Dari Office Boy Menjadi Pengusaha Waralaba Beromset Triliunan

Di balik sekotak olahan ayam goreng tepung garing dengan sambal bermerek dagang Rocket Chicken, ada cerita kegigihan dan perjuangan dari seorang anak manusia.

Namanya Nurul Atik. Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah (Jateng) ini merupakan owner dari Rocket Chicken. Sebelum menjadi pengusaha dengan gerai ratusan dan omset triliunan, Nurul, demikian ia disapa, dulunya berprofesi sebagai cleaning service atau office boy.

Nurul dulu menjadi office boy di gerai makanan cepat saji di Jalan Pemuda, Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Ia menjadi office boy karena ingin kuliah dengan biaya sendiri. Namun mimpi kuliah tinggal angan karena gaji sebagai office boy tidak mencukupi kala itu.

Karena Nurul rajin dan mau belajar hal baru, posisinya terus naik. Dari tukang cuci piring, tukang masak, kasir, supervisor, asisten manajer, dan manajer. 

Selama 10 tahun bekerja di restoran cepat saji, Nurul banyak belajar bisnis ayam goreng. Maka ketika posisinya sudah manajer, Nurul memilih keluar untuk memulai usaha sendiri. Tepatnya saat Indonesia mengalami krisis moneter pada 1998, Nurul memutuskan keluar.

Dari Royal Menjadi Rocket

Keluar dari pekerjaan, Nurul memutuskan berbisnis dengan temannya. Sayangnya, kongsi itu tak lama. Nurul memilih berbisnis sendiri dibantu kakaknya.

Maka Nurul memulai usaha ayam goreng Royal Chicken. Namun karena banyak masukan terkait nama Royal, akhirnya Nurul merubahnya menjadi Real Chicken.

Lagi-lagi nama Real Chicken mendapat protes. Nama Real Chicken kemudian menjadi Rocket Chicken. Berdirilah Rocket Chicken pada 21 Februari 2010 di Jalan Wolter Monginsidi Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Dua Tahun 100 Gerai

Agar pembeli mempunyai banyak pilihan, dalam menjual ayam goreng, Nurul membuat beragam paket makan mulai dari ayam goreng, nasi, chicken stick, dan es lemon tea. Harga bandrol saat itu Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu.

Dalam kurun waktu dua tahun gerai Rocket Chicken menjadi lebih dari 100 gerai. Dari 100 gerai itu, enam di antaranya milik Nurul. Dua gerai di Jateng, dua gerai lainnya di Jatim. Selebihnya milik mitra.

Enam gerai milik Nurul mempekerjakan 84 orang karyawan. Saat itu dari enam gerai, Nurul bisa menghasilkan omzet Rp 90 juta per bulan seperti dilansir rocketchicken.co.id.

Selain dari enam gerai, Nurul juga mendapat income dari biaya royalti yang harus dibayar mitra tiap bulan. 

Dari hasil kerja kerasnya, Nurul menerima Leader Market 2012 dari Menteri Perindustrian Republik Indonesia.

(Susan/foto : istimewa).

Kategori
WIRAUSAHA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar