Oleh : Suroto
Ketua AKSES ( Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis) dan CEO INKUR ( Induk Koperasi Usaha Rakyat)
Sistem kapitalisme itu menindas, memeras, merusak, dan membuat rakyat banyak melarat dan segelintir orang menjadi kaya raya. Jurang kesenjangan sosial ekonomi menjadi semakin lebar. Sistem ini membuat segelintir orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kenyataan itu persis seperti yang diprakrikkan di negara kita saat ini.
Sistem kapitalisme itu yang membuat 4 keluarga di Indonesia ini kekayaanya sama dengan 100 juta rakyat Indonesia dari yang termiskin ( Oxfarm, 2021). Sistem kapitalisme juga yang ciptakan sistem pemerasan terhadap buruh, perusakan lingkungan, perubahan iklim, polusi tak terkendali dan lain sebagainya. Bahkan merusak sistem demokrasi kita, merenggut kemerdekaan, dan menggasak cita cita berdirinya republik ini, ciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
HOS Cokro Aminoto mengatakan kapitalisme itu zondig!, jahat. Sukarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan tokoh pejuang nasional secara terang terangan mereka menentang sistem kapitalisme dan imperialisme. Di Konstitusi kita, UUD 1945 bahkan secara gamblang ingin mengganti sistem kapitalisme dan imperialisme yang diwariskan oleh panjajah agar diganti dengan sistem demokrasi ekonomi. Tapi sampai hari ini sistem kapitalisme ini tetap dijalankan dan bahkan eskalasinya semakin parah.
Pemimpin di republik ini bahkan melanggengkanya untuk mengawetkan sistem kekuasaan mereka. Praktik sistem kapitalisme dilanggengkan dengan membangun kongkalikong antara elit kapitalis kaya dengan para elit politik atau penguasa melalui regulasi dan kebijakan negara ini agar memberikan keuntungan bagi mereka. Contoh kongkritnya sistem Undang Undang (UU) Omninus Law Ciptakerja, UU Omnibus Law Pemguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan dan lain lain. Baru baru ini sistem kolusi yang kasat mata dilihat rakyat dan diterapkan untuk melanggengkan praktik dinasti dengan mengakali UU itu dilakukan elit. Padahal ini akar dimana sistem kapitalisme bekerja.
Sistem kapitalisme, walaupun sistem ini jahat dan ditentang oleh beberapa kalangan, terutama oleh segelintir para aktifis atau reformis sosial, sistem ini sesungguhnya tidak banyak dipahami oleh masyarakat. Sehingga sistem ini tidak banyak yang mengkritik atau menolaknya. Bahkan secara ngawur, mereka yang tidak paham itu bahkan justru membelanya atau setidaknya mengafirmasi atau mewajarkan sistem ini dijalankan. Dianggapnya sebagai keniscayaan.
Orang awam, atau mereka yang bukan kelompok intelektuil ilmu ilmu sosial atau para aktivis gerakan perubahan sosial memang jarang membicarakan istilah kapitalisme, sistem ekonomi kapitalis atau menyebut orang kapitalis. Di kampus saja bahkan istilah ini jarang dibahas atau didiskusikan oleh mahasiswa dan dosen kecuali di fakultas ilmu sosial dan politik, atau ekonomi. Biasanya itupun terbatas di kalangan mahasiswa jurusan ilmu ekonomi pembangunan ketika membahas misalnya soal sistem ekonomi. Di sekolah setingkat sekolah menengah malahan sama sekali tidak dipelajari atau diajarkan. Jadi wajar kalau banyak yang sesungguhnya tidak paham.
Dikarenakan banyak yang tidak mengetahuinya, akhirnya sistem ini ketika dipraktekkan dalam keseharian atau dalam dalam praktek penerapan sistem sosial dan ekonomi di negara kita, nyaris jarang ada yang mengkritiknya, apalagi menolaknya. Kadangkala malah ketika ada yang mengaku paham, secara serampangan menyebut para kapitalis adalah orang yang memiliki modal, atau kapital dalam jumlah besar. Bagaimana mau mengkritik dan menolaknya jika tidak memahaminya?
Dari pemahaman yang minim tersebut pada akhirnya kata ini bahkan ada yang menginterpretasikan sebagai sesuatu yang bahkan baik. Mereka yang menganggapnya buruk, atau membencinya juga karena sistem ini sudah jadi praktik keseharian mereka tidak menyadarinya jika praktik yang dilakukan dalam keseharian itu adalah praktik kapitalisme.
