, pihaknya menyambut program ini dan menekankan agar embrio embrio startup yang terbangun, jangan sampai ditinggalkan begitu saja. “Harus ada follow up yang terstruktur agar betul-betul tercipta startup digital di Purwokerto. Dan dari kampus siap mendukung dari fasilitasi tempat dan SDM untuk itu,” papar Novita, Kepala LAB Koperasi dan UKM Unsoed
Membangun Start up tidak sekedar membuat aplikasi digital, di dalamnya terdapat proses panjang yang membutuhkan kedisiplinan dan komitmen para founder startup dan harus diimbangi dengan Kepemimpinan yang tangguh.(Priono/Foto Istimewa)
Sumber : https://wartakoperasi.net/era-koperasi-melayarkan-bisnis-digital-detail-414248