Aset dan ekuitas KSU Tunas Jaya tumbuh selama 2019. Tabungan anggota juga naik tipis.
Minggu pagi (1/3) halaman Wisma Menpora di Jalan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat terlihat meriah dengan papan bunga dan kendaraan. Maklum, hari itu berlangsung rapat anggota tahunan (RAT) KSU Tunas Jaya. Masuk ke dalam ruangan, ribuan anggota anggota khidmat mengikuti pembukaan RAT Tunas Jaya tahun buku 2019.
Di deretan depan dan meja panggung duduk sejumlah tamu undangan seperti Ketua IKSP, Ketua Pusat KSU DKI Jakarta, pejabat dari Suku Dinas Koperasi dan UKM Jakarta Timur, serta utusan dari koperasi-koperasi besar di tanah air seperti Kospin Jasa dan KSP Kodanua.
"Melihat perkembangan 2019 hampir semua sektor mengakui perkembangan tidak sesuai," terang Ketua KSU Tunas Jaya H Sugiharto dalam laporan pertanggungjawaban pengurus.
Dikatakan Sugiharto pertumbuhan aset sebanyak 4 persen. "Kita wajib mensyukuri pinjaman tumbuh 5 persen. Khusus tabungan anggota tumbuh 0,5 persen. Modal sendiri tumbuh tumbuh 2 persen. Likuiditas 178 persen, solvabilitas 116 persen, rentabilitas 3 persen. Inilah kondisi kita."
Jumlah aset koperasi naik dari Rp 33,046 miliar (2018) menjadi Rp 33,951 miliar (2019). Sedangkan ekuitas tumbuh dari Rp 4,563 miliar (2018) menjadi Rp 4,658 miliar (2019). Simpanan wajib naik dari Rp 1,352 miliar (2018) menjadi Rp 1,45 miliar (2019). Sedangkan sisa hasil usaha (SHU) yang dibukukan Rp 102,46 juta.
Untuk keanggotaan pada 2019 berjumlah 1.003 orang. Bidang pendidikan anggota, koperasi berkantor di Jalan Administrasi Negara Jakarta Pusat ini telah mengadakan penyuluhan anggota saban bulan dan dihadiri sekitar 150 orang.
Kegiatan sosial, Tunas Jaya memberikan bantuan SPP kepada 10 anak anggota di bangku SD, SMP, SMA sebesar Rp 12,4 juta. Juga bingkisan untuk anak yatim, piatu, dan dhuafa dengan jumlah total Rp 64,9 juta. Koperasi juga membagikan voucher belanja Rp 50 ribu per anggota menjelang Lebaran. Lainnya, koperasi juga memberikan donasi untuk kesehatan Rp 54,67 juta. Koperasi juga memberikan dana musibah mencapai Rp 30 juta.
Sugiharto mengajak anggota aktif berpartisipasi di koperasi. "Justru dalam persaingan sangat ketat bisa dijawab dengan partisipasi dari anggota secara terus menerus. Dengan cara inilah persaingan itu bisa kita lawan."
Sementara dari Pusat KSU DKI Jakarta HJ Dina Lathifah mengajak anggota untuk tidak terlalu peduli dengan SHU yang menurun. "Yang perlu kita fokus bagaimana bisa memberikan pelayanan-pelayanan. Dalam koperasi, SHU tidak semata-mata materi," papar Dina.
HR Soperiyono mewakili IKSP dalam uraiannya mengungkapkan kriteria koperasi baik. "Kriteria koperasi baik. Pertama, pengurus berfungsi. Kedua, pengawas berfungsi. Ketiga, anggota berfungsi. Keempat ada inovasi."
Rencana kerja tahun 2020 antara lain meningkatkan jumlah anggota, pembinaan anggota, mengadakan studi banding. Selain itu mengusulkan agar sebagian SHU anggota dimasukkan sebagai simpanan wajib Rp 50 ribu per anggota.
Program bidang usaha antara lain meningkastkan omset toko menjadi Rp 840 juta, omset pembiayaan Rp 18 miliar, dll. Pendapatan dari USP dotargetkan Rp 4,086 miliar, toko Rp 48 juta, dll. Untuk ekuitas, koperasi akan menambah simpanan wajib, meningkatkan simpanan pokok, wajib, dan cadangan. Juga meningkatkan modal swadaya, mencari tambahan modal kerja, dll.
(Susan/Foto: Susan)