Apakah kapitalisme, sistem ekonomi kapitalis dan para kapitalis itu?
Di dalam tulisan ini, sengaja saya ingin menjelaskan sistem kapitalisme itu secara sederhana. Supaya mudah dipahami dan dianalisa lalu syukur mau mengkritik atau menolak dan bahkan melawanya.
Kapitalisme itu secara sederhana adalah suatu sistem yang tempatkan modal atau kapital itu sebagai bais penentu dari proses pengambilan keputusan di perusahaan sebagai jantung dari sistem ekonomi bekerja. Maksudnya, ketika perusahaan itu dijalankan proses pengambilan keputusan perusahaan itu ditentukan oleh mereka yang menjadi investor, pemodal finansial. Bukan didasarkan kepada keputusan semua orang yang terlibat di perusahaan itu. Seperti buruh, atau bahkan konsumennya. Sehingga apapun itu keputusan perusahaan, semua ada di tangan pemilik modal atau penganut sistem kapitalis ini. Buruh, apalagi konsumen tidak punya hak untuk menentukan keputusan perusahaan.
Modal itu jadi alat penentu, bukan dijadikan sebagai alat bantu untuk orang memutuskan apa yang terbaik untuk hidup mereka di perusahaan. Semua keputusan didasarkan pada berapa besarnya kepemilikan modal semata. Mereka yang menguasai atau memiliki Modal. (equity) di terbesar di perusahaan maka mereka yang menentukan.
Jadi, jika di perusahaan itu misalnya saham mayoritasnya hanya dikuasai oleh segelintir pemilik modal yang serakah, yang tujuanya hanya mengejar keuntungan, dan tidak pedulikan aspek kesejahteraan buruhnya, tidak pedulikan kerusakan lingkungan yang diakibatkan, tidak pedulikan polusi, perubahan iklim, dan lain lain maka perusahaan yang dikuasai para kapitalis itu akhirnya ciptakan kesenjangan pendapatan, kekayaan, dan otomatis kerusakan lingkungan, dan lain lain.
Sistem kapitalisme ini dapat bekerja dan mereka mendapatkan lahan subur jika sistem persaingan itu dijadikan doktrin, sistem ekonomi kita dijalankan dengan terapkan sistem persaingan bebas, motif bisnis semata melakukan pengejaran keuntungan, dan akumulasi kekayaan dibiarkan tanpa batas.
Orang dibiarkan bersaing secara bebas. Mereka yang memiliki kekuatan untuk memenangkan persaingan dan jadi pemenang akhirnya yang kuasai pasar. Dikarenakan profit atau kentunganya berakumulasi akhirnya ciptakan kekuatan yang melampaui negara atau pemerintahan sekalipun.
Pemerintah atau penyelenggara negara seperti DPR, Presiden, dan Hakim akhirnya ketika membuat regulasi dan kebijakan, keputusan menjadi begitu mudah diatur oleh mereka. Sebut saja misalnya oleh kelompok kapitalis 9 naga. Semua dibuat agar menguntungkan kepentingan elit kaya kapitalis dan elit politik / penguasa.
Rakyat jelata, mereka yang ruang ruang hidupnya telah dimonopoli dan dikuasai oleh kekuatan kongkalikong elit kaya kapitalis dan elit politik / pemerintah itu akhirnya menjadi tak berdaya. Kesempatan hidup mereka hanya bisa bertahan jika mau bekerja lembur lembur menjadi buruh dengan gaji rendah, petani, nelayan, perajin, petambak, peternak kecil akhirnya hanya bertahan hidup dengan harga yang sudah secara monopsoni ditentukan oleh elit mafia. Pedagang kecil kecil dengan modal kecil itu hanya bisa bertahan dengan batasan keuntungan yang sesungguhnya sudah ditentukan oleh mereka para elit kaya dan penguasa itu.
Pada intinya kapitalisme itu telah membuat elit kaya dan elit penguasa terus berkongkalikong diatas untik tujuan mengeruk keuntungan sebesar besarnya, menumpuk numpuk hartanya hingga tak habis tujuh turunan, menumpuk kekuasaan, dan membiarkan rakyat banyak, para jelata berebut remah remah dengan saudara dan tetangganya di bawah.
