MEMBANGUN PERAN STRATEGI KOPERASI KARYAWAN DI ERA MILENIAL

Oleh : Prof. Dr. Agustitin Setyobudi, MM (*)


Pengertian Milenial 

Pengertian Milenial atau biasa dikenal sebagai Generasi Y adalah kelompok demografi setelah Generasi X ( Gen-X ). Beberapa pihak lainnya menggunakan patokan batas akhir Milenial adalah kelahiran akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an.  Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.


Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan. Masa Resesi Besar (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.


Kata Milenial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987 yang ditulis dalam buku-buku yang berjudul Generations: The History of America's Future Generations, 1584 to 2069 (1991) dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).


Kata Milenial dikenal sebagai generasi Y. Batas akhir Milenial adalah kelahiran akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an. Pada tahun 2015, sebuah organisasi research yang bernama Pewresearch (pewresearch.org) pernah melansir laporan tentang generasi milenial atau gen Y.

1. Biro sensus di Amerika Serikat menyebutkan populasi generasi millenial pada tahun 2014 sudah mencapai 74,8 juta jiwa. Diperkirakan pada 2015 ini jumlah populasinya akan meningkat sampai 75,3 juta jiwa dan menjadi kelompok generasi terbesar.

2. Tingkat imigrasi generasi millenial lebih tinggi dibandingkan generasi yang lain. Diperkirakan tinggi tingkat transmigrasi akan mencapai puncaknya pada tahun 2036, yaitu sebesar 81,1 juta jiwa.


Karakteristik Era Milenial

Generasi milenial umumnya ditandai oleh:

1.    Peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital.

2.    Peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi

3.    tingkat pengangguran yang tinggi

4.    adanya kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang dapat merusak generasi milenial


Hasil riset livescience.com. Studi ini sendiri berdasarkan analisa terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah.

1.    Generasi millenial lebih terkesan individual,

2.    Cukup mengabaikan masalah politik,

3.    Fokus pada nilai-nilai materialistis,

4.    Kurang peduli untuk membantu sesama

5.    Memilki pribadi yang pemalas, narsis (selalu ingin eksis)

6.    Suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

7.    Pribadi yang berpikiran terbuka,

8.    Pendukung kesetaraan.

9.    Memiliki rasa percaya diri yang bagus,

10. Mampu mengekspresikan perasaannya,

11. Memiliki pribadi liberal dan optimis,

12. Bisa menerima ide-ide dan cara-cara hidup.

13. Terbuka pada saran dan kritik,

14. Menerima nasihat karier dari pimpinannya.


Majalah Advertising Age tahun 1993 mencetuskan istilah Generasi Y untuk menggambarkan anak anak yang masih berusia 11 tahun atau lebih muda.  Sementara remaja yang akan datang sepuluh tahun kemudian disebut Generasi X.

Kata Milenial kadang-kadang disebut Echo Boomers, karena mereka adalah keturunan dari generasi Baby Boomer (ledakan angka kelahiran bayi) yang merupakan kenaikan yang signifikan dalam tingkat kelahiran dari awal tahun 1980-an sampai pertengahan 1990-an, mirip dengan yang dialami oleh orang tua mereka. 


Contoh Peluang Bisnis Menguntungkan Bagi Generasi Milenial

-    Bisnis Kuliner dengan Menu Unik

Bisnis ini dilakukan dengan menganalisa pasar terlebih dulu sehingga terciptalah menu makanan dan minuman yang unik yang lahir dari pemikiran anak milenial. Contoh : Di kota Bandung,  Di kota Solo terdapat kuliner Angkringan yang menyajikan menu-menu murah, berkualitas.

-    Membuka Bisnis Startup

Bisnis dalam bidang teknologi dan informasi dengan menggunakan internet. Contoh: Kaskus, Bukalapak, Gojek. Tiket.com, dan lain-lain.

-    Membuka Kafe

Bisnis kafe menjadi salah satu pilihan kaum milenial untuk memulai usaha karena prospek yang sangat menjanjikan. Contoh: Membuat tema unik dalam merancang desain interior dan eksterior cafe.

-    Mulai Bisnis Afiliasi

Bisnis afiliasi adalah bisnis yang pada dasarnya turut serta membantu memasarkan produk orang lain. Contohnya : Bisnis ini bisa dijalankan oleh para selebgram, vlogger, blogger, dan kita yang biasa menggunakan internet sebagai kebutuhan sehari-hari.

-    Jasa Fotografi

Seiring kepopuleran Instagram sejak 2011 silam, banyak generasi milenial mulai menyukai hobi fotografi. Banyak generasi milenial mencoba belajar fotografi dan berlomba untuk mengunggah hasil jepretan terbaik mereka di Instagram.  Contoh bisnis fotografi : Bisnis Wedding Fotografi,  Bisnis Prewedding Fotografi, Bisnis Produk Fotografi, Bisnis Food Fotografi, Bisnis Landscape Fotografi, Bisnis Arsitek Fotografi.

