Oleh : Prof Dr Agustitin Setyobudi
Sampai pekan ketiga Juni ini, pandemi Covid-19 belum menunjukkan gejala mereda. Di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, hingga Sumatera Selatan, bahkan mengalami peningkatan angka kejadian.
`Seperti bisa diduga, akhirnya pemerintah perlahan membuka akses perekonomian setelah sebelumnya dilakukan pembatasan (PSBB), yang menyebabkan perekonomian melemah. Pemerintah memutuskan kondisi Normal Baru (New Normal), dengan membuka katup-katup mesin ekonomi secara terbatas.
Langkah pemerintah RI memang bukan hal baru. Sejumlah negara yang juga mengalami pandemi covid 19, juga memberlakukan new normal, meskipun dalam istilah yang tidak sama persis. Sejatinya, new normal bisa mendorong pemulihan konsumsi rumah tangga yang terdampak Covid-19. Pemerintah telah memutuskan untuk menjalankan kebijakan normal baru untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Seperti bisa disimak melalui berbagai pemberitaan media, Presiden mengemukakan, bahwa tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona baru merupakan keniscayaan yang harus dijalani. Hidup berdampingan dengan Covid-19, dengan mempertimbangkan data dan fakta perkembangan pandemi.
Sebelumnya, masyarakat melawan wabah, beraktivitas dengan mengedepankan protokol Kesehatan. Dengan begitu, warga dapat kembali berkegiatan secara produktif. Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan masyarakat pasti berubah dalam mengatasi risiko wabah. Keniscayaan itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal.
Salah satu pertimbangan Presiden adalah pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menilai, bahwa virus corona yang berasal dari Wuhan ini tidak akan segera menghilang. Virus yang menyerang saluran pernapasan itu diprediksi akan tetap ada di tengah masyarakat dalam waktu yang sulit diprediksi "Maknanya adalah bahwa kita harus berdampingan hidup dengan Covid-19. dengan, berdamai dengan Covid-19. Dan, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," papar Presiden.
Bagaimanapun juga, kita harus tetap optimistis mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak aman, mengenakan masker, dan sering mencuci tangan dengan sabun, sehingga penularan dapat dicegah. Juga terus memantau waktu terbaik bagi dimulainya normal baru. Beberapa sektor usaha dengan risiko penularan kecil, namun dampak ekonominya besar dapat menjadi prioritas.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, protokol dalam menjalankan normal baru sedang diupayakan untuk kembali memutar roda ekonomi. Strategi tersebut,, akan mencakup kriteria yang menentukan kesiapan masing-masing daerah.
Sejumlah kriteria yang akan digunakan antara lain adalah reproduction rate untuk melihat perkembangan pandemi virus Corona tipe baru. Apabiila daerah mempunyai reproduction rate atau R0 di atas 1 maka daerah tersebut masih di tahap penularan yang tinggi. Sementara bila R0 di bawah 1, itu menandakan kurva penyebaran Covid-19 mulai landai. "Bila kurang dari satu sudah bisa dibuka untuk normal baru,". Kriteria lainnya adalah kesiapan daerah yang dinilai berdasarkan aspek epidemiologi. Kesiapsiagaan pemerintah daerah dan kedisiplinan masyarakat menjadi faktor penentunya. Dan pemerintah pusat akan memberikan skor 1-5 yang merepresentasikan kesiapan daerah.
Menghadapi wabah virus Corona atau Covid-19, pemerintah memilih jalan berdamai dengannya. Hal tersebut membuat terbentuknya skenario new normal di Indonesia. Hal ini pun sudah dipersiapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Fakta-fakta pengaruh new normal terhadap perekonomian:
a. Pemulihan dimungkin berjalan lambat. Hal in banyak ditafsirkan para Pengamat Ekonomi yang sebagian besar mengatakan penerapan new normal ini menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan melambat. Masyarakat khawatir ke pusat perbelanjaan atau mal di saat kurva positif, terlebih jikalau virus corona masih belum ada tanda tanda meningkat, melandai. Konsumen akan lebih mengkhawatirkan keselamatan dan biaya kesehatan dirinya sehingga situasi seperti ini membuat omzet dari penjual juga tidak optimal.
b. New Normal Tergesa gesa Dapat berdampak ketimpangan Semakin meluas. Dampak new normal di Indonesia yang terburu-buru hanya akan membuat ketimpangan semakin melebar. Protokol kesehatan mudah diterapkan di sektor usaha yang sedang dan besar. Sementara pelaku UMKM harus menghadapi kenaikan biaya untuk pembelian APD, hand sanitizer dsb. Tanpa bantuan pemerintah, new normal akan jadi beban UMKM.
c. Bisnis Akan Berubah
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, new normal paska pandemi virus corona membuat bisnis menjadi berbeda. "Konsumen yang berbelanja secara fisik berkurang, berubah menjadi porsi digital yang lebih besar," kata Bhima.
d. Penerapan protokol Kesehatan yang Ketat diberlakukan di Dunia Usaha
Jika masyarakat tetap bepergian ke pusat perbelanjaan, maka tetap harus ada protokol kesehatan. "Apabila terpaksa restoran dan pusat perbelanjaan ada protokol kesehatan yang ketat. Ada termo scanner, hand sanitizer dan wajib masker sebelum masuk ke tempat tempat umum,"
e. Sebagian besar Pengusaha Optimis New Normal Dapat memuulihkan Perekonomian kita . Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengaku optimis new normal bisa dilakukan dan akan berdampak pada perekonomian, namun dimungkinkan banyak pengusaha yang juga gagal bertahan lama.
Apabila tidak ada instruksi pemerintah dalam membuka ekonomi Indonesia maka pengusaha akan melakukan pemutusan kerja sepihak. Apabila new normal ini bisa melakukan aktivitas ekonomi dan para pelaksana implementasi, maka kombinasi pemerintah sangat penting dari segi pelaksanaan. Dibutuhkan kerja keras agar tidak meningkatkan positif korban Covid-19.
f. Aktifitas pabrik pabrik perlu menyesuaikan jam kerja saat New Normal sedang diujicobakan. Pemerintah hendaknya selalu mengkampanyekan mengenai kondisi new normal akibat pandemi virus corona. Pemerintah harus mengklaim bahwa kondisi new normal membuat kegiatan atau aktivitas bisnis bergerak. Pabrik-pabrik perlu melakukan adjustment untuk menyesuaikan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan yang berlaku. Contohnya adalah mengenai physical distancing atau menjaga jarak. Pabrik-pabrik perlu mengatur para karyawan, diatur dengan jarak 2 meter setiap tempat kerjanya. Kedisiplinan menerapkan protokol dapat mempercepat terselesaikannya pendemi covid 19 ini di ibu pertiwi yang kita cintai.
*)Ketua Umum IKP-RI, Guru Besar Ekonomi Indonesia dan Koperasi
Sumber : https://wartakoperasi.net/dampak-dan-antisipasi-ekonomi-era-normal-baru-new-normal-detail-427321