Cara Menghancurkan Sistem Kapitalisme
Sistem kapitalisme sebagaimana disebut di atas hidup karena : doktrin persaingan saling tikam agar diamini semua orang, lalu motifnya kejar keuntungan, tujuanya menumpuk kekayaan dan kekuasaan. Alat terpenting untuk menjalankan sistem itu adalah korporasi atau perusahaan yang terapkan sistem siapa yang kuasai mayoritas modal sebagai penentu keputusan. Mereka para kapitalis itu menggunakan perusahaan sebagai organisasi penting untuk mencapai tujuan mereka.
Jadi tidak mungkin kita lawan itu kapitalisme, sistem ekonomi kapitalis itu jika kita tidak melalukanya dengan instrumen atau alat yang sama. Juga membalik motif dan tujuannya dari perusahaan itu dengan sesuatu yang berbeda.
Kapitalisme itu dijalankan dengan organisasi yang rigid. Perusahaan perusahaan kapitalis diatur dan diperkuat sedemikian rupa. Bahkan jika bangkrut mereka bahkan gunakan negara untuk selamatkan perusahaan mereka. Sebut misalnya meminta bailout atau dana talangan negara. Masih ingat dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ( BLBI) yang digunakan untuk talangi bank bank milik kapitalis konglomerat itu kan? sudah habis uang negara untuk talangi mereka dikemplang dan dibawa lari ke luar negeri pula. Itu sekedar salah satu contoh saja. Penguasaan oleh elit kapitalis terhadap negara telah dilakukan dengan banyak cara sesungguhnya.
Untuk melawanya maka ada beberapa cara penting :
1. Rakyat jelata, rakyat biasa yang jumlahnya banyak itu harus ganti doktrin persaingan dengan kerjasama. Rakyat banyak korban kapitalis harus membangun kesadaran bahwa jika terus bersaing antar suadara dan tetangga itu justru akan semakin melemahkan mereka dan rakyat yang lemah akan memudahkan kapitalis dan elit penguasa mencekik rakyat jelata.
2. Rakyat jelata itu dimana mana harus membangun kesadaran kerjasama untuk dirikan perusahaan yang sama seperti kapitalis. Bangun perusahan milik bersama yang terapkan sistem pengambilan keputusan bukan didasarkan pada mayoritas banyaknya modal tapi didasarkan setiap satu orang satu suara. Dirikan dengan modal bersama sama dan dikontrol, dikembangkan dan diawasi bersama di mana mana, di lingkungan tempat kita bekerja, di daerah perumahan atau lingkungan tempat kita tinggal dan di berbagai komunitas / organisasi tempat kita kumpul bersama. Setelah modal sudah terkumpul, buat putusan untuk dirikan perusahaan di semua sektor dari konsumsi, produksi, jasa apapun juga. Bagi keuntunganya dengan sistem yang adil bukan hanya atas modal finansial yang disetorkan tapi juga besaran transaksi dengan perusahaan. Selenggarakan seluruh kegiatan perusahaan secara demokratis dan transparan.
3. Buat persatuan persatuan persatuan di tingkat daerah dan nasional dari perusahaan perusahaan yang ada untuk tujuan perusahaan perusahaan milik bersama itu. Selenggarakan kegiatan pendidikan pelatihan, riset dan pengembangan, supervisi, konsultasi dan lain sebagainya. Undang dan biayai para ahli dan intelektuil yang memang mau mengabdi untuk kepentingan bersama memperkuat gerakan rakyat tersebut.
4. Setelah organisasi organisasi itu kuat maka buat advokasi politik serius. Ganti pemimpin pemimpin yang ada dengan memilih dari para pejuang pejuang gerakan. Minta mereka ganti regulasi dan kebijakan negara yang hanya untungkan segelintir elit kapitalis dan elit politik.
5. Selenggarakan perubahan sistem politik negara melalui pemimpin pejuang yang sudah teruji karya dan pembelaanya untuk gerakan untul cerdaskan kehidupan bangsa, sejahterakan rakyat banyak, lindungi tanah tumpah darah, dan kembangkan perdamaian dunia melalui satu misi besar kerjasama.
Demikian skema untuk menghancurkan sistem kapitalisme yang jahat itu. Bagaimana mengganti sistem ekonomi kapitalis san melawan para kapitalis penindas, pemeras dan perusak itu. (*)