-    Jualan Online

Bisnis online sangat tepat bagi generasi milenial yang tanggap teknologi. Mereka bisa berdagang lewat medsos atau marketplace tanpa harus membuka toko konvensional. Jadi kebutuhan modal pun sangat minim. Contoh : berjualan online melalui sosial media  seperti di Facebook, Instagram, Path dsb sedangkan berjualan menggunakan marketplace misalnya melalui Shopee, Lazada, Bukalapak, dan sebagainya.

-    Bisnis Trading

Bisnis Trading merupakan perdagangan mata uang dari negara yang berbeda. Bisnis ini cocok untuk generasi karena erat hubungannya dengan teknologi, termasuk trading. Hal yang dibutuhkan berupa koneksi internet, gadget, serta kemampuan analisa yang baik.

 

Belajar Dari Mondragon Coopertive 

Kopkar perlu belajar dari Koperasi Mondragon yang berada di Spanyol, yang didirikan oleh 5 orang remaja lulusan Politeknik atas ide dari Jose Maria Arizmendi pada tahun 1956  bahwa keberhasilan koperasi ini ditentukan oleh pendidikan dan pelatihan anggotanya yang mampu menjadikan Mondragon sebagai koperasi kelas dunia, membawahi 264 perusahaan, yang bergerak di sektor keuangan, indusri manufaktur, dan distribusi dengan jumlah anggota Koperasi Mondragon sebanyak 62.764 anggota.

Hingga saat ini operasionalnya sudah ke berbagai negara antara lain Italia, Portugal, Inggris, Rumania, Slovakia, Turki, Cekoslawakia, Amerika Serikat, Brazil hingga Maroko dan Cina.

Koperasi Mondragon, Spanyol adalah contoh yang sangat menarik, bagaimana para pekerja. Koperasi Mondragon, memang telah menjelma menjadi bisnis skala raksasa, yang operasionalnya sudah bukan cuma di Spanyol, tapi juga menembus Italia, Portugal, Inggris, Rumania, Slovakia, Turki, Cekoslawakia, Amerika Serikat, Brazil hingga Maroko dan Cina. Koperasi ini membawahi 264 perusahaan, yang bergerak di sektor keuangan, indusri manufaktur, dan distribusi. Seantero Spanyol, Koperasi Mondragon menempati urutan ketujuh industri terbesar.

Koperasi Mondragon memiliki 62.764 anggota. Tahun ini, mereka menikmati deviden yang totalnya lebih dari 204 juta dolar AS. Karena makin luasnya bisnis yang ditangani, tidak semuanya karyawan berasal dari anggota. Jika ditotal, karyawan murni yang bekerja di seluruh bisnis Koperasi Mondragon, sebanyak 78.455 orang. Di luar bisnis, Koperasi Mondragon juga sangat konsen pada pendidikan, dengan mendirikan beberapa perguruan tinggi. Di antaranya, Mondragon Unibertsitatea, yang memberikan tiga hal penting pada mahasiswanya, yaitu peningkatan skill, pengetahuan dan nilai tambah. Pengantar kuliah di universitas ini, menggunakan tiga bahasa, yaitu Basque, Spanyol dan Inggris. Kemudian Politeknika Ikastegia Txorierri, yang khusus meningkatkan skill mahasiswanya di bidang teknik. Ada juga lembaga-lembaga kursus, seperti The Lea Artibai Ikastetxea, MIK (sekolah bisnis) dan The Garaia Innovation Park. 

 

Peran Strategi Koperasi Karyawan Di Era Millenial 

Koperasi bagi generasi milenial mungkin bukan hal yang seksi. Padahal, koperasi masih eksis dan banyak produknya yang masih diminati baik oleh pangsa pasar dalam negeri maupun luar negeri. Namun, pada era digital ini koperasi memiliki sejumlah tantangan agar produknya dapat terus bersaing di era kekinian ini. Untuk itu, lembaga Kopkar harus mampu menerapkan beberapa strategi dalam era millenial ini, antara lain:

Pertama, Kopkar harus mampu menjadikan badan usaha yang seksi agar menarik bagi generasi milenial.

Kedua, Kopkar harus eksis dan memiliki banyak produk yang diminati baik oleh pangsa pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Ketiga, Kopkar harus mampu merubah  sejumlah tantangan menjadi peluang yang kreatif dan inovatif  agar produknya dapat terus bersaing di era kekinian ini.

Keempat, KopKar harus dijadikan badan usaha yang tidak lagi dianggap sebagai badan usaha alternatif, oleh karena itu keberadaannya harus menjadi solusi bagi  anggotanya dan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Kelima, KopKar harus  mampu menciptakan layanan yang lebih baik, cepat, mudah, dan proaktif yang dapat mewujudkan fungsi layanan usahanya dapat berjalan dengan baik.

Keenam,  selalu melaksanakan rapat anggota tepat waktu untuk,

Ketujuh, Kopkar harus memiliki usaha yang beragam bukan hanya usaha simpan pinjam dan usahanya disesuaikan dengan minat generasi millenial.

Kedelapan, mensejajarkan kualitas Pegawainya dengan pegawai bank, dosen, dan sebagainya sehingga sesuai dengan karakteristik generasi millenial.

Kesembilan, melaksanakan pendidikan dan pelatihan anggota.

(*Penulis adalah Ketua Umum IKPRI/FOTO ISTIMEWA)

Kategori
WACANA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar