Bisnis Home Decor yang Kian Naik Pamor

Bisnis home decor kini kian diminati. Diperlukan  kreativitas dan  kualitas agar bisnis home decor bisa tetap eksis di tengah makin ketatnya kompetitor di usaha sejenis.

Di tengah hari yang lumayan terik WK ada di depan rumah sekaligus toko alias dengan plang papan nama Stiletto.  Sayangnya, toko Stiletto tengah tutup. Nama Stiletto lumayan akrab di kalangan penulis buku indie dan warga yang kerap berburu aksesoris rumah melalui laman daring.

Era media sosial instagram mendorong orang semakin aware dengan penampilan rumah. Pasalnya, interior rumah yang apik bisa menjadi salah satu konten yang cukup digemari oleh pengguna instagram. Tingginya permintaan aksesoris membuat bisnis home decor kian subur. Stiletto menjadi salah satu pelaku bisnis di bidang home decor.

Stiletto  awalnya hanya bergerak di bidang jasa penerbitan buku. Namun sang pemilik bernama  Herlina Dewi melihat tren bisnis penerbitan buku dari tahun ke tahun kian menurun. Sementara kebutuhan hidup kian meningkat. 

Karena bisnis penerbitan buku semakin redup, Herlina memutuskan merambah ke bisnis aksesoris rumah. Ia membuat sarung bantal bertemakan buku. Di luar dugaan permintaan membludak. Dari sana Herlina mantap berbisnis home decor dengan nama Stiletto. 

“Banyak yang tertarik dan bahkan meminta saya untuk membuat desain lain juga, tidak hanya buku, seperti karpet bertuliskan Home Sweet Home atau hiasan dinding bermotif bunga-bunga,” tuturnya.

Dalam perjalanannya Stiletto bertransformasi menjadi toko online yang menjual buku dan aksesoris rumah di bawah bendera Stiletto Living. Bahkan kini sudah merambah ke perlengkapan bayi. Aksesoris rumah yang dijual Stiletto antara lain hiasan dinding, sajadah, sarung bantal kursi, rug, hiasan kayu, cover sofa, cover galon, standing planter.coffee table, storage, table runner, keset, glove, placemate. hingga serbet dan apron untuk memasak.

Harga bandrol untuk item barang yang dijual di Stiletto mulai dari Rp 25 ribu untuk serbet, glove Rp 40 ribu. Item lain yakni cover kulkas Rp 65 ribu, cover galon Rp 65 ribu, cover oven Rp 45 ribu, dan cover magic com Rp 45 ribu. 

Sedangkan tudung saji Rp 95 ribu. Rug atau karpet dengan bahan kain berlapis busa tipis dijual Rp 175 ribu. Untuk coffee table dipatok Rp 200 ribuan. Rak susun Rp 400 ribuan. Selain itu juga ada rak susun dengan harga bervariasi dari Rp 40 ribu hingga hampir Rp 200 ribu. 

Untuk menjalankan usahanya Herlina merekrut karyawan dari sekitar rumahnya yang berlokasi di Yogyakarta. Ada puluhan tetangga Herlina yang dipekerjakan di Stiletto. 

“Semua yang membantu saya di sini, mulai dari penjahit, tukang kayu, desainer, admin dan sebagainya, adalah tetangga-tetangga di sekitar rumah kami. Saya ingin memberdayakan yang terdekat terlebih dahulu,” terang Herlina.

Bukan hanya jumlah karyawan yang terus bertambah. Toko Stiletto offline pun terus berbenah. Toko yang berlokasi di Jalan Cempaka Baru, Condong Catur, Yogyakarta  telah direnovasi dengan konsep kekinian yang membuat pengunjung nyaman. Selain pertimbangan lain yakni instagramable bagi pengunjung  yang gandrung posting di media sosial.

 Meski tampilan toko offline sudah apik, Stiletto tetap gencar menjual aksesoris rumah dan perkakas rumah via online.  Produk-produk dari Stiletto dijual di sejumlah marketplace seperti tokopedia, lazada, bukalapak, blibli, shopee, dan dekoruma.


Produk Berbahan Kayu

Pelaku usaha lain di bidang home decor adalah Tomi Saputra pemilik My Pine Wood yang memulai bisnisnya pada akhir  mengaku tertarik di usaha home decor karena bisnis kafe dan rumah makan yang memerlukan aksesoris untuk interior kian menjamur.  

"Tiap tahun ada peningkatan permintaan. Dulu, saya tertarik terjun di bisnis ini karena melihat banyak kafe dan rumah makan. Daripada bisnis kafenya, mending menyediakan produk dekorasinya," terang Tomi. 

Hampir sama dengan Stiletto, My Phine Wood Working membuat aksesoris rumah berbahan kayu.Seperti rak dinding, hanger, nampan, paket meja dan kursi, tulisan hiasan dinding dan pot. Harga yang dibanderol beragam.

Produk pot bunga dibandrol dari Rp 25 ribu sampai Rp 250 ribu per buah. Nampan alias tray dipatok mulai Rp 75 ribu - Rp 350 ribu.  Rak dinding dengan varian harga mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1,7 juta.   Sedangkan poster tulisan hiasan dinding dan hanger harganya  Rp 30 ribu hingga  Rp 150 ribu. 

"Harga biasanya relatif, tergantung model, ukuran, warna dan bahan kayunya. Empat hal itu biasanya jadi patokan ditambah jumlah pembelian," terang Rio.

Dalam memproduksi aksesoris berbahan kayu Rio memilih kayu pinus atau limbah kayu pallet. Menurut dia kedua jenis kayu tersebut harganya relatif murah dan mudah didapat. Selain itu berat kayu juga terbilang ringan. Sedangkan jenis kayu lain seperti jati atau sonokeling, masa kayunya lebih berat. 

Selain memilih material kayu yang ringan, Rio juga  menggunakan bahan yang aman bagi kesehatan. "Untuk bahan cat dan lem, saya gunakan yang alami. Misal, cat yang saya gunakan berbahan dasar air (water based), jadi relatif aman untuk anak-anak dan orang dewasa. Saya tidak menggunakan tinner, karena beberapa tinner ada kandungan formalinnya." 

Rio mengaku bisa menjual 100 - 400 item dalam sebulan. Omset bisnis dalam sebulan bisa mencapai puluhan juta. Sedangkan konsumen berasal dari berbagai kota besar di Indonesia.

 "Konsumen saya banyak dari Jakarta dan Bandung, ada juga dari Surabaya, Malang, Bali, Sidoarjo, Jember, Sumatra bahkan pernah ada yang pesan dari Papua," terang Rio.  

Selain Rio, ada pelaku usaha lain di bidang home decor yang menggunakan bahan baku kayu seperti  Rari Radityari pemilik Wall Arrt Ku. Rari memilih menggunakan bahan baku kayu jati dan kayu MDF yang terbilang .  Karena menggunakan material kayu jati, harga yang dibandrol Rari lebih mahal. 

Pelaku usaha lain yakni Denis pemilik Kayon Living memilih menggunakan semua jenis kayu seperti kayu pinus atau pallet, kayu albasia, maupun jati. (Susan S/foto istimewa)

Kategori
WIRAUSAHA

Artikel Terkait

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar