Inovasi Usaha, GKPRI Aceh Launching Kantin Kopi

     Beberapa tahun belakangan GKPRI Provinsi Aceh terus melakukan inovasi usaha sebagai dampak penurunan performa usaha konvensional di hampir seluruh sektor perkoperasian.

     Sebelumnya, GKPRI juga menghelat usaha percetakan, toko elektronika, hingga hotel. Teranyar, mereka meluncurkan bisnis kantin koperasi, yang antara lain menyajikan menu andalan berupa racikan kopi Aceh yang sudah terkenal rasa dan aromanya. 

     Secara umum, meskipun sejumlah unit usaha belum mencapai performa terbaiknya, unit percetakan tetap bergairah dengan datangnya kepercayaan dari customer berbobot. "Bahkan, sejumlah bank besar di Aceh sudah menggunakan percetakan kita untuk mencetak buku bank sejak beberapa tahun lalu sampai sekarang," Papar Mahadi Bahtera, Ketua GKPRI Aceh, kepada WartaKoperasi, Senin (18/10).

     Unit toko elektronik yang terletak di jantung kota Banda Aceh tak jauh dari masjid ikonik Aceh Masjid Raya Baiturrahman, juga menjadi alternatif di kalangan pegawai negeri dan khalayak umum untuk belanja aneka produk elektronik.

     Hotel Koperasi yang dua tahun terakhir harus selalu  siap buka dan melayani pelanggan, masih bertahan di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif. Guna menutupi fixed cost dan operasionalnya, dengan setidaknya ketersediaan dana Rp 25 juta per bulan, belum termasuk membayar cicilan pinjaman penguatan modal dari induknya, IKPRI. Pengurus GKPRI tetap optimis pinjaman bisa dituntaskan dan bahkan profit bisa dituai.

img-1634531815.jpg

     Terbaru, GKPRI Aceh berinovasi dengan mengembangkan kantin kopi khas Aceh, yang terletak di kawasan elit perkantoran di Banda Aceh. Kopi lezat racikan kantin kopi dapat disesap kalangan pegawai dan pekerja disekitar kantor DPR Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, dan Bappeda Aceh.

     Dipaparkan Mahadi, area kantin kopi, sebelumnya hingga tiga tahun lalu masih jadi polimik terkait status pengelola. Padahal di samping berada di lokasi strategis, kapitalisasinya bernilai miliaran rupiah.

     "Alhamdulilah semua dapat teratasi sesuai harapan dan sudah ada kejelasan kepemilikan sertifikatnya. Meskipun kantinnya masih kecil, tapi ada semangat yang luar biasa karena nilai historisnya.Insya Allah akan kami secara profesional sehingga menjadi daya tarik bagi publik Aceh," pungkas Mahadi. Mari ngupi! (*) 

PRIONO


.

Kategori
DINAMIKA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar