Hal itu mengemuka dalam Temu Nasional Pendamping (TNP) di Bandung, Kemarin (11/8). Forum yang mempertemukan para pegiat dan pendamping yang peduli dengan UMKM Naik Kelas. Mengusung tema "Memperkuat Profesi Pendamping Sebagai Agregator dalam Ekosistem Kewirausahaan Nasional", mengelaborasi pengalaman-pengalaman perkuatan peran pendamping sebagai agregator.
Seperti diketahui, dengan jumlah pelaku usaha kecil dan menengah yang mencapai 90% dari total pelaku usaha di Indonesia, masih didapati kesenjangan dalam banyak hal. Ribuan usaha kecil terkendala dalam aspek permodalan, manajemen, hingga pengetahuan bisnis. Menjadikan mereka kesulitan untuk menaikkan level mereka menjadi pengusaha menengah dan besar. Karenanya, dibutuhkan pendamping yang mumpuni sebagai agregator keberhasilan para pelaku UMKM.
Dipaparkan Dewi Meisari, dosen Universitas Indonesia yang juga salah satu inisiator UMKM Naik Kelas, menjadi pendamping para pelaku wirausaha agar tumbuh dan berkembang tidaklah mudah. "Pendampingan harus melekat. Karena pendamping, selain menjadi 'polisi penjaga standar mutu' juga menjadi motivator, dan kadang menjadi guru," papar Dewi. "Tapi yang pasti, pendamping itu bukan asisten yang justru jadi seksi sibuk untuk ngurusin administrasi atau bahkan legalitas UMKM nya,"imbuh Dewi seperti dikutip di laman medosnya, Kamis (11/8) lalu.
Pihaknya, tim di @ukmindonesiaid, ingin fokus pada layanan informasi dan pengetahuan saja. Sebab yang seharusnya mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas operasional bisnisnya adalah para pelaku bisnis itu sendiri. "Untuk memudahkan UMKM mengakses pelatihan, kami telah mengembangkan @tumbu.co yang banyak menyediakan video pelatihan gratis, yang Insyaa Allah mudah dimengerti dan diparktekkan," terang Dewi.